Kerucut pengalaman Edgar Dalle membuka pengetahuan kita tentang bagaimana seharusnya kita belajar dan mengajar. Artinya, murid akan dengan mudah memahami konten dan materi yang dipelajari jika mereka dilibatkan. Keterlibatan murid dalam pembelajaran, mereka ikut berbuat, beraktivitas, memutuskan, mengambil peran, bermain, melakukan simulasi, mengerjakan hal yang nyata, 90% akan menjadikan peserta didik paham dan mengerti apa yang sedang mereka pelajari.
Jangan kemudian buru-buru menyampaikan ragam elemen dalam P5 sebelum murid sendiri paham bagaimana beraktivitas dan belajar dengan P5 itu sendiri. Boleh jadi, kita sendiri belum sepenuhnya paham dan mengerti apa dan bagaimana sebenarnya P5 dan praktinya di kelas.
***
Evaluasi dalam pembelajaran P5 seharusnya dilakukan kontinyu dan menyeluruh. Tidak dibernarkan kemudian jika sekolah memberhentikan pembelajaran P5 hanya karena tidak ada guru yang masuk kelas saat pembelajaran P5. Boleh jadi guru tidak paham apa yang akan mereka lakukan saat di kelas, boleh jadi modul ajar P5 yang ada, sulit dipahami oleh guru, boleh jadi pula, pembelajaran P5 kurang dapat diterima oleh sebagian besar guru karena ide dan gagasannya hanya melibatkan beberapa orang, boleh jadi juga penyebab-penyebab lainnya. Satuan pendidikan yang memberhentikan pembelajarna P5 dengan alasan apapun, sama saja berkhianat terhadap semangat merdeka belajar dalam kurikulum merdeka.
Pembelajaran P5 adalah amanat dalam kurikulum merdeka. Semangat kurikulum merdeka hendaknya juga menjadi semangat kita bersama dalam memberdayakan dan memaksimalkan potensi dan kompetensi dalam diri murid. Sebagai guru, kita bertugas menjadi fasilitator, tugas kita bukan hanya mengajar namun juga mendidik. Jika semua kita mampu mengajar, maka belum tentu semua kita pandai mendidik. Pendidikan masa kini bukan lagi berdasarkan instruksi tapi contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Jika kita menginginkan murid yang baik dan sukses, maka contohkan pada mereka aktivitas kita sebagai guru yang baik dan sukses. Kita tidak lagi dapat menyuruh murid menjadi baik jika kita sendiri belum baik. Kita tidak bisa menyuruh murid untuk menurut dan patuh serta tunduk pada kita, jika kita belum selesai dengan diri kita sendiri. Murid saat ini bukan lagi disuruh dan diperintah, tetapi diberi contoh dan teladan uswah hasanah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H