Mohon tunggu...
Abdul Muis
Abdul Muis Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang suka menulis, belajar otodidak dari internet tentang inovasi pembelajaran, aktif sebagai narasumber berbagi praktik baik, fasilitator PGP, Praktisi Menggajar, pendiri penerbit Klik Media dan Pustaka Mahameru, Abinya Nada dan Emil.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menggagas Kompetensi Guru

22 Juni 2024   05:27 Diperbarui: 22 Juni 2024   05:38 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika hari ini kapal itu mampu berlayar melewati satu atau dua pulau, boleh jadi di pulau ke tiga, ke empat atau ke lima atau pulau berikutnya, ia akan oleng diterpa ombak dan derasnya arus kehidupan. 

Pengalaman adalah kunci penting yang tak dapat diabaikan. Ia memang bukan bagian dari kompetensi pokok guru, namun bukan berarti ia tak penting. Peribahasa "Pengalaman adalah Guru Paling Berharga" dapat menjadi dalil sahih bahwa ia juga tak dapat diabaikan. 

Contoh paling sederhana yang dapat kita baca dalam kehidupan adalah bagaimana seseorang yang dengan pengalaman tak sedikit, memutuskan perkara rumit dengan bijak dan tenang. Berbeda dengan mereka yang baru 'seumur jagung' yang boleh jadi akan memutuskan masalah yang sama dengan emosi dan nada tinggi.

Pengalaman memang bukan satu-satunya faktor penting seseorang dalam meraih masa depan, namun dengan pengalaman, orang akan belajar bagaimana ia memutuskan, bersikap dan mengambil kebijakan. 

Guru dengan pengalaman mengajar puluhan tahun akan berbeda dalam menangani murid 'dengan kebutuhan khusus' dibangingkan dengan guru yang baru mengajar beberapa tahun. 

Pengalaman menjadi faktor penting bagaimana guru harus bersikap, bagaimana guru harus bertindak kemudian mengambil keputusan dan melakukan sesuatu terhadap murid tersebut. 

Akan ada banyak faktor yang dipertimbangkannya yang boleh jadi faktir tersebut bukan semata menjadikan murid menjadi orang baik, namun juga faktor lain yang boleh jadi tidak terbaca dan tidak diketahui oleh orang lain.

Dalam lingkup yang lebih luas, mereka dengan pengalaman yang tak sedikit juga dapat berpikir lebih panjang bukan hanya untuk dirinya sendiri namun juga orang lain. 

Guru dengan pengalaman yang panjang, tidak akan meninggalkan tradisi lama yang baginya itu adalah ruh kehidupan di mana tempat ia bekerja. Contoh paling sederhana adalah kehidupan kekeluragaan yang lekat di lingkungan kerja. Ini penting dalam rangka membangun iklim kerja yang sehat, akrab, hangat dan boleh jadi iklim inilah yang akan mengantarkan 'kapal besar' bernama sekolah, meraih kesuksesan dan kejayaan di masa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun