Sebuah program kerja sama ekonomi bernama Comprehensive Economic Partnership Agreement atau yang dikenal dengan CEPA merupakan kesepakatan free trade antara dua negara. Indonesia sendiri mengadopsi kebijakan CEPA melalui kesepakatan kerja sama dengan beberapa negara seperti Australia, Korea Selatan, Uni Emirat Arab (UAE), juga dengan organisasi internasional seperti Uni Eropa dan European Free Trade Association (EFTA). Dengan hadirnya kerja sama tersebut diplomasi Indonesia di kancah internasional semakin berkembang.
Dunia internasional dapat melihat keuletan Indonesia yang giat mencari partner kerja sama strategis untuk meningkatkan perekonomian bangsa. Seperti diketahui, setiap kerja sama pasti diawali dengan pendekatan dan lobbying terlebih dahulu sampai akhirnya mencapai kesepakatan.Â
Kemampuan diplomasi Indonesia bisa dikatakan cukup baik karena Indonesia bisa menarik negara lain untuk menyepakati perjanjian CEPA ini. Pendekatan yang diusung Indonesia dalam diplomasinya juga terbilang menarik karena mengutamakan keramah-tamahan yang mana hal ini sesuai dengan citra bangsa Indonesia yang santun dan kental akan nilai-nilai budaya.
Di abad 21 ini kita dihadapkan pada revolusi industri dan teknologi yang masif maka dari itu setiap negara memanfaatkan hal ini dengan semakin membuka diri untuk menjalin kerja sama dengan negara lain. Tentunya Indonesia tidak ingin tertinggal dari negara lain perihal kerja sama dan peningkatan ekonomi sehingga hadirlah CEPA sebagai transformasi diplomasi ekonomi Indonesia.Â
Terdapat lima hal yang menjadi fokus penting Indonesia dalam diplomasi ekonominya. Fokus pertama adalah trade dan proteksionisme. Kebijakan proteksionisme seperti tarif dan hambatan perdagangan, dapat berdampak signifikan terhadap ekspor dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.Â
Kedua, pembangunan infrastruktur. Menarik investasi asing dalam proyek infrastruktur, seperti pelabuhan, bandara, dan jalan raya, untuk membantu mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan konektivitas di dalam negeri dan dengan negara lain.
Ketiga, ekonomi digital. Ekonomi digital dapat membuat perubahan pada kegiatan ekonomi masyarakat serta bisnis, dari yang awalnya manual menjadi serba otomatis dengan menggunakan bantuan internet dan kecerdasan buatan atau AI.Â
Keempat, keamanan energi. Memastikan ketahanan energi dan mendorong pembangunan berkelanjutan di sektor energi merupakan salah satu prioritas utama diplomasi ekonomi Indonesia saat ini.Â
Terakhir, fokus kelima, adalah integrasi wilayah. Komitmen Indonesia saat ini adalah untuk mendorong integrasi dan kerja sama antar kawasan, termasuk bekerja untuk membangun masyarakat ekonomi yang lebih terintegrasi dan mempromosikan hubungan ekonomi yang lebih erat.
Berdasarkan materi dalam mata kuliah Diplomasi RI Kontemporer, aktor diplomasi era ini mengalami perluasan bentuk, yakni dari yang tadinya bersifat state menjadi non-state, lalu yang tadinya berupa club diplomacy berkembang menjadi network diplomacy.Â
Dalam perjanjian CEPA antara Indonesia dengan beberapa negara maupun OI bentuk aktor yang terlihat adalah network diplomacy karena dilakukan dengan interaksi secara langsung (mostly oral), transparansi kerjasama lebih jelas karena disampaikan melalui situs resmi negara masing-masing ataupun situs pers internasional. Dan tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan dinamika hubungan bilateral antar negara. Lalu level kerjasamanya adalah bilateral dan melibatkan kolaborasi beberapa aktor seperti pemerintah, MNC's, perusahaan swasta, dan juga OI. Dilihat dari elemen SDG's, kerja sama CEPA ini sesuai dengan elemen ke 8 yakni Decent Work And Economic Growth.
Tujuan utama dari diplomasi ekonomi Indonesia melalui CEPA tentunya adalah peningkatan ekonomi dan hubungan bilateral. Kerja sama CEPA yang sudah terjalin cukup komprehensif adalah antara Indonesia dengan Australia yang bernama IA-CEPA, dan dengan Korea Selatan yang bernama IK-CEPA, sementara dengan Uni Eropa yang bernama IEU-CEPA masih menunggu penyelesaian kesepakatan.Â
Masing-masing kerja sama CEPA dengan negara lain memiliki benefit dan tantangannya tersendiri. Benefit utama dari kemitraan ekonomi komprehensif melalui diplomasi IA-CEPA Indonesia dengan Australia adalah memperluas akses pasar (dengan begitu tenaga kerja meningkat) dan meningkatkan daya saing produk pertanian, perikanan, industri, dan kehutanan. IA-CEPA membantu Indonesia meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal mencapai taraf internasional. Investasi dua arah pengusaha Australia dan Indonesia juga diharapkan meningkat dengan adanya kerjasama ini.Â
Selanjutnya, IK-CEPA dengan Korea Selatan membuka akses ekspor barang dan jasa dari Indonesia dengan kemudahan tarif bea masuk pada komoditas kendaraan bermotor, sepeda, produk olahan ikan, salak dan produk tekstil seperti kaos kaki. Melalui IK-CEPA peluang investasi yang bersifat jangka panjang akan meningkat, seperti diketahui saat ini Korea Selatan telah terlihat investasinya di Indonesia khususnya pada bidang otomotif, logam, kimia, dan energi terbarukan.
Perjanjian CEPA ini juga mampu mendorong daya saing ekonomi dan meningkatkan SDM Indonesia, selain perihal perdagangan dan investasi. Dengan penurunan tarif bea masuk maka perdagangan dan investasi menjadi mudah, capaian yang terlihat dari kerjasama IA-CEPA adalah produk yang di impor Indonesia dari Australia seperti gandum dan batu bara diolah lagi di Indonesia dan menghasilkan produk untuk diekspor ke pasar global.Â
Dengan demikian produk Indonesia bisa bersaing di kancah global. Pemerintah Indonesia pun optimis diplomasi ekonomi dengan Australia ini bisa menjadi momentum pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Seperti IA-CEPA, IK-CEPA antara Indonesia dan Korea Selatan juga berhasil mencapai target total perdagangan sebesar 18,41 miliar US Dollar pada 2021, dan pada kuartal ketiga tahun 2022 total perdagangan mencapai 20,6 miliar US Dollar sehingga Indonesia surplus sebesar 712,3 juta US Dollar.
Di sisi lain, tantangan yang mungkin ada dari diplomasi ekonomi CEPA ini lebih kepada kurangnya pengetahuan yang rinci terkait kondisi pasar kedua belah pihak, serta harus pandai dalam memilah komoditas mana yang menguntungkan. Dibalik tantangan yang ada, adanya CEPA berhasil berkontribusi bagi diplomasi Indonesia terutama di tengah transisi ekonomi semenjak pandemi.Â
Diplomasi Indonesia dengan negara lain menjadi semakin aktif dilakukan sehingga Indonesia dapat mencuat dalam kontestasi ekonomi global. Pergerakan pemerintah Indonesia untuk kerjasama CEPA yang sangat masif sejak awal tahun 2023 jika terus konsisten akan membuat perekonomian Indonesia merangkak positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H