Mohon tunggu...
Marihot Simamora
Marihot Simamora Mohon Tunggu... -

Wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Lima Hari "Disandera" si Raja Kretek

17 Juli 2018   16:34 Diperbarui: 18 Juli 2018   14:32 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kopi Joss sudah menjadi minuman khas kota gudeg. Meskipun kopi seperti ini ada juga di daerah lain Indonesia. Penyajiannya membuat alis mata naik. Setelah bubuk kopi diseduh air mendidih, lalu sepotong arang yang sedang membara diambil dari tungku dan langsung dicelupkan ke dalam gelasnya. Sesaat itu juga terjadi reaksi, muncul kepulan asap, letupan dan gelembung kecil hingga bara arangnya padam. Kopi pun siap disajikan.

Para penikmat kopi ini meyakini bara arang akan menjadi karbon aktif yang menyerap racun di dalam tubuh peminumnya, lalu dibuang melalui saluran pencernaan. Katanya kopi ini juga berkhasiat mengobati perut kembung, panas dalam dan masuk angin.

"Tapi arangnya tidak bisa dari semua kayu. Ada namanya kayu sambi. Kalau pakai kayu lain itu rasanya jadi gak enak," jawab si Mas baristanya.

Diseruput rasanya nikmat. Aroma kopinya tidak berubah. Bolehlah tambah segelas lagi. Tapi ingat kumur-kumur pakai air putih, siapa tahu ada serbuk arang yang menempel di gigi. Suasana malam itu bikin betah duduk hingga jam kecil. Ditemani alunan lagu-lagu lawas yang dimainkan musisi jalanan. Malioboro memang joss!

* Hari Ketiga

Keesokan harinya sekitar pukul 10.00 WIB tiba di Candi Borobudur, Jalan Badrawati, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Letaknya sekitar 50 km ke arah utara Kota Yogyakarta. Jujur saja, ini juga kesempatan pertamaku ke Borobudur. Candi Buddha terbesar di dunia tersebut ditetapkan UNESCO sebagai situs cagar budaya keajaiban dunia pada tahun 1991.

Sekilas, catatan sejarah menyebutkan Borobudur selesai dibangun pada abad ke-8 Masehi di masa kejayaan wangsa Syailendra. Sempat ditinggalkan pada abad ke-14, hingga ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh seorang bangsawan Inggris Sir Thomas Stamford Raffles.

dokpri
dokpri
Candi ini memiliki ribuan panel relief di dinding piramida berundak yang disusun dari batu-batu andesit yang saling mengunci. Diantaranya relief Buddha. Terdapat pula ratusan arca Buddha dan puluhan stupa. Stupa terbesar terletak di tengah yang menjadi mahkota dari candi pemujaan kemuliaan Buddha. Setiap bagian dari Borobudur mengandung makna religi yang suci.

Rasanya tidak cukup kata untuk menggambarkan kekaguman akan arsitektur candi seajaib ini. Borobudur yang spektakuler memang patut dilestarikan hingga seribu tahun lagi.

* Menaklukkan Sungai Elo

Puas menapaki sudut-sudut Candi Borobudur selama dua jam. Selanjutnya seru-seruan di Sungai Elo. Waktu tempuh bus ke sana hanya 30 menit. Tiba di basecamp CitrElo Rafting, salah satu dari puluhan operator arung jeram yang ada di Magelang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun