Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengulik Peninggalan Kolonial Belanda di Blora

20 Agustus 2022   14:34 Diperbarui: 5 September 2022   20:06 3062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waduk Greneng di Desa Tunjungan (foto : Tribunnews.com)

Tak mengherankan kalau di wilayah Kecamatan Cepu, termasuk Kabupaten Blora menjadi incaran Belanda, dan banyak orang Belanda tinggal disana. Peninggalan yang masih bisa kita lihat adalah Rumah Loji yang disebut Loji Kluntung.

Loji Kluntung di Cepu (foto Helo Blora.com)
Loji Kluntung di Cepu (foto Helo Blora.com)

Waktu itu berkisar tahun 1886 – 1942, banyak berdatangan orang dari Belanda dan menempati perumahan loji ini," Mulailah perusahaan migas Belanda beroperasi di Cepu yang disebut Dordtsche Petroleum Maatschappij (DPM)

Bangunan Loji Kluntung ada di Komplek perumahan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Migas di Kelurahan Ngelo, kota Cepu, sangking terkenalnya kota Cepu karena minyak dan Gas buminya, banyak orang mengetahui tentang Cepu dari pada Kabupaten Blora.

Bangunan Loji yang atapnya dibuat melengkung setengah lingkaran membentuk dinding rumah (seperti model rumah di Jepang yang anti Gempa) Loji inipun dikenal anti peluru dan bom. Bahkan konon di saat peperangan terjadi ada perjanjian dalam peperangan Rumah yang berada di Wilayah penghasil minyak tidak boleh di Bom dari udara pun diserang di darat.

Terjadi ketika perebutan kekuasaan antara Belanda dan Jepang di Indonesia, warga Belanda yang masih berada di Blora menggunakan rumah loji tersebut sebagai tempat perlindungan perang karena mereka yakin berada di rumah loji akan aman dari serangan bom udara..

Bentuknya yang unik seperti kertas yang di Klutung (digulung) itulah sehingga dinamakan Loji Kluntung, sedangkan kata Loji menunjukkan Rumah dengan bangunan besar. Loji yang semula berjajar hingga 7-8 Rumah kini hanya beberapa saja, karena yang lain tidak terawat lagi.

Bruk Brosot

Tidak jauh dari Cepu tepatnya di Kecamatan Sambong Kabupaten Blora terdapat juga peninggalan pemerintah Hindia Belanda berupa jembatan kereta api yang dapat naik - turun Keberadaan lokomotif tua pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda sangatlah penting, maka pembangunan jembatan itu berfungsi untuk lewat kereta api yang mengangkut para pekerja kehutanan pada masa itu, juga untuk mengangkut kayu – kayu jati terbaik dari Blora ke Cepu dan sekitarnya.

Oleh masyarakat Kecamatan Sambong jembatan kereta api ini dinamakan Bruk Brosot. Saat ini pengelolaan Bruk Brosot dilakukan oleh Perhutani Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Cepu. Stasiun awal untuk lokomotif tua ini berada di desa Ngelo Kecamatan Cepu.

Waduk sebagai sumber dan Penampungan Air

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun