Alkisah di kerajaan Swisgermania hiduplah seorang putri yang cantik jelita. Karena usia sang Putri Cantik sudah cukup umur, sang Raja pun mengadakan sayembara. Barang siapa yang mampu memenuhi permintaan sang putri akan dinikahkan dengannya.
“Selama ini aku selalu tinggal di istana dan tidak pernah melihat dunia luar. Siapa yang mampu mebawaku ke tempat yang paling indah akan memenangkan sayembara.” Begitu kata sang Putri Cantik.
Tersebutlah dua orang sahabat yang berniat mengkuti sayembara tersebut. Pemuda pertama bernama Cinta dan yang seorang lagi bernama Tekhnologi. Cinta berkelana menyusuri setiap jengkal kerajaan guna mencari tempat yang terindah diseantero kerajaan. Sementara Tekhnologi sibuk mengurung diri di dalam bengkelnya, tidak pernah terdengar kabarnya. Enam bulan kemudian mereka berdua telah selesai dengan persiapan masing-masing dan pergilah mereka menghadap sang Raja.
“Yang mulia, kami berdua berniat mengikuti sayembara.” Kata mereka sambil berlutut di hadapan paduka Raja.
“Baiklah.” Jawab sang Raja, “Siapa diantara kalian yang dipilih oleh putriku akan kujadikan menantu dan kelak akan menjadi raja yang baru setelah aku tiada.”
Giliran pertama diberikan kepada Cinta. Dibawanya Putri Cantik ke sebuah pantai di sisi barat kerajaan. Ditunjukkannya hamparan pasir putih nan luas yang berbatasan dengan samudera biru yang tak berujung.
Putri Cantik sangat terpesona dengan keindahan tempat yang ditunjukkan kepadanya oleh Cinta.
Butiran pasir lembut yang menarik di telapak kaki.
Semilir angin yang berhembus.
Suara dentuman ombak yang menderu.
Indahnya matahari kala terbenam.
Dan samudera bintang tak bertepi di angkasa saat malam tiba.
Seminggu kemudian tiba giliran Tekhnologi.
Dia datang ke istana menaiki kereta aneh bertuliskan ‘Wing Cruiser Alpha Mk III’. Sang Putri heran melihat kereta yang tidak ditarik oleh kuda ini. Bentuknya panjang dengan dua rongga berisikan tempat duduk, terdapat sebuah papan panjang di tiap sisinya, sepasang sirip di belakang kereta, dan sebuah kincir angin di bagian depan. Setelah mereka duduk dan memasang berbagai peralatan pengaman, mulailah kereta aneh tadi bergerak.
Perlahan, perlahan, semakin cepat, semakin cepat, lepas dari permukaan tanah, semakin tinggi, lebih tinggi dari atap rumah, lebih tinggi dari menara istana, sangat tinggi hingga menyentuh awan.
Mereka terbang sangat tinggi atap langit hanya tinggal sejengkal dari kepala mereka. Putri Cantik terkagum dan takjub. Bahwa Seluruh kerajaan dari ujung timur sampai ujuing barat bisa terlihat dari atas sana. Dan bahwa awan itu tidaklah empuk dan lembut melainkan basah.
Setelah kedua calon tersebut selesai menunjukkan tempat terindahnya mereka diperintahkan menunggu hingga ada keputusan dari sang Putri Cantik.
Satu hari.
Tiga hari.
Dua minggu.
Setelah satu bulan empat hari, datanglah seorang pembawa pesan dari istana.
“Paduka Putri Cantik telah memutuskan. Yang Mulia akan menikah dengan Pangeran Kerajaan Seberang yang ditemuinya di pesta dansa kemarin karena sang Pangeran tersebut kaya, tampan, kaya, mobilnya bagus, kaya, jago main gitar, dan kaya. Sekian pesan dari Yang Mulia Putri Cantik.”
Akhirnya Putri Cantik pun menikah dengan Pangeran Kerajaan Seberang yang kaya, tampan, kaya, mobilnya bagus, kaya, jago main gitar, dan kaya. Kerajaan Swisgermania menjadi kerajaan yang sejahtera, rakyatnya adil makmur sentosa, dan berdua mereka hidup bahagia selamanya.
Happy Ending~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H