Mohon tunggu...
Monica Febrianti
Monica Febrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat

Hobby Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Implementasi Pendidikan Multikultural terhadap Toleransi Beragama Pada Jenjang Sekolah Dasar

21 Juni 2024   15:13 Diperbarui: 21 Juni 2024   15:16 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendahuluan

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya, agama, dan suku bangsa (Fuadi 2020). Keberagaman ini merupakan aset berharga yang perlu dijaga dan dilestarikan. Namun, di sisi lain, keberagaman ini juga berpotensi menimbulkan konflik jika tidak dikelola dengan baik. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk sikap dan perilaku generasi muda, termasuk dalam hal toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan. Di sinilah pendidikan multikultural menjadi sangat relevan dan penting untuk diimplementasikan, khususnya di jenjang sekolah dasar.

Sekolah dasar adalah tahap awal di mana anak-anak mulai mengenal dunia di luar keluarga mereka (Sabani 2019). Pada usia ini, anak-anak sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, memperkenalkan nilai-nilai toleransi dan penghargaan terhadap keragaman sejak dini melalui pendidikan multikultural dapat membantu membentuk karakter anak yang lebih inklusif dan menghargai perbedaan. Pendidikan multikultural tidak hanya mengajarkan anak-anak untuk mengenal budaya dan agama lain, tetapi juga membantu mereka memahami pentingnya hidup berdampingan secara harmonis dalam masyarakat yang plural.

Dalam konteks Indonesia, di mana berbagai insiden intoleransi dan diskriminasi masih sering terjadi, pendidikan multikultural menjadi semakin penting. Insiden-insiden tersebut menunjukkan bahwa masih banyak individu dan kelompok yang belum memahami atau menerima keberagaman sebagai kekayaan bangsa (Sirajuddin 2020). Oleh karena itu, pendidikan multikultural diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah intoleransi dengan menanamkan nilai-nilai kebhinekaan dan saling menghormati sejak dini.

Implementasi pendidikan multikultural di sekolah dasar juga sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang ingin mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Melalui pendidikan multikultural, diharapkan dapat tercipta generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan kemampuan untuk hidup dalam masyarakat yang beragam. Dengan demikian, pendidikan multikultural di sekolah dasar bukan hanya penting untuk masa kini, tetapi juga untuk masa depan bangsa yang lebih toleran dan harmonis.

Pembahasan 

Pentingnya Pendidikan Multikultural di Sekolah Dasar

Pendidikan multikultural di jenjang sekolah dasar memiliki peran yang sangat krusial dalam membentuk karakter dan sikap anak-anak terhadap keberagaman (Farid 2023). Pada usia ini, anak-anak sedang berada dalam tahap perkembangan di mana nilai-nilai dasar dan persepsi terhadap dunia mulai terbentuk. Melalui pendidikan multikultural, siswa dapat diajarkan untuk memahami dan menghargai keragaman budaya, agama, dan latar belakang sosial di sekitar mereka. Hal ini penting untuk menanamkan sikap hormat dan toleransi sejak dini, yang nantinya akan menjadi fondasi dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat yang plural. Pendidikan multikultural membantu siswa untuk mengenal berbagai tradisi, kebiasaan, dan nilai-nilai dari budaya lain, sehingga mengurangi prasangka dan stereotip yang sering kali muncul akibat ketidaktahuan.

Selain itu, pendidikan multikultural juga mempromosikan kerjasama dan solidaritas antar siswa dari latar belakang yang berbeda. Ini menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung, di mana setiap siswa merasa dihargai dan diterima. Dengan memahami bahwa perbedaan bukanlah penghalang melainkan kekayaan, siswa belajar untuk hidup berdampingan secara harmonis dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Di Indonesia, yang dikenal dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika," pendidikan multikultural memainkan peran penting dalam memperkuat persatuan nasional. Anak-anak diajarkan bahwa meskipun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, mereka tetap bagian dari satu bangsa yang sama.

Pendidikan multikultural juga mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia yang semakin global dan terhubung. Dengan keterampilan dan pemahaman yang diperoleh dari pendidikan multikultural, siswa akan lebih siap untuk berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai budaya di masa depan. Oleh karena itu, implementasi pendidikan multikultural di sekolah dasar bukan hanya penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang harmonis, tetapi juga untuk membentuk generasi masa depan yang lebih toleran, inklusif, dan siap menghadapi tantangan global.

Dampak Positif Implementasi Pendidikan Multikultural 

Implementasi pendidikan multikultural di sekolah dasar memiliki dampak positif yang signifikan terhadap toleransi beragama di kalangan siswa. Berikut ini adalah beberapa dampak positif yang telah diamati:

  • Pemahaman yang lebih bernuansa tentang keragaman ditumbuhkan.  Pendidikan multikultural memungkinkan siswa untuk mendapatkan apresiasi dan pemahaman tentang keragaman budaya dan agama yang ada di lingkungan sekitar mereka. Siswa menjadi lebih terbuka terhadap perbedaan dan lebih cenderung menerima orang lain tanpa prasangka..
  • Pengurangan stereotip dan prasangka. Perolehan pengetahuan tentang agama dan budaya yang berbeda berfungsi untuk mengurangi stereotip dan prasangka negatif di antara para siswa. Siswa diajarkan bahwa perbedaan agama seharusnya tidak menjadi penyebab diskriminasi atau konflik, melainkan kesempatan untuk belajar dan saling menghormati.
  • Menumbuhkan dialog dan kolaborasi. Dalam lingkungan yang mendorong multikulturalisme, siswa diajarkan untuk berkomunikasi secara terbuka tentang keyakinan dan praktik keagamaan mereka. Hal ini memfasilitasi pengembangan keterampilan dialog antar budaya dan mendorong kolaborasi di antara para siswa dengan latar belakang agama yang beragam.
  • Penguatan identitas positif: Pendidikan multikultural memungkinkan siswa dari berbagai latar belakang agama untuk memahami dan menghargai identitas mereka sendiri, serta identitas orang lain. Hal ini dapat mengurangi isolasi sosial dan meningkatkan rasa harga diri siswa.

 Dalam dunia yang semakin mengglobal dan multikultural, pendidikan multikultural membekali siswa dengan keterampilan yang diperlukan untuk berinteraksi secara efektif dengan individu-individu dari latar belakang agama yang berbeda di masa depan, sehingga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin beragam dan saling terhubung.Dengan demikian, implementasi pendidikan multikultural di sekolah dasar tidak hanya membawa manfaat langsung dalam bentuk peningkatan toleransi beragama, tetapi juga mempersiapkan generasi muda untuk hidup dan berkontribusi dalam masyarakat yang semakin beragam secara budaya dan agama.

Tantangan dalam Implementasi Pendidikan Multikultural

Implementasi pendidikan multikultural di jenjang sekolah dasar menghadapi berbagai tantangan yang kompleks dan beragam. Salah satu tantangan utama adalah kurikulum yang belum sepenuhnya inklusif. Banyak kurikulum sekolah masih belum mencerminkan keragaman budaya dan agama yang ada di Indonesia. Kurikulum sering kali lebih berfokus pada mata pelajaran konvensional dan kurang memberikan ruang bagi materi yang menggambarkan keragaman. Akibatnya, siswa mungkin tidak mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang kebudayaan dan agama lain, sehingga potensi untuk mengembangkan sikap toleransi menjadi terhambat.

Selain itu, kurangnya pelatihan khusus untuk guru juga menjadi kendala signifikan. Guru memainkan peran kunci dalam menyampaikan pendidikan multikultural, namun tanpa pelatihan yang memadai, mereka mungkin kesulitan dalam mengajar dengan pendekatan yang sensitif terhadap keragaman. Banyak guru yang belum mendapatkan pelatihan untuk menangani isu-isu keberagaman secara efektif di kelas, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kualitas pengajaran dan pemahaman siswa tentang pentingnya toleransi.

Resistensi dari masyarakat juga merupakan tantangan yang tidak bisa diabaikan. Terkadang, ada resistensi dari orang tua atau komunitas yang kurang memahami atau menerima pentingnya pendidikan multikultural. Beberapa masyarakat mungkin merasa bahwa pendidikan ini tidak relevan atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai yang mereka anut. Hal ini menuntut adanya upaya edukasi dan sosialisasi yang lebih intensif kepada masyarakat untuk mengatasi resistensi tersebut. Mengedukasi masyarakat tentang manfaat dan tujuan dari pendidikan multikultural sangat penting agar mereka dapat mendukung dan berpartisipasi aktif dalam implementasi program ini di sekolah-sekolah dasar.

 

Upaya Mengatasi Tantangan Pendidikan Multikultural

Setelah meneliti kesulitan-kesulitan yang dihadapi di lapangan ketika menerapkan pendidikan multikultural, jelaslah bahwa ada beberapa solusi potensial untuk mengatasi tantangan-tantangan ini. Bagian berikut ini menguraikan sejumlah strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi tantangan-tantangan yang terkait dengan implementasi pendidikan multikultural di sekolah dasar.

  • Penting untuk meyakinkan siswa tentang nilai pengembangan pemahaman yang lebih baik tentang keragaman budaya dan etnis.
  • Penting untuk mengembangkan kurikulum inklusif yang mengakui keragaman budaya. Hal ini akan memastikan bahwa siswa dapat memahami dan menghargai perbedaan.
  • Pengembangan kemampuan guru untuk mengelola kelas yang beragam dalam hal komposisi budaya dan mengintegrasikan nilai-nilai multikultural ke dalam kurikulum setiap hari.
  • Disarankan agar kesadaran multikultural ditingkatkan melalui partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk orang tua, masyarakat, dan lembaga pendidikan lainnya.
  • Perlu disediakan sumber daya yang memadai untuk mendukung pendidikan multikultural, termasuk buku teks, materi pembelajaran dan fasilitas.
  • Direkomendasikan agar metode pembelajaran berbasis multikultural digunakan untuk memastikan bahwa internalisasi nilai dapat dicapai dengan standar yang memuaskan.

 Implementasi pendidikan multikultural di sekolah dasar diharapkan dapat berhasil dengan baik, dimana para siswa memiliki kesadaran dan pemahaman tentang multikulturalisme.Implementasi pendidikan multikultural di sekolah dasar akan menghasilkan peserta didik yang memiliki kesadaran dan kedewasaan dalam menghadapi masyarakat yang majemuk, menghargai heterogenitas etnis, budaya, dan sebagainya, serta meningkatkan kelenturan mental dan kemampuan untuk bersikap positif terhadap keanekaragaman budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang majemuk.

Strategi Implementasi Pendidikan Multikultural Sekolah Dasar

 Pendidikan multikultural, yang merupakan cerminan dari multikulturalisme, mengakui keragaman dalam berbagai bentuk, termasuk namun tidak terbatas pada ras, etnis, bahasa, orientasi seksual, jenis kelamin, usia, kecacatan, status kelas, pendidikan, keyakinan agama/spiritual, dan konstruksi sosial dan budaya lainnya. Sekolah ini dirancang untuk menghormati semua perbedaan ini dalam lingkungan pembelajaran formalnya. Dari perspektif sosiologis, pendidikan multikultural mengharuskan penerimaan terhadap perbedaan, termasuk asal etnis, kelas sosial, jenis kelamin, bahasa, sistem nilai, pengalaman, dan preferensi seksual. Alih-alih dipandang sebagai alasan perpecahan, perbedaan-perbedaan ini dianggap sebagai sumber integrasi dan kekayaan sosial. Dalam konteks ini, pendidikan multikultural dapat digambarkan sebagai sebuah fenomena yang dibangun dalam kerangka kesepakatan bersama yang mendorong keragaman budaya dalam suasana pendidikan dan pengajaran. Lebih jauh lagi, pendidikan ini harus memasukkan karakteristik ras yang positif ke dalam suasana kelas dan mengintegrasikannya. Tujuan dari pendidikan multikultural adalah untuk membangun proses belajar dan mengajar dalam kerangka kerja yang mendorong keanekaragaman budaya. Pembentukan lingkungan pendidikan semacam ini, peningkatan kesadaran individu, dan pelaksanaan studi untuk multikulturalisme adalah tanggung jawab bersama semua individu yang terlibat dalam proses ini (Karacabey et al., 2019).

Pengembangan pendidikan multikultural di sekolah dasar harus didekati dengan cara yang sistemik dan holistik, dengan tujuan untuk mengintegrasikannya ke dalam kerangka kerja pendidikan yang lebih luas. Pendekatan pendidikan multikultural di sekolah dasar didasarkan pada kekayaan budaya dan karakter bangsa. Tujuan utamanya adalah untuk menumbuhkan sikap, perilaku, dan cara berpikir yang lebih komprehensif pada siswa mengenai keragaman, dengan tujuan menumbuhkan sikap toleransi. Pendidikan multikultural memungkinkan siswa untuk memahami keragaman dan menumbuhkan rasa toleransi yang kuat (Latifah et al., 2021). Shannon-Baker (2018) menyatakan bahwa pendidikan multikultural mencakup seperangkat prinsip, nilai, dan praktik yang secara langsung terkait dengan keadilan sosial. Keadilan sosial, dalam konteks ini, tidak hanya mencakup penyelidikan kritis terhadap kekuasaan, hak istimewa, dan diskriminasi, tetapi juga tindakan yang dengan sengaja menantang atau menanggapi penindasan sistemik. Di Amerika Serikat, pendidikan multikultural muncul dari Gerakan Hak-hak Sipil dan pengembangan studi etnis dan pendidikan multi-etnis. Prinsip dasar pendidikan multikultural adalah bahwa "semua siswa ... harus memiliki kesempatan yang sama untuk belajar." Oleh karena itu, pendidikan multikultural berusaha untuk menjamin kesempatan tersebut untuk semua siswa, mulai dari praktik di kelas mikro hingga kebijakan pendidikan nasional dan internasional di tingkat makro.

Dalam penelitiannya, Erba (2019) menyatakan bahwa pendidikan multikultural tidak menganjurkan perlindungan atau penghancuran etnis tertentu. Pendidikan multikultural tidak menggunakan pendekatan apa pun yang akan memecah belah masyarakat menjadi kelompok-kelompok terpisah dengan menekankan loyalitas etnis di atas loyalitas nasional. Oleh karena itu, para pendukung pendidikan multikultural menganjurkan pengajaran semua komponen yang terkait dengan kelompok budaya dengan tujuan untuk mendorong perkembangan masyarakat nasional atau global. Pendidikan multikultural tidak hanya mengkritik sistem politik, pendidikan, atau ekonomi suatu negara, namun juga menganalisis faktor-faktor sosial dan budaya, yang memainkan peran penting dalam menentukan dan mengatasi kondisi sosial serta meningkatkan kinerja sekolah siswa. Pendidikan dianggap memainkan peran penting dalam membina hubungan antar pribadi yang positif yang didasarkan pada kesadaran akan keragaman budaya. Oleh karena itu, dalam konteks ini, pendidikan multikultural dianggap sebagai sarana yang relevan untuk menumbuhkan kesadaran multikultural, yang kemudian diharapkan dapat memperbaiki stereotip seseorang terhadap orang lain. Diharapkan pendidikan multikultural dapat meminimalisir kemungkinan seseorang membentuk stereotip negatif terhadap orang lain sehingga dapat memicu konflik (Kurniawan & Miftah, 2021).

Implementasi pendidikan multikultural di sekolah dasar terdiri dari dua komponen utama, yaitu implementasi dalam materi pelajaran dan implementasi dalam proses pembelajaran. Proses implementasi dalam materi pelajaran dilakukan sesuai dengan kurikulum yang telah disusun dan digunakan di sekolah. Struktur kurikulum memasukkan komponen-komponen khusus yang berkaitan dengan implementasi pendidikan multikultural. Beberapa mata pelajaran tersebut antara lain pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan. Oleh karena itu, sekolah telah mengakui perlunya mengintegrasikan nilai-nilai multikultural ke dalam kurikulum dan mengimplementasikannya secara khusus dalam materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa (Husniatin & Anan, 2019).

Penerapan strategi pendidikan multikultural di sekolah dasar harus terencana dan sistematis untuk memastikan bahwa nilai-nilai keragaman, toleransi, dan kesetaraan tertanam dalam pengalaman belajar siswa. Salah satu strategi utamanya adalah integrasi kurikulum, yang melibatkan penggabungan materi-materi yang beragam secara budaya. Guru dapat memilih untuk memasukkan narasi, kisah sejarah, dan tradisi budaya dari berbagai kelompok etnis dan budaya ke dalam setiap bidang studi. Misalnya, dalam pelajaran Bahasa Indonesia, siswa dapat membaca cerita rakyat dari berbagai daerah di Indonesia atau dari negara lain. Demikian pula, dalam pelajaran sejarah, kisah-kisah pahlawan dari berbagai latar belakang etnis dapat dimasukkan. Selain itu, pendekatan tematik dapat digunakan untuk membuat hubungan antara topik pembelajaran dan nilai-nilai multikultural. Sebagai contoh, tema "Perayaan dan Tradisi" dapat mencakup studi tentang berbagai perayaan agama dan budaya dari seluruh dunia, sehingga menumbuhkan apresiasi terhadap keragaman pengalaman manusia yang alami dan berharga.

