Setiap  kota  besar  dapat  dipastikan mempunyai  tanah  lapang  untuk  berkumpulnya  banyak  orang di Eropa  khususnya  Roma  terkenal  dengan  nama Piazza, di  Indonesia  disebut  Alun-alun, nah kalau  di  England tepatnya  di  pusat  kota  London  ada  yang  disebut Trafalgar Square. Sebuah titik di Trafalgar Square dianggap sebagai pusat resmi London dalam undang-undang  untuk mengukur jarak dari ibu kota.
Tempat  ini menurut  sejarah  Britania  Raya yang  pernah  kupelajari sebelumnya namanya Charing Cross merupakan lapangan umum di Kota Westminster, London Pusat. Konon tempat  ini  dibangun untuk memperingati Pertempuran Trafalgar,yang menghasilkan kemenangan angkatan laut Inggris dalam Perang Napoleon atas Prancis dan Spanyol yang terjadi pada tanggal 21 Oktober 1805 di lepas pantai Cape Trafalgar.
Tempat  ini  begitu  menarik letaknya  dekat  tempat  ternama di  London antara  lain Galeri Nasional di sisi utara, St Martin-in-the-Fields sebelah di timur, Kanada House dan menghadap ke seberang alun-alun, dan Afrika Selatan House. Di barat daya adalah The Mall, yang mengarah ke Istana Buckingham melalui Admiralty Arch. sedangkan Whitehall di selatan dan Strand di timur. Charing Cross Road melewati antara Galeri Nasional dan gereja.
Yang  paling  menarik  saat  ini  bahwa  setiap  tahun  didatangkan pohon  Pinus (sejenis  Cemara) disumbangkan ke alun-alun dari Norwegia sejak 1947 untuk dijadikan Sebuah pohon Natal biasanya  didirikan selama dua belas hari sebelum dan sesudah Hari Natal.
Sungguh merupakan  hiasan  menarik  yang  menyemarakkan  kota  London untuk  menyambut Natal  dan  Tahun  Baru. Alun-alun tersebut menjadi pusat perayaan tahunan di malam tahun baru. Yang  menarik  lagi  banyaknya merpati liarnya, namun  jinak. Sangking  banyaknya  sampai pernah  disingkirkan pada awal abad ke-21.
Atas inisiatif Komite Peringatan Nelson Pada tahun 1838, mengusulkan kepada pemerintah supaya mendirikan sebuah monumen untuk  mengenang kemenangan Trafalgar.
Bangunan ini akan didanai oleh langganan public. Mereka  mengajukan proposal  supaya  didirikan  di  Alun-alunpusat  kota. Maka  diadakan sebuah kompetisi atau  semacam  penawaran  tender dan dimenangkan oleh arsitek William Railton, yang mengusulkan kolom Corinthinan setinggi 218 kaki 3 inci (= 66,52 m) yang di atasnya terdapat patung Nelson dan dijaga oleh empat patung singa.
Desain itu disetujui, tetapi mendapat penolakan dari publik. Konstruksi dimulai pada tahun 1840 tetapi dengan ketinggian dikurangi menjadi 145 kaki 3 inci (=44,27 m).
Kolom selesai dan patung diangkat pada November 1843. Sungguh  mahakarya  yang  besar Singa-singa di "Nelson's Column" baru selesai hampir 30 tahun setelah alun-alun dibuka.
Kolom Nelson berada tepat  di tengah alun-alun, diapit oleh air mancur yang dirancang oleh Sir Edwin Lutyens antara tahun 1937 dan 1939 (pengganti dua granit Peterhead, sekarang di Kanada) dan dijaga oleh empat singa perunggu monumental yang dipahat oleh Sir Edwin Landseer. Setiap singa memiliki berat tujuh ton.  Di bagian atas kolom adalah patung Horatio Nelson, yang memimpin Angkatan Laut Inggris di Pertempuran Trafalgar.
Trafalgar Square menjadi  milik  Ratu atau  Raja Inggris yang  biasa  disebut "Right of the Crown" dan dikelola oleh Greater London Authority, sementara Westminster City Council memiliki jalan-jalan di sekitar alun-alun, termasuk kawasan pejalan kaki di North Terrace.
Memang  mengasyikan  berjalan  atau  duduk  santai  di  alun-alun  sambil memberi  makan  merpati, merupakan  inspirasi  tersendiri  bagi  para  seniman  dan pemuja  kata.
Alun-alun berisi area tengah yang luas dengan jalan raya di tiga sisi dan teras di utara, di depan Galeri Nasional. Jalan di sekitar alun-alun merupakan bagian dari A4, jalan utama yang membentang di sebelah barat Kota London.
Kiranya  sudah  4  kali  saya  ketempat  ini  dan  tak  pernah  bosan, selalu  saja  ada  yag  menarik  perhatian  dan  dinikmati. Waktu  itu  belum  ada Hp yang canggih atau  tustel digital untuk  memotret. Saya  punyanya  tustel  kuno  yang  masih  pakai  film, pernah  2  kali  gambarnya  terbakar dan  hanya muncul warna  merah  dan  hitam, padahal  kami  bergantian  bak  peragawati  ber  action maximal. Untung, saya  masih  menyimpan  beberapa  foto  yang jadi. Sehingga  punya  kenangan  di  Trafalgar Square yang  menawan****
Oleh :  Sr  Maria  Monika Puji Ekowati SND
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H