Dengan mudah saya meraih skor diatas 300, waktu Anita menaruh kata CAP. Saya kemudian menggodanya dengan berkata,”Anita, sebenarnya dari dulu saya ingin melakukan hal ini padamu,’ Kata ku. Ican dan pak Kadir mulai menggoda Anita dan saya. “Cieeh”, kata mereka.
Anita pun tersipu-sipu. Kemudian saya menaruh kata RAPE di papan.
“Hahaha, jikum gila,” teriak Ican. Aku lihat wajah anita bingung, diapun memukul tangan saya pelan sambil berkata manja,”Ih, Jikun nakal.”
Wow, apa ini kenyataan, Anita berdekatan dan manja padaku. Oh seperti mimpi.
Setelah sore, kami pun pulang. Ican kembali kekelasnya untuk ambil tas. Sementara saya dan Anita jalan berduaan pulang. Cihuy. Kataku dalam hati berbunga-bunga.
Selama beberapa saat kami Cuma berjalan sambil diam saja.
“Chairil Anwar ya?” tanya Anita.
“Hah?” jawabku bingung
“Aku binatang jalang, dari kumpulan yang terbuang, saya baru baca kemarin. Papa punya bukunya dirumah.” Kata Anita.
Wow, dia masih ingat kata-kata saya waktu diLembang itu. Aku terdiam ga menjawab.
“Jikun suka Chairil Anwar?” tanyanya.
“Itu Cuma salah satu buku yang kakek saya wariskan.” Jawabku.
Kakek yang ga pernah aku lihat karena menginggal waktu aku masih bayi ini memang anomali di keluarga kami. Dia meninggalkan banyak buku. Seolah ingin memberi pentunjuk pada cucu yang tak pernah melihatnya. Bagaimana masa mudanya dulu.
“Oh ya, buku apa saja? “ tanya Anita.