Panjang  untaian  doa  kami  terpanjat,
memohon mukjizat dari Tuhan Sang Sumber rahmat.
Namun rupanya  Dia  lebih  mencintaimu
dan Dia ingin engkau cepat kembali.
Saya terhenyak ketika  berita  kepergianmu kudengar
semalaman  saya  tak  dapat  tidur mendengar  suara burung pertanda
Hanya bisa mengamini permenunganku.
Tuhan kiranya menerapkan  filosofi pohon bambu,
yang lurus diambil dulu,
yang  bengkok diberi kesempatan untuk  lurus jalan hidupnya
sebelum menghadap DIA
Kematian itu pahit
Tapi hidup tanpa  DIA jauh lebih pahit
Dirimu telah meraih kemanisan itu
hidup bersama Dia memenuhi panggilan-Nya,
sebagaimana dirimu pernah di "Citra" kan
Sahabat,dirimu bukan lagi sahabat bagiku,
tapi saudariku!
Kita bersama meraba hari
mencari kehendak Ilahi untuk kemajuan diri dan Provinsi.
Hadirmu  pancaran  ketulusan,  kesantunan,kesederhanaan,kesetiaan,ketaatan
serta pembawa damai sebagai seorang  yang  memeluk  hidup  bakti
Saya masih teringat semasa dirimu postulant,
Â
dalam keadaan pingsanpun  masih mengucap doa " Salam Maria"
Engkau tahu rasa bahagia dan duka  yang  kualami,
jika aku bercerita dirimu memberi solusi yang menyejukkan hati.
Whats  App-mu terakhir  menggambarkan penyerahan tugasmu padaku,
serta amanatmu yang mesti kupenuhi
Dikau seperti sudah mau berhenti,
ingin melepas fana ini tuk masuk ruang Ilahi
Dan kini terpenuhi.
Saudariku,selamat jalan doa kami mengiringiringimu
engkau suster terbaik  yang  dimiliki provinsi
yang tak pernah menolak untuk melayani,pun mengabdi dengan tulus hati.
Doakan kami yang masih berjuang didunia ini
Agar kami  juga  setia  hingga  akhir  hayat  nanti
Saudariku  tangisku  mesti  berhenti
Kutulis  puisi  ini  sebagai  Prasasti
Sebungkah  harapan  semoga  jiwamu  didekap  Kasih &Kerahiman  Ilahi.
In  Memoriam  RIP  Sr  Maria  Florida, SND
Oleh  Sr. Maria  Monika  SND
28 Mei, 2021
Artikel ke 363
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H