Mohon tunggu...
Monika IndahPutri
Monika IndahPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tidak bekerja

Hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Faktor Penyebab Trypanophobia pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

30 Januari 2023   19:25 Diperbarui: 30 Januari 2023   19:28 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fobia merupakan sebuah rasa ketakutan yang berlebihan pada suatu hal atau fenomena. Trypanophobia adalah ketakutan secara ekstrem terhadap prosedur medis yang melibatkan suntikan atau jarum suntik, dapat diartikan bahwa trypanophobia adalah Fobia terhadap jarum suntik. Trypanophobia secara signifikan lebih sering terjadi pada anak-anak daripada pada orang dewasa. Meskipun trypanophobia dapat juga terjadi pada segala usia baik anak- anak, remaja, dan orang dewasa. Bahkan trypanophobia juga terjadi pada kalangan mahasiswa fakultas kesehatan. Sebagian besar orang dewasa yang mengidap kondisi ini dikarenakan rasa takut saat kanak-kanak.

Lalu apa yang menyebabkan Trypanophobia?

Menurut penelitian yang dilakukan pada sejumlah mahasiswa fakultas kesehatan ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan mereka mengalami trypanophobia, seperti:

1. Adanya pengalaman traumatis yang berkaitan dengan objek ataupun pada kondisi tertentu.

2. Adanya riwayat fobia di dalam keluarga yang diwariskan secara biologis (genetik)

3. Terjadi perubahan kimiawi dalam otak.

4. Terjadi fobia ketika masa kanak-kanak yang muncul saat usia 10 tahun.

5. Memiliki temperamen yang sensitif atau negatif.

6. Mempelajari informasi atau pengalaman negatif seputar trypanophobia sehingga memicu munculnya ketakutan yang berlebihan.

Selain itu, trypanophobia juga dapat berkembang karena beberapa situasi atau pengalaman negatif yang berkaitan dengan jarum suntik, seperti:

1. Terdapat ingatan terhadap suatu pengalaman merasakan sakit ketika disuntik dan ingatan tersebut kembali dicipu saat melihat jarum, sehingga memunculkan kenangan buruk dan menimbulkan ketakutan yang berlebihan.

2. Adanya refleks vasovagal sehingga memicu penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, yang menyebabkan pusing dan pingsan akibat rasa kecemasan yang berlebihan.

3. Adanya kecemasan dan ketakutan berlebihan terkait hal-hal medis.

Apa saja Gejala yang Mungkin Terjadi Pada Penderita Trypanophobia?

* Pusing

* Gelisah

* Pingsan

* Keringat dingin

* Insomnia

* Sesak napas

* Mulut kering

* Mual

* Gemetar

* Kecemasan

* Serangan panik

* Tekanan darah meningkat

* Jantung berdebar-debar

* Menghindari atau melarikan diri dari perawatan medis yang harus dilakukan karena ketakutan yang berlebihan (hipokondria) 

Bagaimana Cara Mengatasi Trypanophobia?

Berdasarkan statistik, Robert H. Shmerling (MD) - Editor Senior Fakultas, Penerbitan Kesehatan Harvard mengatakan rata-rata orang sehat dapat menerima setidaknya 165 jarum suntik seumur hidup, termasuk untuk vaksinasi dan tes rutin. Sehingga diperlukan pengobatan untuk mengatasi fobia ini.

Salah satu metode yang bisa diterapkan dalam mengatasi trypanophobia adalah dengan melakukan terapi pemaparan. Mekanisme terapi ini dilaksanakan kepada penderita secara sengaja, yaitu dengan memaparkan jarum suntik kepada penderita.

Terapi ini dilakukan dengan cara menunjukkan gambar ataupun video yang berhubungan dengan jarum suntik. Kemudian dipaparkan dengan memegang jarum, hingga proses penyuntikan secara langsung.

Dengan terapi pemaparan ini, sensitivitas akan menurun jika seseorang dipertemukan dengan pemicu fobianya secara terus menerus. Sehingga lama kelamaan tubuh dan otak akan merespons ketakutan tersebut dan akan berusaha mengatasi dan membiasakan.

Ketika menjelang melakukan injeksi atau penyuntikan ada beberapa hal yang mungkin bisa dilakukan, seperti:

1. Bercerita kepada petugas medis perasaan dan keadaan yang sesungguhnya, agar petugas medis dapat memberikan langkah perawatan yang tepat

2. Melakukan aplied tension, dengan cara duduk nyaman serta melemaskan otot-otot tangan dan leher selama  10-15 detik sebanyak 3x sehari selama satu Minggu sebelum dilaksanakan tindakan medis.

3. Melatih pernapasan dan berpikir tenang

4. Menghadapi ketakutan dengan mensugestesi pikiran bahwa jarum yang menusuk tubuh tidak akan terasa sangat sakit dan memikirkan manfaat dari tindakan medis tersebut

Sumber: Ambarita, Togi Fitri Andriani, 2015,

Problema Fobia Jarum Suntik dan

Penanganannya Dengan Pendekatan

Terapi Pemaparan, Jurnal Psikologi.

Universitas HKBP NOMMENSEN: Medan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun