Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Semburat Putih Pelangi Kasih Episode 3 Gua Garba 3

14 Juli 2021   09:29 Diperbarui: 14 Juli 2021   09:34 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita  sebelumnya :

Setiap bayi yang lahir dicintai-Nya dengan cinta tanpa syarat. Setiap bayi adalah buah cinta kasih, maka dihormati dan dilindungi serta dicintai keberadaannya. Itulah tanggung jawab pria dan wanita dalam melangsungkan dan mengikat diri dalam pernikahan. .  ( Bersambung )

Gua  Garba  3

Hendaknya setiap pernikahan direncanakan secara matang oleh sepasang pria dan wanita, agar mereka siap mengarungi hidup, menempuh risiko dan tanggung jawab dalam kehidupannya berdua dengan pasangannya berat sama dipikul ringan sama dijinjing.

Setiap pria dan wanita punya hak yang sama dalam pernikahan. Saling membahagiakan, berbagi kasih, saling melengkapi, tolong-menolong, saling menguatkan, dan yang terpenting mendidik, menjaga, mengembangkan buah hati mereka menuju jalan kekudusan.

Pernikahan bukan usaha untuk coba-coba mengumbar kesenangan dan hawa nafsu. Habis manis sepah dibuang! Tidak! Pernikahan adalah suatu jalan kesucian yang mengangkat Tuhan menjadi saksinya untuk ikut campur tangan dan ambil bagian dalam setiap karya kehidupan. Pernikahan adalah altar suci yang dibangun berdua dan menjadi saksi dan jalan kesucian menuju kebahagiaan abadi

 

Banyak terjadi penyimpangan, ketidaksetiaan dan pengkhianatan cinta dari sepasang pria dan wanita karena mereka menganggap cinta hanyalah gairah nafsu belaka. Kadang terjadi "kecelakaan" yakni dengan mengandungnya seorang perempuan di luar nikah, maka si lelaki tidak bertanggung jawab dan meninggalkan begitu saja. Perempuan menjadi sedih, kalut, bahkan putus asa sehingga menempuh cara pintas menggugurkan kehidupan yang ada di kandungannya.

Bukankah ini sebuah dosa besar, membunuh kehidupan yang bukan kuasanya? Perempuan yang selalu menjadi korban ketidakadilan. Hanya untuk permainan sesaat bagi para pria jalang yang mengumbar nafsunya dan mengatakan cinta sepenuhnya ketika berada di sampingnya.

 Semua yang dilakukan hanya kebohongan untuk mengisap kenikmatan yang seharusnya bukan miliknya. Pria-pria jalang hanya selalu mencari kenikmatan dalam permainan, tidak pernah bisa setia pada kebenaran dan kehidupan. Pria jalang bisa lari dan cuci tangan tidak mau bertanggung jawab.

Dia adalah mayat yang tidak punya nurani lagi meskipun nampaknya hidup, karena dia tidak hidup layaknya manusia yang dianugerahi karunia. Dia hanya bisa membanggakan dan mengumbar nafsunya yang menyeretnya dalam dosa dan kesalahan.

Dari perbuatan si lelaki jalang, sang perempuan terhayut sedih, karena telah memusnahkan kehidupan dan tidak bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Perbuatan mereka merugikan kehidupan si jabang bayi yang telah diukir bersama Sang Hyang Widhi. Dosa tetap membelenggu kedua orang itu, baik si pria maupun si wanita yang sama-sama tidak bertanggung jawab akan perbuatan yang telah dilakukan.

Dosa senantiasa menyakitkan, merusak dan memutus hubungan pada Yang Esa Yang Kuasa. Karena dosa bertolak belakang dari kebenaran, kemurnian, dan kesucian yang datang dari sumber keabadian. Dosa menembus dada Sang Pencipta, karena kehidupan yang telah dianugerahkan telah dimusnahkannya, dirusak, dianiaya, itu berarti memusnakan Jati Diri Sang Khalik, karena pada saat penciptaan Dia Telah bersabda:

"Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita" (Kejadian 1:26). Gambaran komunitas dalam kesatuan, kesejatian, kebenaran dan kemurnian dibalut kesucian sejati yang ingin berbagi dan memeluk manusia dalam kebahagiaan cinta-Nya.

 

Sang Khalik menganugerahkan segalanya untuk umat-Nya. Sesungguhnya sejak guratan jarinya terbentuk, di situlah Sang Khalik telah menorehkan segala talenta, rasa, kemampuan, jalan pikiran, cara bertindak dan semua anugerahnya untuk mengarungi kehidupan.

Betapa luar biasanya Sang Penguasa Jagad Raya mengaruniai, membekali, dan mendandani setiap makhluknya, untuk setia dalam sifat dan pertumbuhannya. Terutama kepada manusia, Dia menciptakannya secara unik, rumit, penuh makna, agar manusia bisa mencari jalan dalam kelahirannya di dunia, memulai peziarahannya menuju kebahagiaan abadi yakni Sang Khalik yang menjadi citra jiwanya.  ( Bersambung )

 

Oleh  ; Sr  Maria  Monika  SND

14  Juli   2021

Artikel  ke : 40 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun