Mohon tunggu...
Moussaddeq P Yudhakarsa
Moussaddeq P Yudhakarsa Mohon Tunggu... -

Music, Writing, Travelling, Student of International-Relations

Selanjutnya

Tutup

Nature

Solusi Mengurangi Polusi

4 Februari 2012   15:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:04 1511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pencemaran udara dari asap kendaraan

Isu Lingkungan hidup dengan semakin memburuknya kondisi alam di bumi sangat menjadi perhatian penting bagi setiap masyarakat dunia. Pencemaran udara (Polusi) menjadi salah satu faktor besar terhadap kerusakan alam saat ini. Pencemaran Udara merupakan kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemar udara sendiri dapat di klasifikasikan menjadi dua macam, yaitu pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar Primer adalah pencemar yang di timbulkan langsung dari sumber pencemaran udara, sedangkan pencemar sekunder adalah pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. [caption id="" align="aligncenter" width="250" caption="pencemaran udara dari asap kendaraan"][/caption] Jenis bahan pencemar udara terdiri dari karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur dioksida (SO2), Karbon dioksida (CO2),  Ozon (O3), HydroCarbon (HC), dan sebagainya. Penggunaan kendaraan bermotor merupakan penyebab utama pencemaran udara, terutama di kota-kota besar. Dampak dari pencemaran udara itu sendiripun akan menimbulkan berbagai kerusakan alam seperti penipisan ozon, pemanasan global (Global Warming), serta menurunkan kesehatan dan mental anak-anak dan menimbulkan penyakit pernapasan, misalnya jantung, paru-paru dan tenggorokan. Salah satu solusi untuk mengurangi tingkat pencemaran udara adalah dengan menghemat energi yang digunakan dan mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. Seperti yang telah diketahui, rata-rata kendaraan bermotor (khususnya sepeda motor) masih banyak menggunakan sistem bahan bakar dengan teknologi karburator yang berfungsi mengkabutkan serta mencampur bahan bakar dengan udara agar terjadi campuran yang homogen, bukan heterogen. Namun, dengan adanya peraturan emisi gas yang lebih rendah, sistem karburator di rasa masih jauh dari standar, serta peggunaan bahan bakar yang kurang ekonomis  membuat sistem tersebut di nilai kurang efisien dan boros.

Untuk mengatasinya, dikembangkanlah suatu alternatif teknologi baru yang dapat memberikan proses pengkabutan yang lebih baik pada semua tingkat kecepatan. Teknologi dengan menggunakan injektor, suatu piranti dengan lubang kecil yang di aliri oleh bahan bakar bertekanan sehingga menhasilkan kabut atau spray. Sistem teknologi tersebut di namakan sistem bahan bakar injeksi (Fuel Injector). Sistem ini di temukan oleh Robert Bosch pada tahun 1922, yang berhasil merancang pompa injeksi untuk diesel putaran tinggi. Kemudian, pada tahun 1960 dan 1967 sistem injeksi di perbaharui oleh VW dengan sistem elektronika. Lalu, berkembanglah sampai saat ini kendaraan beroda empat (mobil) dengan menggunakan sistem EFI (electronic fuel injection). Untuk kendaraan beroda dua (sepeda motor) sendiri, sistem bahan bakar injeksi mulai bermunculan di pasaran pada tahun 2005 ke atas. Salah satunya adalah sepeda motor berjenis sport dengan sistem FI (fuel injector) yang dipasarkan secara publik oleh Yamaha, yaitu Yamaha V-ixion. Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang mampu menyuplai campuran gas lebih akurat membuat konsumsi bensin menjadi lebih irit dan efisien. [caption id="" align="aligncenter" width="377" caption="sistem injeksi"]
sistem injeksi
sistem injeksi
[/caption] Dengan CDI pintar bernama ECU (engine control unit), sistem injeksi mampu memberikan kualitas campuran bahan bakar minyak - udara dengan tepat. Teknologi injeksi mampu memberikan campuran bahan bakar minyak yang ideal mendekati stochiometric yaitu 15:1 (a/f ratio) pada setiap tingkat kecepatan. Sistem teknologi injeksi memiliki keuntungan akselerasi dan tenaga mesin yang sangat baik, konsumsi bahan bakar yang efisien dan emisi gas buang lebih ramah lingkungan (rendah), dimana hal ini tidak mampu diberikan oleh teknologi karburator. Sistem teknologi injeksi merupakan alternatif teknologi yang tepat sebagai suatu sistem pembakaran alat transportasi  yang hemat bbm, mudah perawatannya dan ramah lingkungan. Dengan adanya sistem ini pada kendaraan bermotor (terutama sepeda motor) yang terus meningkat setiap tahun,  merupakan suatu solusi yang baik dan tepat untuk menghemat energi dan mengurangi tingkat pencemaran udara di bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun