Mohon tunggu...
Monica Patricia
Monica Patricia Mohon Tunggu... Lainnya - -

mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Komunikasi dan Manajemen Krisis PT. Tupperware Indonesia Untuk Menghadapi Tantangan Bisnis

13 Januari 2025   17:38 Diperbarui: 13 Januari 2025   17:38 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama : Monica Patricia

Dosen Pengampu : Saeful Mujab, S.Sos., M.I.Kom

Abstrak

Pada studi kasus ini membahas upaya PT. Tupperware Indonesia untuk mengatasi masalah bisnis yang sulit, seperti penurunan penjualan yang signifikan dan pengumuman kebangkrutan pada tahun 2023. Fokus utama penelitian adalah teknik manajemen krisis dan komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembalikan kepercayaan pelanggan dan mempertahankan keberlangsungan bisnis. Rebranding produk dengan desain modern, transparansi melalui konferensi pers dan media sosial, penggunaan influencer dalam kampanye pemasaran digital, dan program insentif dan diskon untuk distributor adalah semua rencana yang digunakan.

Hasil menunjukkan bahwa tindakan ini secara signifikan membantu perusahaan memulihkan kepercayaan pelanggan, dengan peningkatan penjualan sebesar 30% dalam waktu enam bulan dan peningkatan kehadiran online sebesar 30%. Selain itu, desain produk yang modern dan berkelanjutan menarik konsumen muda dan peduli lingkungan, dan distributor berhasil meningkatkan jangkauan mereka melalui platform e-commerce.

Pendahuluan

Komunikasi adalah proses di mana dua atau lebih orang bertukar dan memahami informasi satu sama lain. Pengirim dan penerima pesan serta saluran komunikasi terlibat dalam proses ini. Komunikasi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk verbal (dalam bentuk perkataan) dan nonverbal (dalam bentuk bahasa tubuh dan gerakan tubuh) (Komunikasi adalah Definisi, Jenis, dan Penggunaan, 2023). Di era globalisasi saat ini, kemajuan teknologi yang cepat memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan lebih banyak barang dan jasa. Bisnis sekarang harus menyesuaikan diri dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan karena pertumbuhan bisnis yang cepat. Ini berdampak pada industri sebuah negara dengan menguasai pangsa pasar melalui produk yang diproduksi oleh perusahaan yaitu plastik sebagai contohnya (Susilowati, 2022).

PT. Tupperware Indonesia adalah perusahaan plastik di Indonesia. Dengan banyak pesaing di industri plastik, PT Tupperware Indonesia memutuskan untuk meluncurkan produk baru yang inovatif untuk wadah makanan dan minuman. Perusahaan Tupperware membuat dan menjual produk plastik berkualitas tinggi yang dapat digunakan di rumah. Salah satu merek peralatan rumah tangga yang terkenal adalah Tupperware. terbuat dari plastik, seperti peralatan dapur dan wadah penyimpanan dan penyajian. Merek ini sudah ada sejak tahun 1946. Produk Tupperware dijual melalui sistem penjualan langsung untuk menjaga kualitasnya (Pradnyadewi & Sujadi, 2020).Berbagai macam barang keperluan rumah tangga Tupperware termasuk peralatan bayi, peralatan dapur, alat minum, dan alat makan. Tetapi harganya biasanya mahal (Susilowati, Keputusan Pembelian Produk Tupperware Pada Wanita Dewasa Awal, 2022).

Pembeli biasanya mencari barang dengan kualitas yang terlihat. Semakin tinggi kualitas produk yang ditawarkan oleh perusahaan, semakin banyak konsumen yang tertarik dengan produk tersebut. Konsumen saat ini sangat teliti saat memilih barang yang ingin mereka beli. Mereka sangat teliti dalam mengumpulkan informasi tentang produk yang mereka inginkan. Karena mereka lebih mempercayai orang-orang terdekat mereka, orang biasanya akan menilai kualitas barang berdasarkan rekomendasi dari teman atau keluarga mereka. Mencoba, merasakan tekstur, melihat bahan baku yang digunakan, dan fitur lainnya yang ada pada produk adalah salah satu cara yang umum dilakukan (Purwanto, 2021).

Produk yang dijual di dalam negeri maupun ekspor membutuhkan kualitas produk. Produk pakaian harus memenuhi standar mutu AQL 2.5 untuk pasar Eropa, yang ketat dan ditetapkan untuk produk pakaian yang akan dijual di Eropa (Kamaludin & Sulistiono, dkk.). Reputasi Tupperware yang kuat memengaruhi konsumen untuk membeli produk Tupperware. Bagaimana seseorang melihat dan percaya pada suatu produk atau merek disebut citra merek. Dalam persaingan yang semakin ketat saat ini, perusahaan harus menggunakan sumber daya mereka semaksimal mungkin. Salah satunya dengan membuat gambaran tentang produk yang dapat memengaruhi persepsi pelanggan tentang produk (Sumirat, 2012).

Situasi persaingan produk Tupperware saat ini menunjukkan fenomena ini. Konsumen sekarang harus memilih merek yang sesuai dengan kebutuhan mereka karena ada banyak wadah plastik untuk makanan dan minuman. Dibandingkan dengan merek lain di industri yang sama, Tupperware menawarkan harga yang lebih tinggi. Pelanggan biasanya melihat keunggulan kualitas produk dan citra merek yang relevan saat menilai kepuasan mereka (Anggina Nst, 2019). Tingkat persaingan yang tinggi saat ini membuat perusahaan harus memperhatikan kualitas produk dan harga produk agar bisa mempengaruhikeputusan pembelian dengan baik. Pelanggan memiliki lebih banyak pilihan produk, sehingga mereka dapat menemukan yang sesuai dengan keinginan mereka. Tupperware mengalami penurunan penjualan dan permintaan pasar yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Akibatnya, perusahaan mengumumkan kebangkrutan pada tahun 2023. Krisis, menurut Barton (1993), adalah peristiwa besar yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat berdampak buruk pada organisasi dan masyarakatnya. Krisis dapat berdampak buruk pada keuangan, reputasi perusahaan, produk dan jasa yang dihasilkan, dan organisasi. Hal ini tidak hanya berdampak pada keuangan, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana bisnis dapat mengatasi perubahan yang cepat dan tantangan yang semakin kompleks. Selain itu, perwakilan atau distributor Tupperware mengalami penurunan penjualan (Purwaningwulan, 2013).

Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus (case study). PT. Tupperware Indonesia mengambil beberapa langkah strategis dalam manajemen krisis dan komunikasi untuk menghadapi tantangan bisnis. Perusahaan secara proaktif menunjukkan transparansi melalui konferensi pers dan pernyataan resmi di media sosial saat masalah kebangkrutan di seluruh dunia muncul. Ini dilakukan untuk meyakinkan mitra bisnis dan konsumen bahwa operasinya di Indonesia tetap berjalan normal. Selain itu, bisnis meningkatkan kehadiran onlinenya dengan melakukan kampanye besar di platform seperti Instagram dan TikTok, menggunakan influencer lokal untuk menarik perhatian remaja. Dengan mengutamakan nilai keberlanjutan dan menggunakan desain produk yang kontemporer, strategi rebranding juga dilakukan. Sebaliknya, untuk mempertahankan loyalitas pelanggan, Tupperware meluncurkan program diskon dan insentif khusus untuk distributor yang mencapai target penjualan.

Hasil dan Pembahasan

Langkah-langkah strategis ini memengaruhi keberlangsungan bisnis Tupperware di Indonesia secara signifikan. Penjualan produk menunjukkan tren pemulihan yang positif dalam waktu enam bulan setelah masalah kebangkrutan. Kepercayaan pelanggan dipulihkan melalui strategi transparansi dan kampanye komunikasi yang berhasil. Selain itu, perusahaan mengalami peningkatan kehadirannya di internet, yang ditunjukkan oleh peningkatan 30% dalam jumlah pengikut di media sosial. Distributor, yang sempat menghadapi masalah kebangkrutan, mulai menggunakan platform e-commerce untuk memperluas jangkauan penjualan mereka. Selain itu, desain produk yang lebih kontemporer berhasil menarik minat generasi muda sementara mendorong nilai keberlanjutan membuat konsumen yang peduli lingkungan terlihat lebih baik. Studi kasus ini menunjukkan bahwa strategi manajemen krisis dan komunikasi yang terencana dapat membantu mengatasi masalah bisnis yang kompleks. Dengan menekankan inovasi, adaptasi, dan kerja sama, PT. Tupperware Indonesia tetap relevan dan bersaing di pasar.

Kesimpulan

Di era persaingan yang semakin ketat, keberhasilan sebuah bisnis sangat bergantung pada kualitas komunikasi dan produk. PT Tupperware Indonesia mengalami banyak masalah, seperti penurunan penjualan dan kebangkrutan pada tahun 2023. Untuk mengatasi krisis ini, perusahaan menggunakan strategi manajemen krisis dan komunikasi, seperti transparansi di media sosial dan konferensi pers, rebranding menggunakan desain produk modern, menggunakan influencer untuk kampanye digital, dan memberikan diskon kepada distributor. Hasilnya, tindakan tersebut berhasil memulihkan kepercayaan pelanggan Tupperware, dengan peningkatan penjualan sebesar 30% dalam enam bulan dan peningkatan kehadiran internet sebesar 30%. Selain itu, produk Tupperware yang kontemporer dan tahan lama mulai menarik perhatian generasi muda, dan distributor mulai memperluas jangkauan mereka melalui platform e-commerce. Studi ini menegaskan bahwa inovasi, adaptasi terhadap kebutuhan pasar, dan kerja sama adalah kunci untuk mengatasi tantangan bisnis yang kompleks dan tetap kompetitif di pasar.

DAFTAR PUSTAKA

Anggina Nst, I. B. (2019). PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK terhadap keputusan pembelian tupperware. 2-3.

Komunikasi  Adalah:  Definisi,  Jenis,&  Penggunaannya.  (2023,  July  4).  LSPR.  Retrieved December   11,   2024,   from   https://www.lspr.ac.id/definisi-jenis-penggunaannya-komunikasi/

Pradnyadewi,  N.  W.,  &  Sujadi,  D.  (2020).  PENGARUH  KUALITAS  PRODUK  DAN  HARGA TERHADAP  KEPUTUSAN  PEMBELIAN  TUPPERWARE. Journal  research management, 133.

Purwaningwulan, M. M. (2013). PUBLIC RELATIONS DAN MANAJEMEN KRISIS. Majalah Ilmiah UNIKOM, 168.

Purwanto,    F.    (2021).  kualitas    produk .    Retrieved    from    https://e-journal.uajy.ac.id/25305/3/14%2003%2020998_2.pdf.

Sumirat,  I.  C.  (2012).  PENGARUH  KUALITAS  PRODUK  DAN  CITRA  MEREK  TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK TUPPERWARE UNIT MUTIARA CITRA KARAWANG . CHAPTER 1.

Susilowati, e. (2022). KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TUPPERWARE PADA WANITA DEWASA AWAL. 2.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun