Berawal  dari WA  yang  kuterima  dari  Romo  Heri  Wibowo  yang  menunjukku untuk  berdoa  mewakili umat  Katolik, pada  umumnya  dan  HAK = Hubungan  Antar Umat  Beragama dan  Kepercayaan yang  bernaung pada  KWI  (  Konferensi  Wali  Gereja  Indonesia ) yang  menjadi  tanggung  oleh  Mgr Yohanes  Harun  Yuono ( Uskup  Tanjung  Karang ) selaku  Ketua  HAK  KWI.
Dari  Romo  Heri saya  langsung  terhubung oleh  Dr  Rahmi, komunikasi  via  WA  pun  terjalin setelah 7  tahun kami  tidak  pernah  berjumpa. Dr  Rahmi dulu orang  tua  murid, putrinya  bersekolah  di  Notre  Dame, waktu  itu  saya  sebagai  Kepala  Sekolahnya.
Peristiwa  ini kami rasa sebagai mujizat  dari  Tuhan  bahwa  kami  dipertemukan  kembali. setelah  saya 3  tahun  bertugas  di  Luar  Negeri dan 1tahun  di  luar  Jawa membuat  kami  tidak  saling  terhubung.Dr  Rahmi  sebagai house Zoom  untuk  doa  bersama  antar  Agama dan  Kepercayaan juga  sebagai  penanggung  jawab Kantor  Hubungan  Masyarakat  dan  Pemerintah Majelis Rohani Nasional  Baha'I Indonesia ini.
beliau  penganut  Agama  Bahai' gayung  bersambut, setiap  hari  Jumat  pukul  16.00 sore  diadakan doa  bersama, dalam  masa  pandemic  ini  sudah  diadakan  selama 3 bulan  secara  virtual melalui  Zoom.
Pada tanggal 29 Mei 2020 yang merupakan  giliran  saya  perwakilan  dari umat  Katolik dan juga dihadiri dari  6 Agama yakni; Katolik, Kristen, Islam, Budha, Hindu dan Khonghucu, Baha'I. Selain itu ada  penganut kepercayaan turut begabung yakni kepercayaan Penghayat Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI), dan Sikh. Setiap acara  doa  bersama  selalu  ada  tema, seperti pada  tanggal  29 Mei  temanya " Meraih  Kemenangan  dalam  Masa  Sulit " (  Belajar dari  makna  Hari  Raya  Idul  Fitri ), tanggal  12 Juni 2020  dengan  tema " Menyongsong Normalitas  Baru" yang  dihadiri  secara  virtual  oleh Ibu  Shinta Nuriyah Wahid, juga  melambungkan  doa.
Sebagai umat beragama di Indonesia kami  bersatu hati mengadakan doa lintas agama, sebagai bentuk kecintaan bagi Indonesia.
Meski berbeda kepercayaan, namun para tokoh agama di Indonesia bersatu memanjatkan doa kepada Tuhan yang satu dan Esa untuk memohon rahmat kesejahteraan dan  tahan  uji bagi Bangsa Indonesia dalam menghadapi wabah virus Corona.
Masing-masing tokoh agama mengutus satu anggotanya untuk terlibat dalam doa lintas agama ini. Tapi  juga  zoom  dibuka untuk pemerhati  bila  mau  bergabung  sebagai  pendengar, bukan  pembawa  doa.
Beliau  menjawab :"Kami didorong oleh kejadian-kejadiaan yang terjadi saat ini sebagaimana kita melihat bahwa Pandemi ini merubah segala aspek kehidupan, bagaikan memberi pemahaman baru tentang beribadah. kami betul-betul sadari, selama minggu-minggu dan bulan-bulan yang baru lalu ini, dunia yang khawatir tengah berusaha menghadapi krisis kesehatan yang terus ber-evolusi dengan cepat yang mempengaruhi para penduduk di banyak negara, yang konsekuensi-konsekuensi krisis itu terhadap masyarakat belum dapat diperkirakan kapan akan berakhir.
Kami merasakan keprihatinan yang besar terhadap kesejahteraan umat manusia, maka kami ingin mengumpulkan kekuatan kolektif masyarakat yang bergantung pada sejauh mana persatuan dapat diwujudkan dalam tindakan, selain kita saling membantu secara material maka menyatukan doa bersama antar lintas iman adalah proses memberikan dukungan kepada upaya-upaya penting yang dilakukan untuk membantu mengatasi rasa sedih, cemas, stress kita sebagai manusia
Kami semua percaya akan kekuatan persatuan dan kekuatan doa.
Dunia semakin memerlukan harapan, persatuan dan rasa persaudaraan. Dengan semangat berdoa bersama dan sebagai upaya untuk memperkuat ikatan- ikatan persahabatan, dan untuk kesadaran rohani memberi semangat dan pada saat ini ketika banyak orang bingung dan kecewa, tidak yakin apa yang akan terjadi. Betapapun sulitnya keadaan pada saat tetapi kita harus yakin pada akhirnya kita akan mampu melewati ujian besar ini atas bantuan Tuhan  sang  Sumber  Hidup.
Sebagaimana  dijelaskan  oleh  Dr  Rahmi, dari kantor Humas dan  Pemerintah Majelis Rohani Nasional Baha'i Indonesia. bahwa Baha'I tidak  mempunyai  pimpinan  secara  individu  namun berinisiatif  sebagai      penyelenggara doa lintas agama ini muncul  dari Agama  Biha'I  salah satu Agama yang ada di Indonesia. Sungguh  saya  kagumi  dan  acungi  jempol. sudah banyak penganutnya Baha'I di  Indonesia juga Negara Malaysia dan Singapura dan  negara  lain  didunia.
Presiden bagian dialog dan kerjasama antar umat beragama dan peradapan yang diketuai Prof. Dr. Din Syamsuddin.
Tema yang diangkat waktu itu ialah; " Rukun dan Bersatu Kita Maju". Serta  dilanjutkan  lagi  dengan  Musyawarah  Nasional yang  diadakan  di  Shangri'La hotel  pada  tanggal 11 -14 September 2019 Persatuan  dan  persaudaraan  kami  sebagai  umat  beragama sungguh  diperkut  dan  memegang  peran  penting  untuk  kesatuan  dan  Persatuan  Bangsa  Indonesia  yang  dalam  segala  aspek  sangat  Bhineka.
Perbedaan menyatukan kita sebagai warga masyarakat Indonesia yang luhur dan bermartabat, serta mampu hidup berdampingan satu dengan yang lain. Kita mampu bekerjasama dan saling menguatkan sebagai saudara.Â
Kebersamaan dan kerjasama yang membangun peradaban bangsa dan negara  ini senantiasa terjalin terus, baik dialog maupun doa bersama sebagai perwujudan sebagai satu saudara dalam membangun Indonesia Maju. Doa  lintas  agama  ini  diadakan  secara  vitual  setiap  hari  Jumat sore pukul 16.00  dan  diikuti  oleh  penganut agama  dan  kepercayaan  baik  didalam  maupun  diluar  negeri. Kiranya  persatuan  Agama  dan  Kepercayaan  yang  harmoni  terjalin  di  Bumi  Indonesia  ini, akan  membuat  tersenyum Gus  Dur  yang  mencita-citakan bahwa  INDONESIA akan  menjadi  tolok  ukur Percontohan Kerukunan  &  Keharmonian  agama yang  Bhineka  bagi  negara  dan  masyarakat  Dunia.
Oleh : Sr  Maria  Monika Puji Ekowati  SND
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H