Mohon tunggu...
Titin Wijayanti
Titin Wijayanti Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa D4 Pengobat Tradisional Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Fenomena Korean Wave/Hallyu terhadap Semangat Nasionalisme Berlandasakan Pancasila di Kalangan Remaja Indonesia

4 Juni 2022   22:26 Diperbarui: 7 Juni 2022   19:28 4149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masuknya Kpop di Indonesia juga menyebabkan banyak remaja yang meniru gaya-gaya idol Korea seperti cara mereka berpakaian. Remaja-remaja tersebut cenderung mengikuti gaya-gaya dan penampilan orang Korea Selatan. Namun hal tersebut tidaklah pantas untuk digunakan di Indonesia, karena budaya berpakaian orang Indonesia yang bisa dibilang sopan dan santun tidak seperti cara berpakaian orang Korea yang lebih terbuka karena perbedaan budaya.

Remaja Indonesia yang menggemari Kpop rata-rata masih berusia belasan tahun atau masih pelajar. Jadi jika dilihat dari segi usia seharusnya mereka belum pantas untuk menonton video musik Kpop atau drama secara berlebihan apa lagi hingga mereka melupakan kewajibannya untuk menuntut ilmu sebagai pelajar. Jika setiap hari kita secara terus-menerus lebih aktif di media sosial untuk mencari kabar terbaru tentang idolanya maka secara perlahan hal itu dapat mempengaruhi konsentrasi dan minat belajar yang berangsur-angsur dapat berkurang.

C. Tantangan Pancasila Sebagai Dasar Negara dalam Menghadapi Globalisasi dan Fenomena Hallyu

Pancasila merupakan sumber pedoman, inspirasi, motivasi, berperilaku sekaligus standar pembenarannya. Dengan begitu perilaku bangsa Indonesia, kebiasaan, aktivitas dan semuanya mencerminkan nilai-nilai pancasila (Untari, 2012: 22). Tantangan terbesar Bangsa terhadap dunia global ini ialah nilai-nilai kebangsaan yang mulai luntur. Hal ini disebabkan karena meningginya budaya asing yang masuk. Sementara itu, dalam pelaksanaanya, tidak terdapat filtrasi yang bisa memisahkan antara budaya mana yang baik dan kurang baik untuk diterapkan. Sehingga, dalam penerapannya, diharapkan Pancasila bertindak sebagai penyaring dan mampu menjauhkan anak bangsa dari hal-hal buruk yang bersumber dari globalisasi.

Fenomena Hallyu di Indonesia telah banyak mempengaruhi masyarakat negeri ini. Para penggemar bintang-bintang Hallyu mulai mengadaptasi gaya berbusana, mode rambut, make-up hingga melakukan operasi plastik agar mirip dengan idolanya. Selain itu, mereka juga mendekorasi handphone, notebooks serta ruangan mereka dengan poster-poster dan foto bintang-bintang Hallyu, bahkan sebagian besar dari penggemar tersebut berusaha untuk dapat fasih berbicara Korea. Hal ini tidak akan menjadi masalah selagi masyarakat mengetahui juga apa kewajiban mereka sebagai warga negara Indonesia dan tetap bangga menjadi warga negara Indonesia.

D. Langkah Tepat dalam Menyikapi Fenomena Hallyu/Korean Wave

  • Dengan menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap negara sendiri, misalnya dengan mencintai produk asli dalam negeri dan tidak terlalu berlebihan mencintai produk luar negeri. 
  • Tetap melestarikan budaya Indonesia, dengan begitu para generasi muda akan mengenal budaya-budaya lokal sehingga perlahan mereka akan menolak keberadaan budaya baru dari luar yang mengancam kebudayaan asli Indonesia yang mengajarkan hal baik.
  • Orang tua seharusnya tetap memantau kegiatan anak-anaknya, terutama anak yang masih dibawah umur atau masih pelajar untuk tidak terlalu berfokus kepada kesukaannya terhadap Kpop dan lebih fokus kepada pendidikan agar prestasinya di sekolah tidak terganggu bahkan sampai menurun.
  • Rajin menabung dan belajar hidup hemat, kita sebaiknya mampu membagi antara kebutuhan dan keinginan sehingga kita akhirnya bisa mengetahui yang mana prioritas dan mendesak untuk dibelanjakan sedangkan yang lain sebenarnya bukan hal yang penting dan dibutuhkan pada saat itu. Kita bisa menghindari membeli album, Photocard, tiket konser, maupun merchandise K-Pop yang memiliki harga mahal dan sebenarnya bukan termasuk kebutuhan.
  • Menjadikannya sebagai inspirasi dan semangat untuk ikut sukses seperti mereka. Tentunya kesuksesan yang dirasakan oleh idol Korea saat ini tidaklah diperoleh secara instan, melainkan melalui proses panjang dan latihan terus-menerus, karena itu kita dapat meniru keuletan mereka dan menjadi turut semangat dan pantang menyerah dalam meraih sesuatu.  

Referensi:

Adi, Galuh Kinanthi Harhayyu. (2019). “KOREAN WAVE (Studi Tentang Pengaruh Budaya Korea Pada Penggemar K-Pop di Semarang)”, Semarang: Skripsi Prodi. Antropologi Sosial Universitas Diponegoro.

Asmaroini, Ambiro Puji. (2017). “Menjaga Eksistensi Pancasila dan Penerapannya bagi Masyarakat di Era Globalisasi”. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 2, Januari 2017.

Fiolhita, Monique. (2020). “Peranan Audiovisual dalam Fenomena Hallyu Sebagai Budaya dan  Gaya Hidup Remaja di Jakarta”. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Vol 22, No. 2, Desember 2020, hal 184-201.

June,  S.,  &  Dukut,  E.  M.  (2012).  THE POPULARITY OF  KOREAN MUSIC (K- POP)  AMONG  PERANAKAN  CmNESE UNDERGRADUATE  STUDENTS  OF SOEGIJAPRANATA  CATHOLIC UNIVERSITY. Celt: A Journal of Culture, English  Language  Teaching  & Literature, 12(2), 193-204.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun