Orang tua selalu merasa khawatir akan keselamatan dan kesejahteraan anak hingga mereka cenderung tidak memberikan ruang bagi anak untuk bereksperimen, mencoba hal baru, atau mengungkapkan pendapatnya.
Akibatnya, anak mungkin merasa tertekan dan tidak dipercaya. Kondisi ini pada akhirnya dapat memicu konflik, terutama saat anak menginjak usia remaja atau dewasa.
Baca Juga:Â 3 Tips Sederhana Menjaga Tulang Anak Tetap Kuat dan Sehat
3. Menghindarkan Anak dari Kegagalan
Orang tua yang menerapkan metode parenting overparenting sering kali berusaha mencegah anak mengalami kegagalan atau membuat kesalahan.
Meskipun tidak ada orang tua yang ingin melihat anaknya gagal, terlalu melindungi anak dari kesulitan dapat menghambat kemampuan anak untuk belajar dari pengalaman dan mengembangkan ketangguhan.
Anak menjadi tidak terbiasa menghadapi tantangan dan masalah secara mandiri.
4. Terlalu Memanjakan Anak
Ciri lain dari gaya parenting yang berlebihan ialah kecenderungan untuk terlalu memanjakan anak dengan segala kenyamanan yang dapat diberikan.
Orang tua mungkin melarang anak melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci piring, menyapu, atau memasak, dengan harapan anak fokus pada hal lain yang dianggap lebih penting.
Akibatnya, anak justru menjadi tidak terbiasa dengan tanggung jawab rumah tangga dan bisa kurang mandiri saat dewasa.
Bahkan kondisi tersebut dapat menjadikan anak takut mengemban tanggung jawab saat telah dewasa.