KONTEMPLASIÂ
Kutatap  langit  merah  jingga,
Indah  bagai  permadani  membentang  semesta.
Alam  bercerita bahwa  dunia  dan  surga  dicipta  penuh  keindahan  semata.
Imaginasikupun  melayang  membahana  menatap  senja nan  semburat   menyala.
Kubayangkan  aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang,
dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
Serta  para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya,
 masing-masing mempunyai enam sayap;
Dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka
Dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka
Dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
Nyanyian  para  malaekat  itu  berseru :
 "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
Tiba-tiba  satu dari  Serafim itu terbang mendapatkan aku
Digengamnya  bara  api,
Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata:
 "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu
maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."
Kurasakan  dalam bisu  heningku , betapa  dasyatnya  cinta  tak  bersyarat itu.
 Dalam  hening  aku mendengar suara Tuhan berkata
 "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?"
Aku  tak  berdaya  menolaknya, maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"
Dan  DIA bersabda
:  "Rahmatmu  cukup  bagimu  untuk  melangkah  maju dan  berjuang , agar banyak  orang  mengenal  dan  mengecap  Kasih-KU".
Akan  kubalut  segala  kesulitan dan  duka deritamu  dengan  sukacita surga,
Yang  tak  pernah ada  jika  dirimu  mengabdi  DUNIA.
Aku  tersadar........  bahwa  SURGA  hanya  ada  pada DIA,
Sang  Pemilik  SEJATI.
NOTE :
kontemplasi adalah renungan dan sebagainya dengan kebulatan pikiran atau perhatian penuh.
15 Â Agustus, 2022
Oleh  Sr  Maria  Monika  SND
Artikel  ke  473
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H