Merupakan contoh yang luar biasa bagi kita manusia untuk sadar bahwa kita jangan mudah menyerah pada bujuk rayu setan dalam hidup didunia yang penuh tawaran, melainkan siap untuk hidup dalam ugahari dan berani menentang arus jaman yang membawa pada kehancuran atau kematian jiwa kita.
Tidak hanya gunung ini yang bernama Gunung Temptation, namun restoran yang terbesar disekitar tempat itu juga dinamakan Restoran Temptation, lengkap dengan toko souvenir dan benda-benda kudus. Kami sempatkan makan siang yang sensasional dengan lauk ikan dimasak kurma dan buah zaitun dengan menu kare serta roti kering ala Israel .
Saat itu banyak peziarah, ada juga yang dari Papua. Di luar restoran banyak para pedagang menjajakan manisan buah Ara kering. Setelah para peziarah puas untuk makan siang, kami melanjutkan perjalanan untuk melihat Pohon Zakheus, yaitu pohon yang dipanjat Zakheus untuk dapat melihat Yesus yang akan lewat di situ.
Kami sungguh dikuatkan menyaksikan sendiri bagaimana kering dan terjalnya bukit Temtation, tempat Yesus berpuasa dan dicobai Iblis.
Pengalaman ini menjadi pengalaman iman bagi saya pribadi, juga bagi para peziarah yang lain. Betapa tidak? Bukit itu sangat tandus, saat inipun masih sulit untuk sampai ketempat itu.
Namun Yesus sebelum memulai karya-Nya berpuasa selama 40 hari tanpa makan dan minum. Mengalami kesnyunyian untuk mendengar dalam hening Kehendak BapaNya.
Semoga kita yang menjalani masa Prapaskah ini dimampukan untuk mengatasi segala godaan nafsu, rajin berdoa, beramal kasih dan berpuasa serta berpantang.
***
Oleh Sr. Maria Monika SND
23 Februari, 2021
Artikel ke 273
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H