Tarung  Gendala ( 2 )
Cerita  sebelumnya :
Kejadian ini untuk memberi pelajaran kepada mereka supaya tidak semena-mena kepada sesama. Aku tidak memukul mereka, hanya berusaha menghindar dan dan melindungi diri, tapi gerakanku yang tidak sengaja itu pun ternyata melukai mereka. ( Â Bersambung )
Aku mulai hati-hati karena kekuatan dalam diriku berkembang luar biasa. Ini semua berkat olah kanuragan yang diajarkan oleh Eyang Mpu Barada dan Eyang Ambar Kenanga. Kalau aku tidak hati-hati, tendangan dan pukulanku bisa membunuh orang.
Aku sendiri baru menyadari bahwa setiap pukulanku mengeluarkan energi dan cahaya yang membuat memar dan menorehkan luka dalam.Tanpa berpaling lagi, mereka bertiga lari tunggang langgang.
Aku berjalan menuju padepokan dengan napas masih terengah-engah, karena hari sangat panas. Jarak kebun ke padepokan lumayan jauh dan aku baru menyelesaikan pertarungan yang tak terduga. Setelah minum air dari kendi, aku segera menuju padepokan tengah.
Eyang Mpu Barada dan Eyang Ambar Kenanga sudah menungguku. Ada
 apa ini, aku merasa deg-degan. Aku pun segera menghatur sembah.
"Duduklah Sanggra," kata Eyang Mpu.
"Apa yang terjadi, sehingga Bui, Rungkut, dan Sekung babak belur?" tanya
Eyang Ambar Kenanga.