Isu Lingkungan hidup dengan semakin memburuknya kondisi alam di bumi sangat menjadi perhatian penting bagi setiap masyarakat dunia. Pencemaran udara (Polusi) menjadi salah satu faktor besar terhadap kerusakan alam saat ini. Pencemaran Udara merupakan kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemar udara sendiri dapat di klasifikasikan menjadi dua macam, yaitu pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar Primer adalah pencemar yang di timbulkan langsung dari sumber pencemaran udara, sedangkan pencemar sekunder adalah pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. [caption id="" align="aligncenter" width="250" caption="pencemaran udara dari asap kendaraan"][/caption] Jenis bahan pencemar udara terdiri dari karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur dioksida (SO2), Karbon dioksida (CO2),  Ozon (O3), HydroCarbon (HC), dan sebagainya. Penggunaan kendaraan bermotor merupakan penyebab utama pencemaran udara, terutama di kota-kota besar. Dampak dari pencemaran udara itu sendiripun akan menimbulkan berbagai kerusakan alam seperti penipisan ozon, pemanasan global (Global Warming), serta menurunkan kesehatan dan mental anak-anak dan menimbulkan penyakit pernapasan, misalnya jantung, paru-paru dan tenggorokan. Salah satu solusi untuk mengurangi tingkat pencemaran udara adalah dengan menghemat energi yang digunakan dan mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. Seperti yang telah diketahui, rata-rata kendaraan bermotor (khususnya sepeda motor) masih banyak menggunakan sistem bahan bakar dengan teknologi karburator yang berfungsi mengkabutkan serta mencampur bahan bakar dengan udara agar terjadi campuran yang homogen, bukan heterogen. Namun, dengan adanya peraturan emisi gas yang lebih rendah, sistem karburator di rasa masih jauh dari standar, serta peggunaan bahan bakar yang kurang ekonomis  membuat sistem tersebut di nilai kurang efisien dan boros.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H