Mohon tunggu...
Asmiathy Latief
Asmiathy Latief Mohon Tunggu... -

tertarik untuk menulis... butuh saran, masukan dan dukungan dari semua pihak

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Negeriku Kini

27 Agustus 2014   02:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:27 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sungguh malang nasibmu wahai negeriku

Adu domba meraja lela

Provokasi tersebar rata

Kebencian dan rasa dendam menjadi momok yang memuakkan

Kaum borjuis melenggak lenggok

Kaum hedonis berpesta pora

Dan kaum miskin bangga akan kemiskinannya

Sungguh malang nasibmu wahai bangsaku

Kaum intelek tak lebih dari provokator

Kaum agamis berjiwa kotor

Politisi hanyalah seorang koruptor

Masyarakat sibuk menjadi komentator

Negara menjadi rumah para kontraktor

Sungguh malang nasibmu wahai negaraku

Harga nyawa tak lebih dari seribu perak

Harga barang semakin menjerat

Makanan tak lain adalah boraks

Sang pemimpin hanya bisa bersuara serak

Dan simpatisanpun bersorak-sorak

Alangkah malang nasibmu wahai bangsaku

Sibuk menyalurkan bantuan untuk palestina

Sementara bangsa sendiri hina dina

Sibuk menghujat negara Israil

Sementara negeri sendiri penuh rumah bordil

Alangkah malang nasibmu wahai negeriku

Koyak dan tercabik oleh bangsamu sendiri

Rapuh karena provokasi

Dipenuhi jiwa-jiwa kerdil berhati mini

Menjadikan persatuan hanyalah ilusi

Alangkah malang nasibmu wahai negeriku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun