Salah satu caranya adalah dengan menjaga pola makan dengan mengurangi asupan protein hewani (daging merah) dan menggantikannya dengan protein nabati. Hal ini dipercaya dapat meredam gejolak nafsu seksual yang tidak terkendali. Kedua, aktivitas fisik dan mental harus dilatih dengan berbagai kegiatan positif seperti olah raga, diskusi dan berorganisasi.
Fakta tentang tidak adanya bahaya onani bagi kesehatan secara langsung jangan menjadikan kita terperangkap dengan aktivitas yang dapat melemahkan hidup seseorang ini. Onani atau masturbasi awalnya hanya coba-coba kemudian menjadi candu dan ketagihan.
Nah, pada tahap berikutnya jika seseorang masih belum siap lahir batin untuk menikah, maka bahaya mengintai adalah perbuatan seks bebas yang akan menghancurkan masa depan seseorang. Ingat, tidak ada satupun bukti jika pelaku seks bebas dapat eksis menjadi orang-orang sukses di bidangnya.
Malah justru, pelaku-pelaku seks bebas berakhir pada penderitaan dan penyesalan yang sangat mendalam. Keterpurukan secara ekonomi dan pengasingan dalam kehidupan sosial sangat mungkin dialami oleh orang-orang semacam itu meskipun mungkin meraka awalnya berangkat dari keluarga terhormat dalam strata sosial dan ekonomi.
Anak-anak muda harus banyak belajar pada kisah orang sukses yang mampu menahan diri dari hasrat sesaat untuk mendapatkan impian dan kepuasaan jangka panjang yang lebih baik. Mereka tidak mudah tergoda oleh gemerlapnya dunia dan lebih memilih untuk memperjuangkan prinsip, keyakinan dan cita-citanya.
Daripada melamun, bengong tidak jelas meratapi nasib jomblo tidak kunjung ketemu jodoh untuk menikah, lebih baik mulai belajar bisnis sejak dini sebagai bekal berumah tangga kelak. Bisnis tidak perlu muluk-muluk, bisa diawali dengan jualan via SMS, daripada pulsa SMS hanya digunakan tanpa tujuan jelas. Telah banyak bukti orang-orang sukses berawal dari efektivitas manajemen waktu.
Pengaruh sosial media
Diakui, seseorang yang melakukan onani (masturbasi) atau self-sex tersebut membutuhkan media atau lebih tepatnya adalah bahan lamunan untuk mengiringi aktivitas semacam itu. Karena tidak mungkin ada dorongan (hasrat) seksual tanpa ada rangsangan sebelumnya.
Jika dulu, materi lamunan bisa saja dimulai dengan mengintip orang mandi di sungai atau bahkan sekedar 'melirik' jemuran pakaian dalam tetangga. Akan tetapi, hal itu tidak berlaku kini di jaman teknologi informasi yang semakin canggih. Social media disebut memiliki peran penting dalam membentuk kebiasaan baru bagi penggunanya, termasuk aktivitas seksual.
Oleh karena itu, semua pihak didorong agar secara sadar menggunakan sosial media secara arif dan lebih bijak. Ber-internet sehat salah satunya dapat dimulai dengan berkomunitas dengan grup-grup yang membangun semangat, motivasi, berbagi ilmu pengetahuan dan wawasan baru.
Atau bahkan secara aktif menggunakan sosial media untuk berbisnis secara serius. Misalnya, cari uang halal di Yotube, aktif fb-an tidak hanya update status galau tapi juga dapat uang dari facebook, meski awalnya mungkin receh tapi jika diseriusi dapat mengantarkan kita pada strata sosial ekonomi lebih baik. Dan setidaknya, kita menjadikan internet sebagai ladang ibadah bukan justru maksiat.