Memang benar kata Wamen BUMN dan legislator Komisi VI DPR jika situasi perkomuteran dengan KRL saat ini sudah darurat. Bukan hanya Jabodetabek saja yang butuh tambahan armada KRL untuk menambal akan pensiunnya puluhan rangkaian KRL yang sudah usang. Jogja-Solo pun butuh tambahan KRL agar jadwalnya bisa diperbanyak, setidaknya agar jangan setiap satu jam sekali baru ada KRL. Kepadatan penumpang KRL juga memang sesuatu yang nyata yang sudah dirasakan sendiri oleh legislator Komisi VI DPR.
Kembali, penumpang KRL tidak membutuhkan janji. Penumpang KRL butuh jawabannya segera dari pemerintah terhadap keputusan impor KRL ini. Penumpang sudah butuh KRL-KRL tersebut, apalagi karena KRL yang diimpor memiliki stamformasi (SF) 12 gerbong yang kapasitasnya terbesar jika dibanding dengan dua stamformasi lainnya. Setidaknya keberadaan KRL-KRL yang akan diimpor tersebut dapat memperbaiki sedikit dari situasi yang terjadi saat ini.
Semoga semuanya segera menjadi jelas dan penumpang KRL dapat segera bernafas lega.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H