Membangun komunikasi menyenangkan maupun membuat keyakinan kelas, dapat dilakukan dengan ragam cara kreatif. Misal membuat keyakinan kelas, kita menggunakan kertas pos it, meminta peserta didik menuliskan kelas seperti apa yang mereka inginkan, kemudian menempelkan pos it di depan kelas. Guru juga dapat membedakan warna kerta pos it berdasarkan jenis kelamin misalnya, atau kriteria lainnya yang dianggap perlu.Â
Cara kreatif lainnya misal dengan menuliskan langsung di depan kelas secara berantai. Guru menunjuk satu peserta didik sebagai orang pertama yang menuliskan keyakinan kelas, kemudian orang ke dua dan seterusnya ditunjuk oleh peserta didik yang telah menulis. Dengan cara ini, ada aktivitas yang dilakukan oleh guru dengan melibatkan peserta didik, sehingga guru tidak mendominasi dan kelas pun akan berkesan.
- Manfaatkan Media Sosial
Peserta didik terutama gen-z sangat lekat dengan teknologi canggih termasuk penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Survey yang saya lakukan tahun lalu menunjukkan bahwa, diantara sekian banyak media sosial yang ada, Instagram menjadi media sosial terbanyak yang digunakan peserta didik. Sehingga saat itu saya pun menggunakan media Instagram sebagai media pembelajaran dan alat komunikasi dengan peserta didik. Guru juga dapat menggunakan ragam media sosial untuk menghadirkan kesan 'modern dan kekinian' dalam pembelajaran saat awal bertemu dengan peserta didik.
***
Ragam cara tersebut di atas adalah ikhtiar kita sebagai guru untuk menghadirkan kesan menyenangkan dan bermakna saat pertemuan pertama masuk kelas. Guru adalah profesi mulia, namun guru juga manusia biasa, bukan robot apalagi manusia super. Kemampuan kita sebagai guru memang terbatas, namun ikhtiar dapat kita lakukan untuk memaksimalkan potensi dan kompetensi serta peluang yang ada, yang perlu ditebalkan dalam diri adalah, kewajiban kita bukan sebatas transfer of knowledge, namun juga transfer of value. Ada nilai-nilai pedidikan karakter yang harus kita tanamkan kepada peserta didik, sebagai sangu mereka kelak setelah lulus, saat terjun di masyarakat. Inilah sebenarnya yang menjadi esensi dari proses belajar yang amat panjang itu.
Pengetahuan konseptual dapat dibentuk, dapat ditumbuhkan dengan mandiri pada diri peserta didik, namun sikap dan keterampilan, membutuhkan teladan, nilai, contoh, dan praktik nyata dalam kehidupan. Terhadap semua itu, peserta didik akan bercermin, dan cermin itu adalah kita, GURU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H