Mohon tunggu...
Moshrefa Siti
Moshrefa Siti Mohon Tunggu... Pengajar dan Owner Madumongso Pelangi Rizqy -

Berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen || Secangkir Kopi

6 Maret 2019   04:54 Diperbarui: 6 Maret 2019   11:28 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : KompasLifestyle.Com

Annisa hanya diam seribu bahasa, mengharap penjelasan dan kata maaf keluar dari mulut suaminya. Sambil menuangkan kopi pada cangkir annisa bergumam sendiri "jika aku tahu cintamu sepahit ini, aku gak akan memberi gula pada kopimu biar kamu tahu aslinya rasa kopi seperti aslinya kepribadianmu". Kenapa dek? Tanya si fajar."Gak apa-apa mas, ini kopinya".

Suasana romantic kencan berdua yang dibayangkan annisa berubah menjadi canggung dan penuh kekakuan. "Mas aku mau pulang dulu." Fajar tak menghentikan niat annisa untuk pulang. Dia hanya diam dan diam. Melihat diamnya fajar membuat annisa semakin geram.  Annisa pulang tanpa permisi ataupun cium tangan seperti yang biasa ia lakukan ketika hendak pergi.

Di tengah jalan, air mata annisa bercucuran tak mampu lagi terbendung. Demi orang tuanya apapun yang terjadi annisa tak pernah meminta cerai pada suaminya. Ia hanya Kecewa, hancur dan sakit yang tersisa. Luka itu terpatri membeku yang akhirnya menjadi dendam dan merubah kepribadian annisa. 

Dia yang awalnya sangat menjaga pergaulan terutama dengan lawan jenis, kini annisa berubah menjadi perempuan yang lebih berani pada siapapun tak terkecuali pada laki-laki. Ia tak memperdulikan omongan orang terkait perubahannya. Yang dia cari hanya rasa nyaman dan kesenangan, dia berpikir ngapain menjaga diri sekuat tenaga kalau suaminya saja berbuat curang di belakangnya.

Suatu ketika hp annisa tergeletak di meja ruang tamu, hp berdering dengan kencangnya namun suara kran di dapur membuat annisa tak mendengar. fajar kebetulan lewat dan melihat panggilannya, di situ tertera nama hendra sedang memanggil. 

Dalam otak fajar penuh tanda tanya "siapa hendra?" dia biarkan saja suarapanggilan itu, namun setelah panggilan berhenti masuklah sebuah pesan yang tertera atas nama hendra juga. fajar semakin penasaran dan akhirnya dibukalah pesan dari si hendra "dek jangan lupa makan, mag kamu nanti kambuh lagi lhooo. Jam satu nanti jalan-jalan yuk mumpung aku lagi free gak ada kerjaan." 

Fajar benar-benar sadar kalau istrinya kini bukanlah annisa yang dulu. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena dia ingat bagaimana annisa saat mengetahui dirinya berselingkuh annisa hanya diam dan tak marah. Bagaimanapun juga, fajar dalam hatinya merasa tidak terima dengan sikap annisa. 

Fajar ke dapur dan memperlihatkan pesan dari laki-laki yang bernama hendra. "Dek hendra itu siapa?" sambil menarik tangan annisa yang sedang mencuci piring. Dengan santai annisa menjawab " Dia orang yang memperhatikanku dan peduli pada perasaanku. Bukan lak-laki seperti kamu yang hanya mempermainkan perasaannku.padahal kamu tahu bagaimana pengorbananku.  Aku rela tidak mengejar karierku, aku rela tinggal di sini bersamamu tidak memilih tinggal di rumah yang di buatkan orang tuaku, bahkan aku rela menjadi pengasuh ibumu yang saki-sakitan. Tapi kenpa kamu hianati aku?" 

Dengan muka murka dan nada bicara yang takter kontrol lagi akhirnya fajar hanya bisa diam dan bilang satu kata "Maaf.." sambil meneteskan air mata fajar mengucap kata maaf pada annisa. 

"Dek semua belum terlambat, ayo kita mulai semua dari awal. Baiklah aku mengaku kalau aku salah, dan keadaan seperti ini tidak bisa dibiarkan. Aku ingin kita buka lembaran baru dengan saling memaafkan, bismillah kita buat komitmen kalau kita akan saling menjaga perasaan dan harga diri kita demi anak-anak kita kelak, demi masa depan kita kelak. Karena tak akan ada kebahagiaan yang haqiqi kecuali jika kita taat pada apa yang Tuhan perintahkan. 

Fajar meraih lembut ke dua tangan annisa dan diciumnya. Annisa pun tak kuat menahan bahagia, dengan berlinangan air mata dia memeluk fajar erat sembari dalamhatinya tak henti-hentinya bersyukur kini suaminya telah kembali. Hendra sendiri sebenarnya bukanlah selingkuhannya annisa. Dia hanya kakak tingkat waktu kuliah dulu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun