Ramalan  Pawukon  WetonÂ
Cerita  sebelumnya :
Kedamaian yang terjadi di istana terpancar ke seluruh negeri. Rakyat juga terbiasa untuk musyawarah dan mencapai mufakat dengan damai dan legowo dalam setiap peristiwa dan kejadian. Itulah pelajaran hidup yang kuterima dari orangtuaku yang membekas dalam nubariku untuk menghayati hidup penuh makna dan berbagi penuh cinta. Â ( Â Beersambung )
Â
Suatu sore yang cerah, ketika hujan baru usai turun membasahi tanah. Rumput nan hijau semakin segar karena belaian air hujan. Jiwaku juga disegarkan dengan keindahan senja yang mengantar kepergian sang surya ke peraduannya.
Aku termenung di tepi Keputren (taman sari untuk putri Raja). Bibi Sekar Tanjung mendekatiku, dia bertanya, "Duhai, Dewi Ayu, apa yang sedang kau pikirkan? Wajahmu begitu berseri semakin memancarkan wajah sang Maha Dewi."
"Aku ingin menikmati Senja, Bi," jawabku.
"Boleh Bibi temani duduk di sini?"
"Oh, silakan, Bibi, aku senang kalau Bibi mau bersamaku."
Sore itu terjadi percakapan antara aku dan bibi.
"Bibi, apakah dulu Bibi mengetahui kelahiranku?"
"Ya, dewiku. Kau dilahirkan pada senja seperti ini, setelah hujan deras dan kilat menyambar-nyambar serta angin kencang. Tapi setelah tangismu terdengar, semuanya tenang, hanya pelangi yang melingkar indah menghias langit," jelas Bibi Sekar Tanjung.
"Oh, ya, Bibi, apakah kelahiran seseorang bisa menentukan dan memengaruhi hidupnya?"
"Ya, Dewi, sebagai orang Jawa kami percaya pengaruh paweton atau hari lahir sebagaimana orang seberang memercayai horoskop atau ramalan bintang."
"Oh, iya, Bibi, bagaimana semua itu diketahui?"
"Banyak hal yang bisa dihitung, untuk mengetahui pernik kepribadian, yang harus mengukir penyadaran diri."
"Sang Murbeng Jagad telah mengukir di telapak sepuluh jari tangan sejak bayi ada dalam kandungan, itu semua akan menunjukkan kemampuan, daya atau talenta yang dimiliki orang itu."
"Oh, ya, Bibi? Betapa Maha Kuasa dan kreatifnya Sang Murbeng Jagad, membekali dan menciptakan kemampuan dan bakat pada manusia ciptaan-Nya, ya!
"Bibi, aku ingin belajar dari Bibi Sekar Tanjung, untuk mengetahui itu semua."
"Baiklah, tunggu sebentar Dewi, Bibi akan mengambil lontar yang berisi tulisan paweton, yang ditulis oleh Kakanda Narotama."
"Oh, jadi Bibi dan Paman Narotama memiliki catatan itu?"
"Ya, Dewi, Kakanda Narotama kan pujangga istana, jadi selalu menulis setiap kejadian, apalagi peristiwa besar pada hari kelahiran putri raja sepertimu. Baiklah, tunggu sebentar di sini."
Sesaat Bibi Sekar Tanjung masuk ke rumah kepatihan dan keluar membawa gulungan lontar. Dengan wajah berseri, dibentangkannya lontar itu di pangkuannya. Aku menyandarkan kepalaku dan duduk di sampingnya.
Bibi Narotama mulai membaca dan menerangkan arti dari catatan Pawetonku. Menurut Namaku "Sanggrama Wijaya Tungga Dewi dengan unsur aksara depan "Sa" dan aksara belakang "Wa."
Aku dilahirkan pada tahun Alip Windu Sangara, Neptu 12, Wuku Kuwalu lakune Lintang, Pangrasan Aras Tuding. Pancasuda=Satria Wibawa, Dina/Hari GAJAH, Lintang 12 (lintang Dani Daru), Pranotomongso Kasongo (kesembilan), Bintang Pisces (20 Februari--20 Maret) dengan sifat-sifat seperti berikut :
<< SIFAT-SIFAT YANG SANGAT MENONJOL >>
Suka menolong / membantu, mudah dimintai bantuan, ringan tangan
Berwibawa/punya kepribadian yang berpengaruh, banyak orang yang segan/hormat
Jujur
Baik hati, mulia,mengarah  pada  keharmonisan & kesucian
<< SIFAT-SIFAT YANG MENONJOL >>
Suka berpetualang (berjiwa petualang), suka merantau ataupun bepergian
Pemarah, mudah naik darah
Tinggi hati/sombong/suka mengagung-agungkan kemampuannya/suka berlagak/suka berbangga diri/pamer
Pemboros/royal/tidak pandai mengatur keuangan
Disukai/disenangi kawan (banyak orang menyukai/mengasihi), banyak teman dan sahabatnya
Perasaannya halus/berjiwa halus/lembut, tidak suka ataupun segan terhadap hal-hal yang berbau kekerasan
Besar keinginannya/kemauannya
Kurang percaya diri, ragu-ragu/pembimbang, pola pikirnya sering berubah-ubah, pikirannya sering bercabang
Keras budi
Pandai membawa diri/menyelaraskan diri/menyesuaikan diri/tahu diri Pengasih
Perintahnya lunak tetapi berkesan
Punya rasa sosial yang tinggi (berjiwa sosial), menyukai urusan sosial, peduli terhadap lingkungan masyarakat sekitarnya
Suka bercanda/bersenda gurau/humor
Terbuka, terus terang
Hidupnya senang/bahagia di kemudian hari
Selalu ingin menyenangkan orang lain
Sering ditunjuk dalam hal apa pun
Berbudi luhur, luas budinya
Pandai bicara, omongannya sukar untuk dikalahkan
Dermawan, tidak pelit, suka memberi/beramal, pemurah
Mudah terpengaruh/tergoda/terbawa suasana
Ikhlas/sukarela/tulus hati, jika menolong tidak suka mengharapkan imbalan Seorang yang pintar
A S M A R A
Suka merayu (seorang perayu)
Menyukai cumbu rayu
Berbahagia dengan perkawinannya
Penuh perhatian dan akan melakukan apa pun untuk memenuhi keinginan pasangannya, ingin selalu memberi yang terbaik untuk orang yang dicintainya, pandai memahami kemauan (tahu/mengerti) terhadap pasangannya
Berbakti pada suami
Patuh pada peraturan dan tata alam semesta
Selalu setia pada hati nurani dan apa yang telah dijanjikan
Berani terhadap suami jika dia merasa benar
Selalu mandiri dan bertanggung jawab pada perbuatannya.
