Mohon tunggu...
Mpu Tigan
Mpu Tigan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Interpretasi Puisi Kontroversi Sukmawati

4 April 2018   23:50 Diperbarui: 5 April 2018   00:22 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum mengucapkan kalimat merendahkan hati supaya tidak menyinggung. Padahal bagian ini mulai kental akan penistaan agama, karena sekarang yang dicakup bukan "ukhti-ukhti" saja namun semua umat muslim dan benar-benar gamblang menunjuk Agama Islam bukan Budaya Arab dengan mencatut azan. Adzan dibandingkan dengan Kidung, padahal berbeda Adzan merupakan panggilan sholat sedangkan Kidung merupakan lagu atau syair. Sukmawati juga lebih prefersuara kidung daripada suara adzan. 

Pada kalimat 19-21, Sukmawati memberitahu bahwa Tarian Indonesia itu bagus, tulusnya tak kalah dengan ibadah. Gerakan-gerakannya merupakan rasa syukur kepada Tuhan.

21 Nafas doanya berpadu cipta

22 Helai demi helai benang tertenun

23 Lelehan demi lelehan damar mengalun

24 Canting menggores ayat ayat alam surgawi

Tidak hanya doa saja, Wanita Indonesia juga bekerja dan berkreasi.

25 Pandanglah Ibu Indonesia

26 Saat pandanganmu semakin pudar

27 Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu

28 Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun