Pelajaran ini senantiasa membekas dalam diriku. Suasana didikan dalam keluarga inilah surga, bahwa aku dicintai, dibebaskan, dimengerti, dididik, dan diarahkan untuk tujuan yang luhur.
Aku sering melihat Romo Prabu berkebun dan sering memanggilku untuk membantunya. Romo Prabu suka tanaman dan bebungaan. Katanya alam memberi ketenangan, kedamaian, dan inspirasi baginya. Bahkan di dekat hutan Teluk Jati ada beberapa hektar tanah yang ditanami buah-buahan dan segala jenis sayuran ditanam di sana.
Romo Prabu membiarkan rakyatnya yang memanen dan memanfaatkannya. Hasil panen selalu dibagi menurut setiap kelurahan sehingga semua keluarga mendapat buah dan sayuran. Makan buah dan sayuran sangat menyehatkan, itulah sebabnya Romo Prabu membagi hasil panenan kepada rakyatnya.
Romo Prabu ingin mereka sehat, cukup vitamin dan nutrisi dari alam raya yang kaya buah dan sayur. Pelajaran ini senantiasa memikat hatiku; sikap selalu siap berbagi sehingga orang lain terpenuhi kebutuhannya dan hidup sehat sejahtera. Tidak hanya raja dan keluarganya yang berkecukupan gizi dan nutrisi, melainkan seluruh rakyat.
Sikap berbagi tidak membuat orang menjadi berkurangan, melainkan justru semakin berlebih. Jika orang lain sehat dan bahagia, rahmat juga semakin melimpah dan mereka semakin giat bekerja, tekun, dan bertanggung jawab pada lingkungannya. Mereka pun sanggup untuk ikut berbagi sehingga yang lain juga ikut merasakan "gemah ripah loh jinawi, subur makmur, tata tentrem kerta raharja." Segalanya terpenuhi, kebahagiaan dan kemakmuran dapat dirasakan bersama.
Satu kali pun aku tidak pernah melihat atau mendengar Romo Prabu dan Ibunda Ratu bertengkar. Ketika ada masalah, mereka selalu menyelesaikannya dengan musyawarah. Tidak ada rasa kalah, menang, atau bersalah.
Aku juga dilibatkan untuk berbicara, berpikir, mengemukakan pendapat, dan mengambil keputusan. Aku sungguh beruntung merasakan semua ini, mendapat pendidikan yang baik dari romo dan bundaku.
Kedamaian yang terjadi di istana terpancar ke seluruh negeri. Rakyat juga terbiasa untuk musyawarah dan mencapai mufakat dengan damai dan legowo dalam setiap peristiwa dan kejadian. Itulah pelajaran hidup yang kuterima dari orangtuaku yang membekas dalam nubariku untuk menghayati hidup penuh makna dan berbagi penuh cinta. Â ( Â Bersambung )
Â
Oleh  Sr. Maria  Monika  SND
19 Â Juli, 2021
Artikel ke : 408
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H