Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengulik Peninggalan Kolonial Belanda di Blora

20 Agustus 2022   14:34 Diperbarui: 5 September 2022   20:06 3062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada dua waduk yang di bangun pada saat pemerintah Belanda, ditempat yang berlainan yaitu Waduk Tempuran berada di sebelah timur kota Blora, dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1918. Dan waduk Greneng yang berada di sebelah barat Blora tepatnya di desa Tunjungan dibangun pada tahun 1919.

Waduk Tempuran (Tribunnews.com)
Waduk Tempuran (Tribunnews.com)

Ke dua waduk itu untuk irigasi dan kebutuhan air pertanian masyarakat, dua waduk besar itu sungguh membantu masyarakat sehingga bisa bercocok tanam dan panen tepat pada waktunya. 

Saat ini ke 2 waduk tersebut dibudidayakan sebagai penghasil ikan air tawar dan tempat wisata yang mengasyikkan, dengan pemandangan alam nan indah, para wisatawan bisa menikmati kuliner aneka Ikan dan lalapan yang disajikan di pondok –pondok pinggir waduk atau di perahu kecil yang berjalan mengelilingi waduk.

Waduk Tempuran dengan Kuliner aneka ikan (Foto Tribunnews.com)
Waduk Tempuran dengan Kuliner aneka ikan (Foto Tribunnews.com)

Waduk Greneng di Desa Tunjungan (foto : Tribunnews.com)
Waduk Greneng di Desa Tunjungan (foto : Tribunnews.com)

Kantor Pegadaian di Ngawen dan Blora

Ngawen merupakan Kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Blora. Pada tahun yang sama Pemerintah Belanda mendirikan Kantor Pegadaian di Ngawen (yang kebanyakan penduduknya berdagang dan bertani, juga didirikan kantor yang sama di Blora tepatnya di desa Mlangsen). 

Ke dua kantor Pegadaian ini pada tahun 1911. Gaya bangungan Indisch Empire, terlihat dari sisi atap bangunan yang berbentuk runcing dan menjorok kedepan (tuitgevel) sangat kokoh .

Ciri khas bangunan gudang (pakhuizen) yang terkenal di masa itu biasanya pada bagian atasnya dicantumkan tahun pembuatan bangunan tersebut. Adanya Pegadaian untuk memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat Kabupaten Blora dan Ngawen pada pemerintahan Kolonial Hindia Belanda saat itu.

Belanda juga memperhatikan Sektor Pendidikan maka dibangunlah beberapa sekolah di negeri jajahan, termasuk Kabupaten Blora yang masih ada hingga saat ini yaitu Sekolah Darmorini (dulu merupakan sekolah khusus wanita anak keturunan Belanda dan Pribumi yang termasuk golongan Priyayi). Juga di Kecamatan Banjarejo terdapat salah satu sekolah peninggalan pemerintah Kolonial Hindia Belanda yang sekarang menjadi SD Negeri 1 Banjarejo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun