Seperti saya katakan di atas, alasan utama perayaan Natal (Christmas) adalah kelahiran Yesus Kristus. Tidak ada perayaan Natal kalau Yesus tidak pernah lahir. Tetapi pada saat ini, banyak orang merayakan "christmas" tetapi tanpa Yesus, tanpa Kristus.
Yang saya lihat di Hong Kong; orang merayakan Christmas dengan pesta, dengan berbelanja, dengan memberi hadiah yang mahal-mahal, dengan berlibur, dll. Tetapi lupa kepada hakikat yang mendasar. Mereka melupakan Tuhan. Bahkan pada beberapa toko, mereka mengganti slogan "Merry Christmas" dengan "Happy Holiday", atau "Sesaon Greeting". Mereka lupa, mengapa ada perayaan ini, mengapa ada lilin, mengapa ada malaikat. Karena ingatan mereka telah dicuri.
Maka muncullah perayaan CHRISTMAS tetapi tidak ada CHRIST-nya. Mereka melakukannya sebagai sebuah ritual. Ritual tahuhan, bahwa pada pertengahan bulan November hingga awal Januari, tiap rumah, toko, sekolah, harus dihias dengan bunga-bunga berdaun hijau dan merah, dekorasi dengan lampu kerlap-kerlip, ada juga aksesoris kakek tua berjenggot panjang mengendarai kereta yang ditarik rusa. Tetapi tidak tahu, mengapa melakukan itu.
Kisah ini seperti sebuah keluarga yang merayakan pesta ulang tahun anaknya yang ke-3. Mereka mengadakan perayaan ulang tahun itu di sebuah restoran. Acaranya sangat meriah dengan berbagai atraksi. Pada akhir acara banyak orang bertanya, "di manakah yang sedang dirayakan ulang tahunnya?"
Orangtuanya menjawab, "Dia kami tinggal di rumah. Karena kalau diajak ke sini nanti akan menggangu, akan rewel dan merepotkan sekali, yang akan membuat pesta kita menjadi kurang meriah."
Ini hanya sebuah cerita, tetapi bisa menggambarkan kondisi orang-orang yang sedang merayakan Natal tetapi melupakan Yesus Kristus.
PENUTUP
Tanggal dan waktu perayaan Natal masih beberapa hari lagi. Masih ada kesempatan untuk sadar dan tidak tertipu. Mengenakan atribut sinterklas TIDAK SAMA dengan merayakan Natal. Menghias rumah dengan aksesori pohon cemara bukanlah cerminan perayaan Natal.
Merayakan Natal yang benar tentunya menyambut kedatangan Yesus. Untuk bisa merayakannya maka harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Persiapannya bukan soal pakaian bagus, pesta meriah, tetapi hati yang bersih dan tulus.
Ada lagu sederhana yang mungkin bisa mengingatkan kita kembali akan makna Natal yang sesungguhnya, dan bagaimana semesttinya merayakan Natal. Lagu tersebut berjudul Happy B'day Jesus.
Happy birthday Jesus / I'm so glad it's Christmas / All the tinsel and lights / And the presents are nice / but the real gift is YOU