Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Surga Itu Nyata

23 Agustus 2020   14:30 Diperbarui: 23 Agustus 2020   14:31 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenanganku bersama Chiara Regina Bilgis & para keponakan( dok pri )

Setiap bulan Juli menjadi bulan yang menggembirakan bagiku karena saya biasa cuti disaat para keponakan dan cucuku liburan sekolah,sehingga masa cuti benar benar kugunakan reuni dan bergembira bersama keluarga.

Seperti  biasa Juli 2019 saya cuti ke Malang tempat keluarga  adikku yang  bungsu dan banyak keponakanku tinggal di kota Malang. Disela cutiku biasanya saya ke Blora hanya sehari dua hari untuk nyekar berdoa dimakam orang tua dan para leluhur.

Juli itu seperti biasa kami sempatkan untuk ke tempat rekreasi,menemani keponakkanku dan cucuku berenang,bercanda ria,jajan makanan tradisional dan cerita apa saja yang membuat tertawa dan hati senang. Cuti 1 Minggu sesuai aturan kongregasiku cukuplah bagiku untuk mengangsu kekuatan dan kesegaran tuk melanjutkan tugasku.

Ketika saya akan kembali Naik KA menuju Jakarta,saya diantar para keponakan dan cucuku. Entah kenapa saya menciumi cucuku Chiara berulang kali.Ada perasaan dihatiku yang gundah rasanya tidak mau berpisah.

Seperti dulu di tahun  2004 juga saat saya cuti,sewaktu akan pulang,saya sudah duduk di Taxi,tapi saya turun kembali dan kembali menciumi ibuku lagi. ternyata ciuman dan pertemuan itu yang terakhir.

Kenanganku bersama Chiara Regina Bilgis & para keponakan( dok pri )
Kenanganku bersama Chiara Regina Bilgis & para keponakan( dok pri )
Saya & Chiara umur 7 bulan di Bromo ( dok pri )
Saya & Chiara umur 7 bulan di Bromo ( dok pri )
Dua minggu setelah cuti saya mendapat khabar bahwa Chia,demikian dia dipanggil sakit dikakinya dan harus dibiopsi,hasilnya kanker tulang.Saya dikirimi catatan hasil biopsy tertulis  Sarcoma.

Saya awam dalam hal ini maka saya tanyakan kepada Suster yang pernah bertahun tahun kerja di Laborat dan jawabannya : "Ini jenis canker tulang yang ganas seperti yang pernah diderita tukang kebun kami,yang akhirnya kakinya dipotong",kalau Bahasa Belanda yang artinya "Peti mati", katanya, biasanya nggak  tahan  lama".

Betapa sedih hati saya. Saya cari info ke adikku apa pahitnya kalau ini cancer tulang? : " Ya kalau menyebar kakinya harus diamputasi" Jawab adikku. Sungguh betapa sedih kami semua,hanya bisa berserah kepada kehendak Tuhan.

Pikiran saya mengharu biru tidak karuan,membayangkan kalau sampai Chia kakinya diamputasi apa jadinya. Chia wajah dan sifatnya sangat melankolis tentu ini beban besar bagi dia. Saya mengajak keluarga besar kami untuk Novena kepada Bunda Maria Penolong Abadi,semoga kehendak Tuhan yang terjadi pada cucuku Chiara Regina Bilgis yang berusia 9 tahun itu, dia  anak pertama dari  keponakanku Yovi Pragana.

Dia telah mengalami MRI, Biopsi  dan kemo terapi,dan rambutnya rontok,meski demikian dia tidak mau dibelikan wig,katanya biar dia berambut asli saja,:" kalau Tuhan telah memberi rambut,saya juga harus rela kehilangan,katanya"

Chiara terbaring sakit ( dok pri )
Chiara terbaring sakit ( dok pri )
Meskipun sakit dia juara I lomba melukis ( dok pri )
Meskipun sakit dia juara I lomba melukis ( dok pri )
Dia mengerjakan pekerjaan sekolah di rumah,dia duduk terus di kursi roda sambil belajar dan membuat aneka kerajinan tangan. Kami selalu memantau keadaan Chia nggak tega jika melihat foto fotonya dikursi roda.

Pada saat Peringatan Hari Kemerdekaan RI ,dia melihat temannya bersuka cita ikut lomba lari karung, mandi tepung dll,dia menatap sayu dari kursi rodanya.Meskipun dia juga ikut lomba dan meraih juara I lomba lukis.

Waktu itu di Sorong terjadi huru hara, sehingga keluarga yang di Sorong ( keponakanku yang  ke  dua dan ke 2 anaknya) pulang ke Jawa. Hiburan bagi Chia bulik dan dua saudara sepupunya datang.

Saat itu dia menjalani kemo yang ke 2, khabar dari mamanya, mulut Chia penuh sariawan dan sulit untuk menelan.Ini semua akibat dari kemo terapi.Kami terus berdoa mohon kesembuhan dari cari upaya obat herbal maupun medis untuk Chiara.

Sayapun rajin cari tahu kepada mereka yang pernah sakit cancer dan sembuh. Keluarga Chia juga bergabung dengan Perkumpulan para Penderita Cancer di  Malang.

Kamis sore, Chia minta didorong mamanya ke teras padangannya tertuju pada sesuatu yang tak kelihatan. Dia bilang pada mamanya:" Saya malu mama pakai baju daster  tanpa  lengan, ganti Ma,itu ada tamu,sambil menunjuk kesuatu arah" sampai mamanya bingung, Tamu mana kak?, itu tu..sambil menunjuk.

Padahal  tidak  ada  siapapun  selain  mereka  berdua. Dia lalu minta diantar kekamar papa mamanya dan memandangi lama, kekamarnya, kamar adiknya Alle,seolah dia akan mengucapkan selamat tinggal pada tempat yang penuh kenangan selama 9 tahun yang dia huni di bumi ini.

Dia juga minta dibelikan sepatu baru beberapa hari sebelumnya.dan dia minta pakai sepatu itu. Sejak pagi dia selalu minta diganti pempres,ingin selalu dalam keadaan bersih,minta dipotong kukunya.Semua dituruti.

Hari itu Kamis tgl 5 September Tepat pukul 19.00 mulut Chia terkunci Mamanya menjerit,kondisi Chia tiba-tiba lemah dan dilarikan ke RS .Chia sempat sadar dan diajak berdoa dan nama Allah yang disebut.

disaat sakit dia membuat kerajinan tangan( dok pri )
disaat sakit dia membuat kerajinan tangan( dok pri )
Chiara cantik & cerdas suka berlama lama berdoa ( dok pri )
Chiara cantik & cerdas suka berlama lama berdoa ( dok pri )
Jumat 6 September adalah Jumat Pertama,seusai Misa biasanya ada Adorasi Pujian dan penyembahan kepada Sakramen Yang Maha Kudus,Jumat I juga secara khusus didedikasikan untuk menghormati Hati Yesus Yang Maha Kudus.

Saya Misa bersama umat lainnya.Tentu saya berdoa dengan ujud untuk Chiara cucuku.Seusai Misa saya menemui seorang ibu yang pernah menderita cancer,saya minta info bagaimana sewaktu dulu mengalami kemo dan tidak doyan makan.Banyak hal dapat saya pelajari ibu itu yang kini sembuh.

Seusai Misa dan makan pagi saya masuk kamar dan membuka WA,ternyata ada berita bahwa Chiara telah kembali kepada Tuhan Citranya tepat pada pukul 06.00

Tangis saya tumpah meraung.

Perasaan  saya tak  karuan, sungguh  sangat  kehilangan, namun mungkin  ini  yang  terbaik  buat  Chia. Tuhan telah memberi,Tuhan telah mengambil Terpujilah Tuhan. Meskipun berat tapi ini yang terbaik bagi Chia.

Tuhan lebih mencintainya,Tuhan tidak berkenan membiarkan dia harus diamputasi,tidak membiarkan menderita terlalu lama. Saya tidak dapat mengikuti pemakamannya, saya hanya bisa berdoa dari jauh dan menguatkan seluruh keluarga terutama papa,mamanya. Puji Tuhan mereka Ikhlas meskipun berat.

Pemakaman Chia diiringi langit mendung namun tidak hujan,banyak yang kehilangan,pihak keluarga,teman teman,para guru.Sepeninggal Chia banyak hal yang tidak terduga,yang diluar nalar terjadi.Tanda dalam mimpi pada para tetangga dan teman teman akrabnya.

Sewaktu Chia masih hidup dia bilang pada mamanya :"Ma, kalau Chia sembuh,Chia mau traktir nonton film sahabat Chia yang 5 anak itu tuh,tapi pakai uang Chia sendiri,bukan uang Mama atau uang Papa lho"

Sewaktu Yovi, Mamanya membersihkan dan merapikan tempat tidurnya,dia menemukan buku, tulisan tangan Chia 100% Cancer,100% lumpuh,Help me Angel,help me Allah. Padahal tidak ada seorangpun yang memberi tahu Chia penyakit apa yang dideritanya, dan  entah kapan  dia  menulis  itu?.

Walaupun dia sering bertanya:,Mengapa Chia harus dikemo? " Mengapa Chia dibiopsi Ma?pertanyaan yang membuat hati trenyuh,haru dan menangis. Namun siapapun selalu berusaha tersenyum untuk menguatkan Chia. Beberapa hari sebelum kepergiaannya Chia selalu minta maaf pada papa dan mamanya karena sering merepotkan.

Kenanganku bersama Chiara Regina Bilgis ( dok pri )
Kenanganku bersama Chiara Regina Bilgis ( dok pri )
Kenanganku bersama Chiara Regina Bilgis ( dok pri )
Kenanganku bersama Chiara Regina Bilgis ( dok pri )
Ada seorang ibu yang tidak dikenal menceritakan bahwa Chia anak Soleh suka berlama lama berdoa di samping ibu itu,tidak seperti anak lain,cepat berdoa terus bermain tapi Chia memilih berdoa.

Ada  2 tetangga  yang  bermimpi Chia diajak oleh seorang  yang  tinggi  besar disuatu  tempat  seperti  gereja, ternyata  setelah  ditelusur ciri -ciri orang  yang  disebut  itu eyang  buyutnya  yang  jadi  pedeta. Ada  juga  yang  bermimpi Chia  bersama  orang  yang  berbaju  putih dan  diajak kesuatu  tempat yang  tinggi.

Buliknya  Yulma  menjelang  Ulang Tahunnya  juga  didatangi  Chia  dalam  mimpi  juga  om  nya  Si  Marchel yang  paling  sering  bermain  dengan  Chia  dan  membuat Chia  tertawa  karena kelucuannya.

Terakhir  Yovi  mamanya  mewujudkan  permintaan  Chia  untuk  mentraktir  teman temannya nonton  film. Seusai  nonton  film teman --temannya  itu  bercerita  yang  senada. Ada  yang  diajak  main  pasir, tiba-tiba  pasir  berubah  jadi  permata. Quensa diajak  jalan-jalan  ketaman  Surga  yang  penuh  bunga. Mela  mainan  ayunan, Yasmin bermain pasir  dan  keliling taman.

Dan  sewaktu  Chia  minta  pamit  pada  teman-temannya  sepertinya  dia  punya  sayap  dan  terbang  dengan  menyapa  nama  mereka. Quensa  menceritakannya  sambal  menangis. Teman  sebaya  Chia  itu  bercerita  penuh  haru, menangis  mengenang  sahabat  yang  disayanginya.  Mereka  tak  mungkin  bohong, dengan  mimpi  itu, Tuhan  ingin  menunjukkan  bahwa  Surga  itu  nyata. Dan  Chiara  telah  meraih  dan  menempatinya.

Kini Chiara Regina Bilgis telah tiada,kami percaya bahwa dia bahagia dalam pelukan KASIH KERAHIMAN ILAHI yang menyayanginya,lewat mimpi dia telah memberi tahu keluarga,teman temannya bahwa dia sudah bahagia di Surga. Semoga jiwa  Chiara  tersenyum  melihat  kami  yang  di bumi selalu  mengenangnya***

(In  Memoriam Chiara  tersayang1 tahun dalam  hitungan  kalender  Jawa 24 Agustus 2020)

Oleh:  Sr. Maria  Monika Puji Ekowati  SND

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun