Mohon tunggu...
Mr. Pantomath
Mr. Pantomath Mohon Tunggu... -

I, Me and Myself.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Instant Genius: Berkah, Musibah, atau Sains?

11 Agustus 2014   20:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:49 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal senada dialami oleh Tony Cicoria yang tersambar oleh petir disaat sedang menelpon di tahun 1994. Beliau merupakan seorang ahli bedah tulang yang sesaat setelah mengalami kejadian tersebut sempat menderita gangguan ingatan yang cukup berat selama beberapa minggu. Tak lama setelah ingatan nya kembali normal, beliau dapat melakukan kegiatannya sebagai ahli bedah tulang tanpa ada gangguan apapun pada kemampuan nya tersebut. Hanya 1 yang berbeda. Ya! Ketertarikan nya pada musik klasik yang sebelum nya tidak pernah ada kini menjadi sangat nyata. Cicoria kerap mendengar lantunan nada-nada klasik dalam kepala nya, bahkan pada saat tertidur. Hingga suatu saat Cicoria memutuskan untuk menuangkan nada-nada yang kerap didengarnya itu kedalam sebuah karya sebanyak 26 halaman berjudul Fantasia: The Lightning Sonata, Op 1. (Source)

Instant Intelligence Genius

Berbeda lagi dengan yang dialami oleh Jason Padgett, seorang pria asal Washington yang mengalami penyerangan oleh pihak lain dan sempat mendekam di rumah sakit. Padgett justru mengatakan bahwa serangan yang dialami nya itu merupakan "pemberian yang langka". Mengapa demikian? Karena sesaat setelah Padgett pulih dari luka-luka yang dialaminya berbagai gambar dan bentuk geometri selalu muncul dalam pikiran nya. Ketertarikan nya terhadap matematika dan fisika pun meningkat drastis, dan ia merasa lebih mudah mempelajari kedua mata pelajaran tersebut jauh dari sebelum ia mengalami serangan itu. Saat ini, mantan dropout D3 itu sedang menjalani kuliah bidang matematika dan telah menerbitkan sebuah buku populer yang menceritakan tentang dirinya. (Source)

Fenomena seperti ini ternyata memang nyata dan ada didekat kita. Dikenal dengan nama Acquired Savant Syndrome, merupakan sebuah fenomena yang terjadi dimana seseorang dapat dengan mendadak menunjukan tingkat kejeniusan dalam bidang tertentu sesaat setelah mengalami dementia (gangguan kejiwaan), benturan yang keras pada bagian kepala atau berbagai bentuk gangguan langsung pada otak mereka. Penemuan fenomena yang sangat tidak biasa ini lantas kembali meningkatkan anggapan bahwa mungkin didalam setiap diri manusia ada potensi-potensi tertentu - baik itu dalam bidang art maupun intelligence - yang belum tergali secara menyeluruh. Jika memang ada, lantas, adakah cara untuk mengaktifkan potensi-potensi tersebut tanpa harus membenturkan kepala kita terlebih dahulu?

The Genius Switch

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Richard Chi dan Allan Snyder, yang keduanya saat itu bekerja di Center of the Mind di University of Sydney, sempat menggunakan sebuah teknologi yang dinilai baru untuk mendapatkan berbagai bukti bahwa perubahan-perubahan tertentu pada otak dapat menyebabkan terjadinya fenomena Acquired Savant Syndrome. Dengan menggunakan transcranial Direct-Current Stimulation (tDCS), para peneliti ini menyebabkan beberapa fenomena yang menyerupai Acquired Savant Syndrome pada beberapa orang sukarelawan.

Tehnik tersebut diatas menghasilkan arus listrik bertentangan untuk mengurangi aktifitas pada bagian kiri otak yang berfungsi untuk mengkontrol sensory input, ingatan, kemampuan berbahasa dan berbagai fungsi lain dan meningkatkan aktifitas pada bagian otak kanan.

Para peneliti kemudian meminta para sukarelawan untuk menyelesaikan sebuah "9-titik" puzzle baik dengan maupun tanpa menggunakan tDCS. Tantangan puzzle tersebut pada dasarnya merupakan suatu pekerjaan yang sangat menuntut kreatifitas untuk mendapatkan solusinya dengan cara yang amat tidak konventional. Para sukarelawan harus dapat menghubungkan ke 9 titik yang tersusun dalam bentuk 3 titik dalam 3 kolom hanya dengan menggunakan 4 garis lurus tanpa harus mengangkat pena dari atas kertas. Tidak ada satupun dari para sukarelawan yang mampu menyelesaikan tantangan tersebut tanpa stimulasi tDCS.

Bahkan saat mereka diperintahkan untuk menyelesaikan tantangan tersebut dengan diberitahukan bahwa mereka telah di stimulasi menggunakan tDCS, padahal tidak. Untuk melakukan cek terhadap efek suggesti. Mereka tetap tidak dapat melakukan nya. Namun pada saat tDCS benar-benar digunakan. Lebih dari 40% atau sekitar 14 dari 33 sukarelawan mampu menyelesaikan nya.

Bagaimana bisa seseorang mampu melakukan performa jauh lebih baik hanya dalam waktu beberapa detik dan dengan menggunakan bantuan stimulasi terhadap otak mereka? Jawaban nya mudah. Yakni karena fenomena Acquired Savant Syndrome ini "mengetahui sesuatu" yang diproduksi secara langsung maupun tidak langsung oleh otak kita. Alonzo Clemons, seorang pakar pahat yang mampu menciptakan pahatan yang sangat mirip dengan gambar apapun yang dilihat nya hanya sekali - yang juga dipercaya sebagai salah seorang pengidap Acquired Savant Syndrome dari saat berusia 3 tahun - tidak pernah mendapatkan pelatihan formal dalam bidang seni, namun mengerti dengan naluri nya bagaimana membuat bentuk-bentuk tertentu dengan pahatan.

Penjelasan paling masuk akal atas munculnya sebuah kemampuan khusus secara tiba-tiba ditingkat jenius dalam fenomena Acquired Savant Syndrome ini adalah bahwa kita, manusia, pada dasarnya memang mewarisi segudang kemampuan dan ilmu pengetahuan. Seorang manusia tidak memulai dan menjalani hidup nya bagai lembaran kosong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun