Aku akhirnya mengandung karena kebejatan orang itu, aku masih kecil dan aku tidak tahu kalau aku hamil, yang aku tahu ada yang tidak beres dengan tubuhku. Ibuku pun tidak tahu kalau aku sudah hamil selama  6 bulan, betapa hancurnya aku!!!. Kalian tahu rasanya seperti apa? rasanya aku mau mati dan rasanya duniaku runtuh. Aku sangat putus asa, Malu, Jijik dengan diriku, muak, marah dan merasa apa salahku, apa dosaku???aku adalah anak kecil, haruskah aku menanggung beban seberat ini??? aku masih mau tertawa-tawa gembira dengan teman-temanku, aku masih mauuu sekolahhhh yang tinggi, aku mau kuliahh biar jadi orang pintarrr dan berpendidikan, biar aku bisa mendapatkan kerja yang baik atau aku bisa berusaha agar hidupku dan ibuku tidak lagi miskin. Aku tidak mau jadi pelayan rumah makan seperti ibuku, aku mau punya pekerjaan yang baik, aku mau menaikkan derajat ibuku, aku ingin punya masa depan, sungguh aku putus asa dan tidak berdaya.
Untunglah majikan ibuku sangat baik dan mau mengurus aku, beliau lah yang menolong dan menjagaku ketika aku terpuruk dan hancur, beliau merawatku dengan penuh kasih sayang, membantu memulihkan mentalku, membangkitkan semangatku agar aku tidak malu untuk sekolah lagi. Beliau juga berjanji kepadaku jika nanti aku bisa sekolah lagi. Sungguh aku tidak bisa membalas kebaikannya.
Dan ternyata ibu itu menepati janjinya, dia membantuku sekolah dengan memindahkanku ke sekolah yang baru setelah aku melahirkan dan pulih dan ia pun merawat anak hasil kebejatan orang itu. Aku sampai sekarang tidak mempercayai soal anak itu. Membayangkannya saja adalah hal yang sangat aneh dan menyakitkan bagiku.
Aku akhirnya bisa sekolah lagi, aku akan menjalani hidup baru dengan normal selayaknya anak lain, karena kau harus bangkit, aku harus sekolah lagi, aku harus menggapai cita-citaku, aku tidak mau mengingat masa laluku, aku tidak mau marah kepada Tuhan karena memberikan nasib ini kepadaku.
Tapi ketika aku menerima rapor semester ganjil pada bulan Desember 2015, Aku "diperkosa" oleh kepala sekolahku, kenapa??? Kepala sekolah dengan keputusannya mengembalikanku ke orang tua alias memberhentikanku. Aku tidak boleh sekolah lagi, Dia sudah  "memperkosa" hak-hak ku untuk sekolah, ia sudah "memperkosa" masa depanku. Tiba -tiba aku tidak boleh bersekolah disana. Ibuku menangis mengatakan jika aku libur dulu sementara, aku menguping dan mendengar kasak-kusuk kalau aku ternyata dilarang lagi sekolah di sana. Tiba-tiba aku harus sibuk lagi bertemu kembali dengan orang-orang yang bertanya dan mengunjungiku saat aku diperkosa. Kata ibuku mereka orang-orang yang akan membantu aku. Dan akhirnya aku menangis, aku tanya ke majikan ibuku, mana janjinya katanya aku bisa sekolah dan mencapai cita-citaku? bagaimana aku bisa mencapai cita-cita jika aku tidak sekolah?
Aku dengar bapak-bapak dan pihak sekolah tidak mau aku sekolah lagi, katanya aku tidak boleh sekolah di Bintan, katanya aku adalah virus bagi teman-temanku yang lain.http://www.meredeka.com/peristiwa/meski-korban-perkosaan-kepsek-tetap-anggap--rm-jadi-aib-sekolah.html dan http://www.merdeka.com/peristiwa/kepala-sekolah-ketus-saat-ditanya -kasus-siswi-korban-pemerkosaan.html
Rasanya aku ingin teriak dan mengatakan" Teganya kalian mengatakan itu kepadaku, Aku korban pemerkosaan, Aku bukan anak nakal, Aku juga tidak mau ini menimpaku" tapi apa aku harus menyalahkan Tuhan? apa aku harus bunuh diri? apa di negara ini anak korban pemerkosaan seperti aku tidak boleh sekolllaaahh?? apakah anak seperti aku adalah sampah masyarakat????
Kalau begitu kenapa anak seusiaku yang dikeluarkan dari sekolah karena pergaulan bebas boleh sekolah lagi? aku dengar teman sekolahku yang dikeluarkan dari sekolah karena pergaulan bebas justru direkomendasikan pindah sekolah ke sekolah yang letaknya dekat dengan rumahnya.Kenapa aku yang korban pemerkosaan justru tidak direkomendasikan ke sekolah manapun? dan setelah protes dari keluargaku akhirnya aku direkomendasikan pindah ke sekolah lain, tapi kenapa aku direkomendasikan ke sekolah pelosok yang jauhnya 17 km dari rumahku? ke sekolah yang tidak ada transportasi umum, bagaimana transportasiku ke sana? ibuku harus bekerja, tidak ada yang mengantarkanku ke sana, apakah aku harus berjalan kaki ke sana dengan melewati jalan sepi dan hutan yang rawan dan menyeramkan? sementara ada sekolah yang dekat dengan tempat tinggalku tapi aku tidak boleh bersekolah di sini hanya karena aku adalah korban pemerkosaan?
Dimana hati nurani kalian, aku mau sekolah!!!, aku orang miskin yang tidak punya sopir untuk mengantarkan sekolah? Ibuku tidak punya uang untuk memindahkan aku ke jawa seperti yang kalian usulkan, kenapa aku harus kalian singkirkan seperti aku ini penyakit menular. Seharusnya jika aku tidak kalian perbolehkan sekolah, anak yang hamil karena pergaulan bebas dan anak lain di seluruh Indonesia yang hamil karena pergaulan bebas tidak boleh dan tidak layak untuk bersekolah di sekolah formal. Karena mereka tidak punya moral hamil sebelum menikah, tapi kenapa aku yang merupakan korban kejahatan kalian perlakukan seperti ini? Kalian anggap aib? Kalian pandang rendah?
Apakah kalian tidak punya anak perempuan? Apakah kalian tidak punya hati nurani? Bagaimana jika ini terjadi pada anak perempuan kalian? Sanggupkah kalian berkata seperti itu? Sanggupkah kalian menyingkirkannya dan mengatakan kepadanya jika kau tidak pantas lagi di  sekolah formal?
Aku kah yang merupakan aib bagi sekolah atau kalian wahai bapak kepala sekolah dan bapak kepala dinas pendidikan yang merupakan aib bagi dunia pendiidkan? kalian seharusnya membantu aku bangkit dan bisa menjalani hidup kembali tapi malah kalian yang membuat aku terpuruk, dimana hati nurani kalian? Kenapa kalian begitu benci kepada ku? Apa salah yang telah aku lakukan kepada kalian? Kenapa kalian pandang aku sehina dina itu?