Mohon tunggu...
Monika Yulando Putri
Monika Yulando Putri Mohon Tunggu... Akuntan - Analis. Blogger. Traveler

Pecinta buku, pengamat media sosial dan penghobi jalan-jalan. Bisa juga dikunjungi di www.monilando.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Indonesia Sehat, Indonesia Bebas Stunting

8 Agustus 2019   17:14 Diperbarui: 8 Agustus 2019   17:23 1307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa pencegahan stunting dimulai dari 1.000 HPK? Karena 1.000 HPK adalah masa terpenting bagi anak untuk menentukan kesehatan dan kecerdasannya.

Oleh karena itu, penyebab stunting erat kaitannya dengan kondisi yang dialami anak pada 1.000 HPK. WHO dalam publikasi terbaru berjudul "Reducing Stunting in Children" (2018) menjabarkan bahwa anak yang lahir dari ibu yang berpendidikan dan berpendapatan keluarga rendah cenderung memiliki anak dalam kondisi stunting.

Kok bisa? Hal itu terkait erat dengan kemampuan untuk menyediakan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil, makanan yang sehat dan bergizi pada anak, penyediaan ASI eksklusif hingga 6 bulan dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas. Yang tak kalah penting, sanitasi dan air bersih juga berperan sebagai penyebab stunting. Misalnya, sanitasi meliputi tidak buang air besar di ruang terbuka.

Bahkan, Unicef India menyebutkan bahwa kondisi stunting pada awalnya dimulai ketika seorang gadis dewasa kekurangan nutrisi dan mengalami anemia.

Jadi, secara umum, penyebab utama stunting adalah gizi dan tingkat kebersihan. Bagaimana asupan gizi si anak dan bagaimana kondisi lingkungannya?

Nah, pencegahan stunting tentu terkait erat dengan penyebabnya sebagaimana disebut di atas. Tentu saja, pencegahan stunting merupakan kewajiban bersama antara Pemerintah dan masyarakat.

Apa saja yang sudah dilakukan oleh Pemerintah?

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya aktif dalam rangka pencegahan maupun penanganan stunting pada skala nasional dan global. Pada skala internasional, Indonesia telah bergabung dalam Scaling Up Movement (SUN) pada Desember 2011. SUN merupakan sebuah gerakan internasional di bawah komando Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diikuti oleh 28 negara dalam upaya mengatasi permasalahan kurang gizi pada anak.

Sebagai tindak lanjut dari SUN, pada bulan September 2012 Pemerintah meluncurkan "Gerakan 1.000 Hari Pertama Kehidupan" atau gerakan 1.000 HPK. Gerakan tersebut bertujuan untuk perbaikan gizi anak Indonesia yang mana berfokus pada pemberian gizi sejak anak berada dalam kandungan si ibu, kelahiran anak, hingga ulang tahun kedua.

Gerakan tersebut terbagi menjadi dua konsep besar yakni intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.

Apa itu intervensi gizi spesifik?

Intervensi gizi spesifik adalah intervensi yang dilakukan pada anak pada 1.000 HPK yang meliputi intervensi di sektor kesehatan. Intervensi gizi spesifik menyasar ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0-6 bulan, serta anak usia 7-23 bulan. Misalnya, memberikan makanan tambahan untuk para ibu hamil, mendorong pemberian ASI eksklusif minimal hingga usia 6 bulan, dan pendampingan pemberian MPASI.

Intervensi ini disebut-sebut berkontribusi dalam upaya penurunan stunting sebesar 30%. Sisanya apa ya?

Apa itu intervensi gizi sensitif?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun