Puisi Musim Dingin
Salju putih turun menyelimuti bumi dengan kehangatanDekapan sang malam membawa cahaya ke dunia
Indahnya matamu, manisnya senyummu
Bisikan lembut kata-kata cintamu
Tak kita hiraukan mereka, yang tertawa, menari, bercanda
Yang ada hanyalah kita
Aku, kamu dan nada
Alunan lembut suara biola di kamar itu
Puisi Musim Semi
Perpisahan ini hanyalah sementaraBentangan kilometer tak lebih dari sekedar besaran tanpa makna
Kutitipkan rinduku pada gelombang yang terbang bersama angin
Menghembuskan wangi bunga-bunga
Dan menari bersama burung-burung yang bercerita
Bernyanyi tentang kita
Aku, kamu dan nada
Alunan lembut suara biola di kamar itu
Puisi Musim Panas
Dinginnya sinar mentari melelehkan salju yang menyelimuti bumiMembakar ragaku
Membekukan jiwaku
Membawa kegelapan
Takkan lagi ku percaya pada cinta
Takkan lagi ke percaya pada kita
Aku, kamu dan nada
Alunan lembut suara biola di kamar itu
Disclaimer: Puisi ini bukanlah merupakan suatu penggambaran pengalaman pribadi seorang mahasiswa sewaktu sedang menjalankan internship selama enam bulan di negara Jerman. Bila terjadi kesamaan kejadian, tempat, waktu, profesi dan instrumen musik, itu bukanlah suatu kebetulan karena segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang kebetulan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H