Jika ditantang, dia akan semakin tertantang dan berani
R E Z E K I
Rezekinya lancar, menyenangkan, panjang dan mudah dicari. Tidak kurang sandang pangannya
 "Nah, Maha Dewi telah membaca semuanya Pawukon/ramalan hari lahir, kiranya apa yang baik dikembangkan, yang kurang baik diubah untuk menjadi baik. Yang tidak baik diperangi dan dikurangi untuk dapat diubah menjadi baik. Kita bisa menjadi baik kalau bisa berugahari dalam hidup, selalu berefleksi mendengarkan suara hati, berlaku tapa berharap pada rahmat Yang Kuasa. Kalau kita berpaling pada-Nya niscaya kita akan bertumbuh mengarah pada kebenaran dan kesejatian hidup."
"Baik, Bibi, aku paham semua ini, aku butuh bantuan Bibi, Paman Narotama, Romo Prabu, Ibunda Ratu, dan siapa saja yang bisa mengembangkan diriku, untuk menjadi berkat bagi sesamaku."
Oh Dewi ... Dewi, Puji Jagad Dewa Bathara, Kang Gawe Gesang Gusti Panguasane jagad, biarlah Tuhan mengabulkan doa-doa paduga untuk hidup penuh rahmat."
"Dewi, hidup itu memang hanya sejenak, baik tidaknya hidup kita, kita sendiri yang bertanggung jawab, Para leluhur kita percaya akan "karma pala," di mana kita menabur di situ pula kita akan menuai. Jika kita menabur kebaikan, kita pun akan menuai kebaikan. Begitu pula sebaliknya, kalau kita menabur kejahatan, kejahatanlah yang akan dituainya. Perhatikan itu sang Maha Dewi."
"Baik Bibi, aku paham semua itu. Ibunda Ratu juga sering mengajarkannya padaku."
Bibi memberiku beberapa lembar papirus. Akan kutulis particular exament-ku. Segala perbuatan baik yang membuat aku maju dalam keutamaan. Namun juga akan kutulis berapa kali aku jatuh untuk tidak melakukan kebaikan dan berkembang dalam rahmat. Kiranya perbuatan itu akan membuatku semakin waskita untuk mengolah batin dan lakuku. Menjadi manusia yang sungguh berkembang sesuai dengan kehendak Sang Khalik meski akrab dan memeluk keheningan hatinya.
Dari nurani manusia senantiasa bergaung suara sabda yang nenuntun pada tujuannya. Tujuan Sakan Paraning Dumadi. Tempat manusia itu berasal dan bermuara. Jiwa manusia adalah gambaran/citra sang Khalik yang selalu hidup. Senantiasa ingin hidup dalam persatuan dengan gambaran-Nya dalam kebahagiaan. Nurani adalah sumur iman yang memberi air kehidupan jika manusia selalu wening budinya, bening pikirannya, dan hening hatinya, serta eling pada tujuan hidupnya.
Hidup ini mesti dihidupi penuh makna. Agar berarti bagi diri sendiri dan menjadi berkat bagi sesama dan melestarikan semesta agar semua seimbang, selaras, harmoni terjalin dalam keindahan kehidupan. Hidup yang selaras, membuahkan sesuatu yang indah, menuntun manusia dalam keselamatan pada tujuan. Itulah yang dikehendaki oleh Sang Khalik penguasa jagad raya ini.
Sore itu aku mendapat pelajaran yang luar biasa tentang kehidupan dari Bibi Narotama. Aku harus mempersiapkan diri sebagai putri raja, untuk meraih masa depanku nanti. (  Bersambung )
Selamat  Hari  Raya Idul  Adha bagi  saudara  saudariku  yang  merayakannya, Berkat  Tuhan  melimpah  selalu, Salam  dan  doakuÂ
Note : Pawukon Weton = Hitungan hari lahir dalam kalender Jawa.
Oleh  Sr. Maria  Monika  SND
20 Â Juli, 2021
Artikel ke 410
                                                        Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H