Iman Kristen tidak mengenal karma. Karena Karma adalah sebuah konsep dari agama Hindu dan Budha yang mengajarkan perbuatan baik atau buruk akan diterima dimasa depan. Masa depan di sini bisa ke esokan harinya dan bisa bulan depan, tahun depan atau dikehidupan berikutnya, sekalipun saatnya tidak pasti tetapi perbuatan (baik atau buruk) itu pasti akan diterima kembali.
Karma tidak tunduk pada apapun, Tuhan pun tidak berkuasa atas Karma. Apa yang manusia lakukan dalam kehidupan sebelumnya akan dia terima dikehidupan ini. Apa yang dia lakukan kemarin akan dia terima (cepat atau lambat). Jika perbuatan baik maka ia akan menerima hasil dari perbuatan baiknya dan jika perbuatan jahat maka ia akan menerima hasil dari perbuatan jahatnya.
Dalam tulisannya di kompasiana kita ini, Sudhana Kalama menulis "Hukum Karma adalah salah satu Dhamma Niyama yang menguasai alam semesta dan bersifat absolut". Dia juga mengatakan bahwa Tuhan pun tunduk pada hukum Karma ini. Karma tidak mengenal konsep pengampunan karena semua perbuatan pasti akan diterima kembali (baik atau buruk).
Ibarat kata seratus kebaikanmu, maka kamu akan menerima seratus kebaikan, sebaliknya seratus kejahatanmu, maka seratus kejahatan akan kamu alami. Perbuatan buruk tidak bisa dihilangkan dengan perbuatan baik. Untuk pendapat ini, tidak semua sependapat karena biasanya dalam sebuah agama selalu ada beberapa golongan yang berbeda pandangan dalam agama tersebut.
Bagaimana Iman Kristen memandang Karma?
Karma tidak dikenal dalam iman Kristen. Kalau Karma saja tidak dikenal dan tidak diimani apalagi menyebutnya sebagai hukum. Iman Kristen tidak mengajarkan Karma.
Selain istilah Karma tidak ada dalam Alkitab, konsep atau ajaran karma juga tidak sesuai dengan Alkitab.
1. Alkitab mencatat manusia hidup sekali, setelah mati dia akan dihakimi, tidak ada kehidupan kedua di bumi ini. Karma mengajarkan manusia bisa hidup kembali di kehidupan berikutnya. Bisa dalam wujud binatang atau manusia atau sesuatu yang di atas manusia.
2. Alkitab mencatat ada konsep pengampunan. Tuhan Yesus mengampuni orang berdosa saat mereka percaya kepada pengorbanan-Nya dikayu salib yang telah menanggung dosa-dosanya. Karma tidak mengenal konsep pengampunan, apa yang kamu lakukan itu yang akan kamu dapatkan kembali.
3. Alkitab berkata Tuhan Yesuslah Tuhan atas alam semesta. Karma mengajarkan, Tuhan pun tunduk kepadanya.
4. Alkitab mengatakan Tuhan Yesus tidak pernah melakukan dosa/kejahatan. Karma mengajarkan bahkan Buddha Gotama pun menerima karma buruk yang dia lakukan dari kehidupan sebelumnya.
5. Alkitab mengajarkan manusia memang terlahir berdosa tetapi itu bukan karena dosa dikehidupan sebelumnya, bayi berdosa karena dosa Adam. Karma mengajarkan perputaran yang tidak berawal dan berujung tidak ada permulaan atas segala sesuatu. Kapan kejahatan pertama kali dilakukan atau kapan perbuatan baik pertama dilakukan tidak diketahui. Tiba-tiba Karma langsung ada.
Lalu bagaimana dengan tabur tuai?
Alkitab mencatat "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu" (Galatia 6:7-8)
Dalam ayat ini yang dibicarakan adalah kehidupan setelah mati, bukan saat ini.
1. Siapa yang menabur dalam dagingnya akan menuai kebinasaan dari dagingnya. Orang yang menabur dosa akan dia tuai nanti dalam kebinasaan neraka.
2. Siapa yang menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup kekal dari Roh itu. Orang yang menabur dalam Roh akan dia tuai nanti dalam surga kekal.
Kalau begitu dari mana datangnya hal-hal buruk dan hal-hal baik yang kita alami saat ini?
Banyak hal buruk yang kita alami adalah akibat dari perbuatan kita. Kita akan di tangkap polisi jika mencuri, tetapi tidak semua tindakan pencurian kita mendapat hukuman. Dan tidak selalu, Anda mencuri uang orang maka uang Anda akan dicuri. Seseorang bisa membunuh orang lain tanpa pernah dibunuh oleh orang lainnya.
Manusia yang satu tidak pernah meracun seseorang, tetapi mengapa dia diracuni orang lain? Ya, itu bukan karena tabur tuai atau karma, tetapi karena orang lain itu sendiri yang berbuat jahat kepadanya.
Hanya karena seseorang membelikan mobil kepada si "A" apakah itu artinya dia akan mendapatkan mobil dari hasil kebaikannya tersebut? Kalau seseorang menolong orang menyeberangkan orang lain seratus kali apakah ia akan diseberangkan seratus kali? Ini ajaran yang tidak benar, karena itu karma adalah ajaran yang tidak Alkitabiah.
Tuhan Yesus dapat menghukum orang saat itu juga dan memberikan berkat saat itu juga, tetapi itu bukan karena ada karma, itu karena Tuhanlah yang membalaskan semua perbuatan seseorang dan yang memberkati seseorang. Tuhan memiliki HAK Prerogatif untuk memberkati dan menghukum seseorang.
Jadi, orang mendapat kebaikan bukan semata-mata karena dia telah melakukan kebaikan atau seseorang kena musibah bukan karena dia telah melakukan kejahatan.
Orang lain berbuat baik kepada kita bukan karena kita berbuat baik, itu karena dia baik. Orang lain berbuat jahat kepada kita bukan karena kita melakukan hal jahat, itu karena dia jahat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H