Mohon tunggu...
Buhairi Rifqa Moustafid
Buhairi Rifqa Moustafid Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Gadjah Mada

Passionate about the world of education, I grew up in a family of teachers and lecturers. I have had the opportunity to experience the teaching profession firsthand. I pursued my studies in Biotechnology at Gadjah Mada University (UGM) with the aspiration to contribute significantly to the fields of science and healthcare.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pola Asuh Overparenting: Kenali Ciri-cirinya dan Dampaknya pada Anak

1 Juli 2024   14:34 Diperbarui: 1 Juli 2024   14:36 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pola asuh iverparenting, ciri dan dampaknya (Freepik)

Orang tua selalu merasa khawatir akan keselamatan dan kesejahteraan anak hingga mereka cenderung tidak memberikan ruang bagi anak untuk bereksperimen, mencoba hal baru, atau mengungkapkan pendapatnya.

Akibatnya, anak mungkin merasa tertekan dan tidak dipercaya. Kondisi ini pada akhirnya dapat memicu konflik, terutama saat anak menginjak usia remaja atau dewasa.

Baca Juga: 3 Tips Sederhana Menjaga Tulang Anak Tetap Kuat dan Sehat

3. Menghindarkan Anak dari Kegagalan

Orang tua yang menerapkan metode parenting overparenting sering kali berusaha mencegah anak mengalami kegagalan atau membuat kesalahan.

Meskipun tidak ada orang tua yang ingin melihat anaknya gagal, terlalu melindungi anak dari kesulitan dapat menghambat kemampuan anak untuk belajar dari pengalaman dan mengembangkan ketangguhan.

Anak menjadi tidak terbiasa menghadapi tantangan dan masalah secara mandiri.

4. Terlalu Memanjakan Anak

Ciri lain dari gaya parenting yang berlebihan ialah kecenderungan untuk terlalu memanjakan anak dengan segala kenyamanan yang dapat diberikan.

Orang tua mungkin melarang anak melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci piring, menyapu, atau memasak, dengan harapan anak fokus pada hal lain yang dianggap lebih penting.

Akibatnya, anak justru menjadi tidak terbiasa dengan tanggung jawab rumah tangga dan bisa kurang mandiri saat dewasa.

Bahkan kondisi tersebut dapat menjadikan anak takut mengemban tanggung jawab saat telah dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun