Mohon tunggu...
Monikasari
Monikasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - College Student

Hello, my name is Monikasari, my activities as a student of Marine and Fisheries Education, Indonesian University of Education, my hobby is traveling by exploring new things, not only that i have a high interest in teaching with special skills in compiling educational, creative and interesting learning with learning media . able to manage time well, team work and hard worker.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menangkal Hoaks di Era Digital dengan Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

7 Desember 2024   15:09 Diperbarui: 7 Desember 2024   16:03 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

2. Penguatan Nilai Empati dan Moralitas

Guru dapat mengajarkan pentingnya empati dan tanggung jawab dalam berinteraksi secara daring. Siswa diajak untuk memikirkan dampak dari setiap informasi yang mereka sebarkan terhadap orang lain. Diskusi dan simulasi kasus nyata tentang hoaks dapat membantu siswa memahami konsekuensi dari penyebaran informasi palsu.

3. Kampanye Anti-Hoaks di Sekolah

Sekolah dapat mengadakan kampanye rutin untuk melawan hoaks, seperti lomba membuat poster atau video edukasi tentang bahaya hoaks dan cara menanganinya. Melibatkan siswa dalam kegiatan ini akan membuat mereka lebih sadar dan aktif dalam menangkal informasi palsu.

4. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Masyarakat

Edukasi tentang bahaya hoaks tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi juga melibatkan orang tua dan masyarakat. Workshop atau seminar tentang literasi digital dapat diadakan secara berkala, sehingga seluruh elemen masyarakat memahami pentingnya menyebarkan informasi yang benar.

5. Menggunakan Teknologi untuk Verifikasi Informasi

Mengajarkan siswa untuk menggunakan alat atau situs cek fakta seperti Turn Back Hoax, Google Fact Check, atau kanal resmi pemerintah dapat membantu mereka memverifikasi informasi sebelum membagikannya. Keterampilan ini penting agar siswa terbiasa melakukan pengecekan fakta secara mandiri.

6. Membangun Budaya Diskusi dan Refleksi

Mendorong budaya diskusi kritis di kelas dapat membantu siswa belajar mempertimbangkan berbagai perspektif sebelum menyimpulkan kebenaran sebuah informasi. Guru dapat memberikan studi kasus dan meminta siswa menganalisisnya berdasarkan fakta dan prinsip kemanusiaan.

Menghadapi hoaks di era digital membutuhkan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Pancasila, khususnya sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Nilai ini menekankan pentingnya memperlakukan sesama dengan adil, empatik, dan bertanggung jawab, termasuk dalam menyebarkan informasi di ruang digital. Dengan menerapkan literasi digital, memperkuat nilai moralitas, dan membangun budaya refleksi, siswa SMK Perikanan dan masyarakat luas dapat menjadi lebih kritis dan bijaksana dalam menghadapi arus informasi. Jika nilai-nilai ini diterapkan dengan baik, kita dapat menciptakan ruang digital yang sehat, aman, dan beradab, serta mendukung kemajuan bangsa di era teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun