"Dari Gunung Kelud, Romo."
"Apa yang terjadi? Fajar belum menjelang, dan kau sudah kembali. Apakah pekerjaan Lembu Suro sudah selesai? Romo kira kamu ada di kamar samadi!" Pertanyaan Romo Prabu tertumpah, disusul pertanyaan Ibunda Ratu.
"Semua sudah berakhir, Romo, Lembu Suro gagal memenuhi
 persyaratanku!"
"Bagaimana mungkin ini masih jam tiga pagi."
"Bagi manusia memang tidak mungkin, namun bagi Tuhan, Sang Murbeng
 Jagad, tiada yang mustahil."
Lalu kuceritakan semua yang terjadi selama semadi di Gunung Kelud, tentang pertemuanku dengan wanita cantik yang bernama Maria, ibu Yoshua Emanuel yang terkenal disebut Yesus penebus dunia. Dia yang mengatakan bahwa aku putrinya dalam roh, yang diserahkan oleh putranya saat penyaliban menebus dosa manusia. Dialah yang menolongku dan meminta bantuan putranya untuk memunculkan matahari di malam kelam sehingga suasananya seperti pagi tiba.
Kejadian aneh yang lain, dari Eyang Mpu Barada membisiki dan merasa ada kekuatan adi kodrati yang bersekutu dengan dirinya sehingga tubuhnya mengeluarkan sinar seperti terang matahari, sehingga sewaktu Mpu Barada berkeliling ke kampung penduduk, mereka terbangun karena merasa hari sudah pagi.
Keempat orang junjunganku itu termangu mendengar ceritaku, "Sungguh keajaiban-keajaiban yang terjadi di luar kasunyatan dan nalar manusia. Semua itu adalah kuasa Sang Hyang Widhi yang mendengarkan doa-doa hambanya atas perantaraan orang suci yang memohonnya pada Sang Khalik," demikian tegas Romo Prabu.
Aku kembali mohon diri untuk menyucikan diri dengan mandi kembang tujuh rupa. Kurasakan air yang mengguyur tubuhku begitu dingin, segar ... seolah aku baru dilahirkan kembali jiwa dan ragaku.