Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Diary

Selamat Jalan Bapak Kumpul Harianto

5 Juli 2024   21:02 Diperbarui: 5 Juli 2024   21:23 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nurmala mengulangi pesan Zusmizawati dengan menambahkan, "Alamat rumah duka di mana ya?"

Siti Sumilah  menambahkan pesan yang serupa, dan Dr. Fardarita M.Pd, menulis, "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Turut berduka cita atas wafatnya Bapak Kumpul Harianto bin Ahmad Muso, orang tua dari Ibu Tri Winarsih. Semoga diterima amal ibadahnya, diampuni salah dan khilafnya, serta mendapat tempat yang mulia di sisi Allah SWT. Keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan keikhlasan. Aamiin YRA."

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Ucapan duka terus berdatangan dari Evi Ghozaly, Yulva Roza, dan Suindriyati. Setiap pesan dipenuhi doa dan harapan agar almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah, serta keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan.  

Papan bunga sebagai bentuk ungkapan bela sungkawa berdatangan, lalu diturunkan dipasang di jalan di sisi kanan dan seberang rumah. Diantaranya tampak kiriman bunga papan dari Universitas Lampung, Dinas Pendidikan Propinsi Lampung, MKKS SMP Propinsi Lampung dan HEPI UKD Lampung. 

Almarhum merupakan ayah dari Bapak Sugeng, Kakak dari Tri Winarsih. Bapak Sugeng P. Harianto berhasil meraih sukses dengan menjabat rektor Universitas Lampung (Unila) untuk periode kedua pada 2011-2015.  Almarhum adalah saya seorang guru. Guru SD golongan satu. Dia juga bertani sama seperti bapaknya. Almarhum memiliki sembilan anak, dia pernah jualan jagung. 

***

Jenazah almarhum telah dimandikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku antara lain dengan air yang bersih dan tempat yang layak untuk memandikan jenazah. Menggunakan sabun dan kain bersih. Dan dilaksanakan di tempat yang tertutup dan terlindung dari pandangan orang yang tidak berkepentingan. Usai dimandikan jenazah dikafani dengan menyiapkan kain kafan yang terdiri dari tiga lapis, kain kafan berwarna putih dan cukup untuk menutupi seluruh tubuh jenazah.

Lalu jenazah dibawa ke Masjid Jami KH. Ghalib Pringsewu yang berjarak 265 meter dari rumah. Jenazah diletakkan di dalam masjid, tak lama kemudian adzan jumat berkumandang prosesi shalat jumat berlangsung seperti biasa, hanya saja sebelum adzan petugas masjid telah menyampaikan informasi tentang wafatnya Bapak Kumpul Hariyanto. Bahkan petugas masjid mendeskripsikan dengan jelas posisi dimana beliau melaksanakan shalat berjamaah di masjid ini. 

Saat shalat jumat hujan turun. Usai shalat jumat, jenazah di depan imam dengan posisi kepala berada di sebelah kanan imam. Lebih dari 5 baris jamaah yang ikut menyolatkan, salah satunya tampak Bapak Supomo Kandar. Usai shalat jenazah dilanjutkan dengan doa, lalu mobil ambulan tiba, jenazah dibawa ke makam keluarga di Desa Wates Timur. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun