“Ya selain Chairil Anwar, almarhum kakek juga punya buku-buku Soekarno seperti dibawah bendera revolusi, Marhaen, dan juga Novel yang berjudul Atheis karya Achdiat Mihardja.” Jawabku.
“Wah, kamu baca semuanya. Atheis, ngeri banget bacaannya.” Kata Anita.
“Iya sih, Atheis itu sebenarnya banyak menjelaskan siap Khairil Anwar sebenarnya. Achdiat itu temannya. Dalam novelnya Anwar digambarkan sebagai anak bupati yang anarkis, nihilis, suka mencuri dan main perempuan. Tapi berani dan setiakawan. Tokoh utamnya selalu curiga kalau istrina selingkuh dengan Anwar, padahal tidak.” Jawabku. Duh kenapa jadi ngomonin buku gini sih. Ga keren kayaknya.
“Wah, kamu suka baca ya ternyata, Eh aku lagi suka baca ini nih, baca ya. Saya ingin tau pendapat Jikun mengenai buku ini.” Kata Anita sambil mengeluarkan buku dari tasnya.
Setelah diberikan padaku, aku membaca judulnya.
Ayat-ayat cinta, kahlil gibran, Mmm. Apa ni? Anita suka buku kayak gini. Kata ku dalam hati.
“Ok, nanti saya baca.”jawabku.
Ga terasa kamipun harus berpisah. Rumah Anita di Riung Bandung masih lurus didepan.
“Duluan ya.” Kataku.
“Iya, sampai jumpa besok.” Jawabnya tersenyum melambaikan tangan sambil berlalu.
Sambil berlalu aku terengah-engah, dengan pemandangan sore matahari yang mulai tenggelam, Aku berjalan pulang. Wow, mimpi apa aku semalam. What a day.
Ga henti-hentinya senyum terbentuk dibibirku, Ah Anita Anita. Kataku dalam hati.