Tak mengherankan kalau di wilayah Kecamatan Cepu, termasuk Kabupaten Blora menjadi incaran Belanda, dan banyak orang Belanda tinggal disana. Peninggalan yang masih bisa kita lihat adalah Rumah Loji yang disebut Loji Kluntung.
Waktu itu berkisar tahun 1886 – 1942, banyak berdatangan orang dari Belanda dan menempati perumahan loji ini," Mulailah perusahaan migas Belanda beroperasi di Cepu yang disebut Dordtsche Petroleum Maatschappij (DPM)
Bangunan Loji Kluntung ada di Komplek perumahan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Migas di Kelurahan Ngelo, kota Cepu, sangking terkenalnya kota Cepu karena minyak dan Gas buminya, banyak orang mengetahui tentang Cepu dari pada Kabupaten Blora.
Bangunan Loji yang atapnya dibuat melengkung setengah lingkaran membentuk dinding rumah (seperti model rumah di Jepang yang anti Gempa) Loji inipun dikenal anti peluru dan bom. Bahkan konon di saat peperangan terjadi ada perjanjian dalam peperangan Rumah yang berada di Wilayah penghasil minyak tidak boleh di Bom dari udara pun diserang di darat.
Terjadi ketika perebutan kekuasaan antara Belanda dan Jepang di Indonesia, warga Belanda yang masih berada di Blora menggunakan rumah loji tersebut sebagai tempat perlindungan perang karena mereka yakin berada di rumah loji akan aman dari serangan bom udara..
Bentuknya yang unik seperti kertas yang di Klutung (digulung) itulah sehingga dinamakan Loji Kluntung, sedangkan kata Loji menunjukkan Rumah dengan bangunan besar. Loji yang semula berjajar hingga 7-8 Rumah kini hanya beberapa saja, karena yang lain tidak terawat lagi.
Bruk Brosot
Tidak jauh dari Cepu tepatnya di Kecamatan Sambong Kabupaten Blora terdapat juga peninggalan pemerintah Hindia Belanda berupa jembatan kereta api yang dapat naik - turun Keberadaan lokomotif tua pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda sangatlah penting, maka pembangunan jembatan itu berfungsi untuk lewat kereta api yang mengangkut para pekerja kehutanan pada masa itu, juga untuk mengangkut kayu – kayu jati terbaik dari Blora ke Cepu dan sekitarnya.
Oleh masyarakat Kecamatan Sambong jembatan kereta api ini dinamakan Bruk Brosot. Saat ini pengelolaan Bruk Brosot dilakukan oleh Perhutani Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Cepu. Stasiun awal untuk lokomotif tua ini berada di desa Ngelo Kecamatan Cepu.
Waduk sebagai sumber dan Penampungan Air