Implementasi pendidikan multikultural di sekolah dasar dapat dicapai melalui beberapa metode yang berbeda, termasuk integrasi materi budaya ke dalam kurikulum, penggabungan kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan keanekaragaman budaya, dan penyediaan pelatihan dan pengembangan profesionalisme guru. Guru menempati posisi penting dalam transmisi nilai-nilai multikultural kepada siswa. Oleh karena itu, mereka harus dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menerapkan pendidikan multikultural dengan cara yang efektif. Sebagaimana dijelaskan oleh Shabilla & Suryarini (2023), pendidikan multikultural memiliki peran penting dalam pendidikan dasar, karena memungkinkan siswa untuk memahami nuansa keberagaman dan menumbuhkan apresiasi terhadap perbedaan sebagai wujud nyata kecintaan pada bangsa Indonesia yang majemuk. Selain itu, pendidikan multikultural memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami perbedaan sebagai anugerah Tuhan yang harus disyukuri. Dengan memperoleh pemahaman dan internalisasi nilai-nilai multikulturalisme sejak dini, peserta didik di sekolah dasar akan lebih siap untuk mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga dan masyarakat yang lebih luas.

Tilaar (dalam Zainiyati, 2007) menyatakan bahwa dalam program pendidikan multikultural, fokusnya telah bergeser dari penekanan tunggal pada kelompok-kelompok ras, agama, dan budaya yang utama. Sebelumnya, pendidikan multikultural berfokus pada peningkatan pemahaman dan toleransi individu dari kelompok minoritas terhadap budaya arus utama yang dominan, dengan tujuan untuk memfasilitasi integrasi mereka ke dalam masyarakat arus utama. Namun, pendidikan multikultural justru mendorong sikap "peduli" dan pengertian terhadap perbedaan, atau "politik pengakuan" terhadap individu-individu dari kelompok minoritas.

 Pendidikan multikultural dianggap sebagai cara yang efektif untuk menumbuhkan kapasitas individu dalam menyikapi keragaman. Inti dari multikulturalisme adalah kesediaan untuk menerima kelompok lain secara setara, tanpa memperhatikan perbedaan budaya, etnis, gender, bahasa, atau agama.

Konsep multikulturalisme mengacu pada keragaman budaya dan cara-cara khusus untuk menanggapi kemajemukan tersebut. Oleh karena itu, multikulturalisme bukan hanya sebuah doktrin politik pragmatis, melainkan sebuah pandangan dunia yang mendorong individu untuk melihat dunia dengan cara yang inklusif dan toleran (Hanum, 2009).

Pendekatan untuk menerapkan nilai-nilai multikultural meliputi:

  • Kurikulum
  • Sebagian besar lembaga pendidikan belum menerapkan kurikulum khusus yang didedikasikan untuk pendidikan multikultural. Namun, banyak yang telah memasukkan nilai-nilai multikultural ke dalam kurikulum yang ada. Hal ini menunjukkan dedikasi institusi untuk mengintegrasikan keragaman budaya ke dalam semua aspek pembelajaran.
  • Keragaman Agama
  • Sekolah menunjukkan komitmennya terhadap keragaman agama dengan memberikan kesempatan kepada civitas akademika untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Sekolah menyediakan guru agama dan ruang untuk beribadah sesuai dengan agama masing-masing, sehingga menunjukkan penghormatan terhadap keragaman agama di lingkungan sekolah.
  • Nilai-nilai Multikultural dalam Kehidupan Sehari-hari
  • Penerapan nilai-nilai multikultural dalam kehidupan sehari-hari telah dilakukan di kedua sekolah melalui berbagai cara, termasuk penggabungan nilai-nilai ini ke dalam kegiatan pembelajaran kurikuler dan ekstrakurikuler, komunikasi antar civitas akademika, dan penyertaan nilai-nilai ini ke dalam berbagai program sekolah. Budaya sekolah dicirikan oleh serangkaian nilai, termasuk saling menghormati, non-diskriminasi, empati, tolong-menolong, kesetaraan, keadilan, dan komunikasi. Nilai-nilai ini dianut dan diberlakukan oleh komunitas akademik, dipandu oleh prinsip-prinsip dan tujuan yang ditetapkan oleh institusi yang selaras dengan visi dan misinya.

Kesimpulan 

            Pendidikan multikultural adalah sebuah sistem pendidikan yang menggunakan konsep pluralisme dan menekankan pada prinsip-prinsip kesetaraan. Fenomena rasisme tidak dianggap sebagai masalah jika dilihat dari sudut pandang pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural merupakan pendekatan yang optimal untuk memupuk toleransi. Konsep pendidikan multikultural dan toleransi terkait erat dan saling menguatkan. Sangatlah penting untuk menanamkan pendidikan multikultural di tingkat sekolah dasar, karena hal ini memberikan fondasi awal bagi para siswa untuk saling menghormati dan menjaga sikap toleransi. Selain itu, pendidikan multikultural dapat memfasilitasi penyelesaian perbedaan pendapat mengenai keragaman budaya, suku, ras, etnis, agama, bahasa, dan sebagainya.

Saran

            Sangat penting bagi semua pendidik di sekolah dasar untuk dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menerapkan pendidikan multikultural secara efektif. Hal ini memerlukan pengembangan strategi untuk membina toleransi beragama dan pembangunan karakter melalui pendidikan multikultural, yang harus disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Daftar Pustaka 

Erba, Y. H. (2019). A Qualitative Case Study Of Multicultural Education In Turkey: Definitions Of Multiculturalism And Multicultural Education. International Journal Of    Progressive Education, 15(1), 23--43. Https://Doi.Org/10.29329/Ijpe.2019.184.2

Farid, Mujahidin. 2023. "Pemanfaatan Konten Multibudaya Dalam Pembelajaran Seni Budaya Di Sekolah Dasar." The Elementary Journal 1(1):20--27.

Fuadi, Afnan. 2020. Keragaman Dalam Dinamika Sosial Budaya Kompetensi Sosial Kultural Perekat Bangsa. Deepublish.

Hanum, F. (2009). Pendidikan Multikultural Sebagai Sarana Membentuk Karakter Bangsa             (Dalam Perspektif Sosiologi Pendidikan). Seminar Regional Diy-Jateng, 1--13

Husniatin, S., & Anan, A. (2019). Universitas Dasar Konsep Dan Implementasi Pendidikan       Multikultural Di Sekolah Negeri Durensewu Multikultural Di Sekolah Dasar ( Sd )    Negeri             Durensewu I Salis Husniatin , Asrul Anan ::: 13. Multcultural Of Islamic       Edication, 3(1), 12--26. Http://Yudharta.Ac.Id/Jurnal/Index.Php/Ims

Kurniawan, S., & Miftah, M. (2021). Communal Conflicts In West Kalimantan: The Urgency      Of Multicultural Education. Dinamika Ilmu, 21(1), 55--70.     Https://Doi.Org/10.21093/Di.V21i1.2934

Karacabey, M. F., Ozdere, M., & Bozkus, K. (2019). The Attitudes Of Teachers Towards       Multicultural   Education. European Journal Of Educational Research, 8(1), 383--393.             Https://Doi.Org/10.12973/Eu-Jer.8.1.383

Latifah, N., Marini, A., & Maksum, A. (2021). Pendidikan Multikultural Di Sekolah Dasar         (Sebuah Studi Pustaka). Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara, 6(2), 42--51.             Https://Doi.Org/Doi.Org/10.29407/Jpdn.V6i2.15051

Sabani, Fatmaridha. 2019. "Perkembangan Anak-Anak Selama Masa Sekolah Dasar (6--7 Tahun)." Didaktika: Jurnal Kependidikan 8(2):89--100.

Shabilla, S. P., & Suryarini, D. Y. (2023). Pentingnya Pendidikan Multikultural Di Sekolah        Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar Flobamorata, 4(1), 418--420. Https://Doi.Org/Https://E- Journal.Unmuhkupang.Ac.Id/Index.Php/Jpdf Vol.

Shannon-Baker, P. (2018). A Multicultural Education Praxis: Integrating Past And Present, Living Theories, And Practice. International Journal Of Multicultural Education,    20(1), 48--66. Https://Doi.Org/10.18251/Ijme.V20i1.1518

Sirajuddin, Sirajuddin. 2020. "Buku Literasi Moderasi Beragama Di Indonesia."

Zainiyati, H. S. (2007). Pendidikan Multikultural: Upaya Membangun Keberagamaan            Inklusif Di Sekolah. Islamica, 1(2), 135--145.        Http://Islamica.Uinsby.Ac.Id/Index.Php/Islamica/Article/View/15

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun