Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Semburat Putih Pelangi Kasih Episode 8 Swargaloka

19 Juli 2021   09:12 Diperbarui: 19 Juli 2021   09:20 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semburat Putih Pelagi Kasih ( lukisan Bp Y.P Sukiyato dok.pri)

Pelajaran ini senantiasa membekas dalam diriku. Suasana didikan dalam keluarga inilah surga, bahwa aku dicintai, dibebaskan, dimengerti, dididik, dan diarahkan untuk tujuan yang luhur.

Aku sering melihat Romo Prabu berkebun dan sering memanggilku untuk membantunya. Romo Prabu suka tanaman dan bebungaan. Katanya alam memberi ketenangan, kedamaian, dan inspirasi baginya. Bahkan di dekat hutan Teluk Jati ada beberapa hektar tanah yang ditanami buah-buahan dan segala jenis sayuran ditanam di sana.

Romo Prabu membiarkan rakyatnya yang memanen dan memanfaatkannya. Hasil panen selalu dibagi menurut setiap kelurahan sehingga semua keluarga mendapat buah dan sayuran. Makan buah dan sayuran sangat menyehatkan, itulah sebabnya Romo Prabu membagi hasil panenan kepada rakyatnya.

Romo Prabu ingin mereka sehat, cukup vitamin dan nutrisi dari alam raya yang kaya buah dan sayur. Pelajaran ini senantiasa memikat hatiku; sikap selalu siap berbagi sehingga orang lain terpenuhi kebutuhannya dan hidup sehat sejahtera. Tidak hanya raja dan keluarganya yang berkecukupan gizi dan nutrisi, melainkan seluruh rakyat.

Sikap berbagi tidak membuat orang menjadi berkurangan, melainkan justru semakin berlebih. Jika orang lain sehat dan bahagia, rahmat juga semakin melimpah dan mereka semakin giat bekerja, tekun, dan bertanggung jawab pada lingkungannya. Mereka pun sanggup untuk ikut berbagi sehingga yang lain juga ikut merasakan "gemah ripah loh jinawi, subur makmur, tata tentrem kerta raharja." Segalanya terpenuhi, kebahagiaan dan kemakmuran dapat dirasakan bersama.

Satu kali pun aku tidak pernah melihat atau mendengar Romo Prabu dan Ibunda Ratu bertengkar. Ketika ada masalah, mereka selalu menyelesaikannya dengan musyawarah. Tidak ada rasa kalah, menang, atau bersalah.

Aku juga dilibatkan untuk berbicara, berpikir, mengemukakan pendapat, dan mengambil keputusan. Aku sungguh beruntung merasakan semua ini, mendapat pendidikan yang baik dari romo dan bundaku.

Kedamaian yang terjadi di istana terpancar ke seluruh negeri. Rakyat juga terbiasa untuk musyawarah dan mencapai mufakat dengan damai dan legowo dalam setiap peristiwa dan kejadian. Itulah pelajaran hidup yang kuterima dari orangtuaku yang membekas dalam nubariku untuk menghayati hidup penuh makna dan berbagi penuh cinta.  (  Bersambung )

 

Oleh  Sr. Maria  Monika  SND

19  Juli, 2021

Artikel ke : 408

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun