Mohon tunggu...
Icompass
Icompass Mohon Tunggu... -

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apakah Jokowi/Ahok Penyebar Isu SARA?

5 September 2012   09:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:53 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selesai sudah sanggahan saya terhadap Bung AS dan Bung GL. Sebagai penutup saya ingin berbicara mengenai kompetisi. Tujuan kompetisi adalah untuk memperoleh yang terbaik di antara yang baik. Seperti dalam Olimpiade yang baru saja berlangsung di UK, tiap kali ada olimpiade akan ada orang2 yang memecahkan rekor atlet2 pendahulunya. Hal ini bisa terjadi karena tiap2 atlet berlatih sebaik baiknya untuk mengalahkan kompetitor lainnya dan juga kalau bisa untuk memecahkan rekor pemecah rekor pendahulunya. Hal ini sama dengan pilkada DKI yang memilih pemimpin yang terbaik. Gubernur terpilih akan menjadi standard untuk calon gubernur berikutnya, dengan begitu dalam pilkada selanjutnya hanya calon2 yang benar2 baik yang akan maju untuk berkompetisi. Dengan mekanisme seperti ini diharapkan dari periode ke periode, kita akan mendapatkan orang2 yang semakin baik. Tetapi beda olimpiade dengan pilkada ini adalah penentu baik/buruknya atlit/calon kada. Dalam olimpiade penentunya adalah atlit itu sendiri, sehingga atlit yang terbaik akan selalu menang. Sedangkan dalam pilkada, penentunya adalah rakyat, jadi calon yang terbaik belum tentu terpilih kalau rakyat tidak memilihnya. Adapun kriteria yang dipakai oleh rakyat untuk memilih adalah sbb(saya ambil dari exit poll LSI):

1. Citra calon (kemampuan, kerakyatan, transparansi, kejujuran)
2. Partai/ideologi pengusung calon
3. Agama calon
4. Etnis calon
5. Gender calon

Apa yang menjadi kriteria yang banyak dipakai rakyat untuk memilih menentukan calon masa depan macam apa yang nantinya akan muncul. Bila kriteria nomor 2(atau 3/4/5) ternyata adalah kriteria yang laku, maka calon yang akan datang akan mencitrakan dirinya atau berkompetisi di kriteria itu. Pada akhirnya calon pemimpin masa depan akan lebih konsentrasi untuk berkompetisi di kriteria2 yang laris dipilih rakyat, jadi rakyat akan menjadi penentu kriteria mana yang layak untuk dikompetisikan oleh calon2 pemimpin.

Semoga pelaksanaan demokrasi di Indonesia makin etis, sportif, rasional, dan beradab.

Semoga putaran dua nanti berjalan dengan aman.

Siapapun pemenangnya harap kerja yang bener, dan harap diterima oleh pihak yang kalah dan simpatisannya dengan sportif.

Referensi:

http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta

http://www.surveysystem.com/sscalc.htm#one

http://www.lsi.or.id/riset/421/LSI_Quick_Count_DKI_JKT

Fenomena Ahok Part 3 (http://www.youtube.com/watch?v=AItJ74SzAV4&feature=channel&list=UL)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun