Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Semburat Putih Pelangi Kasih Episode 40, Tarung Gendala 1

25 Agustus 2021   12:35 Diperbarui: 25 Agustus 2021   12:52 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tarung  Gendala  (  Lukisan  Bp.Y.P  Sukiyanto )

Suasana padepokan geger, karena ada yang kecurian. Peristiwa ini sepertinya direkayasa menjadi fitnahan yang menyudutkan beberapa cantrik yang tidak bersalah. Kurasa Eyang Mpu tahu siapa pelakunya, namun Eyang ingin ada yang mengaku dan bersikap kesatria.

"Sejak Bui, Sekung, dan Rungkut adiknya masuk ke sini selalu saja terjadi keonaran. Mereka sering meminta hasil panen dari penduduk dengan paksa, lalu mereka jual dan uangnya untuk mereka sendiri," ujar Kenanga.

Aku kaget mendengarnya. Tapi aku juga yakin mereka itu sumber ketidaktenteraman di padepokan ini. Sifat dengki, iri, dan mau menang sendiri serta amat rakus tak pernah mereka tutup-tutupi lagi. Mereka suka mengumbar keinginan dan nafsunya dengan terang-terangan.

"Bahkan, pernah juga beberapa kemben dan pakaian dalam para cantrik hilang ketika dijemur, lho," lanjut Kenanga.

"Tak ada yang menyangka ternyata ada di kotak kayu tempat pakaian milik Rungkut. Mereka bertiga selalu punya cara untuk memeras orang dan merusak semangat padepokan ini."

"Iya, Kenanga. Sekar Kinasih juga pernah mengeluhkan mereka. Banyak yang menyayangkan mengapa Eyang membiarkan saja mereka berbuat seperti itu, mestinya Eyang bertindak."

Mereka tidak tahu bahwa Eyang punya tujuan mulia untuk membuat mereka

 bertobat dan kembali berjalan ke jalan yang dikehendaki Sang Hyang

Widhi.

Orang-orang lain sudah tidak tahan melihat tingkah laku mereka, dan ini adalah ujian kesabaran bagi para penghuni padepokan. Bagiku, aku seperti diuji untuk lebih merasa, menyimak, dan waspada.

Rungkut selalu berbuat licik, kata-katanya manis penuh pujian, namun sebenarnya hatinya penuh kedengkian. Dari cara makannya saja sudah menunjukkan bahwa dia berasal dari keluarga yang kesrakat, rakus, dan selalu mencari kesempatan dalam kesempitan dengan hanya mencari yang enak mengumbar nafsu makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun