Mohon tunggu...
Monang Ranto Vaber Simamora
Monang Ranto Vaber Simamora Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Suami dari seorang istri dan seorang gembala jemaat.

Perintah itu pelita, ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Ketiadaan pada Kegelapan Lalu ke Dunia

25 Oktober 2022   21:31 Diperbarui: 23 Januari 2024   08:47 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang insan, rasku memang mahluk termulia, tetapi kami dapat mati hanya karena bakteri atau setetes racun. Kelihatan kuatkan? Namun sangat rapuh.

Memang kami yang berkuasa atas seluruh ciptaan lainnya tetapi kami jugalah yang terlemah. Kami tidak memiliki kuasa sedikitpun atas diri kami. Bahkan memutihkan satu rambut pun kami tidak sanggup, seperti ada tertulis "Engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun".

Tapi, aku lihat banyak orang yang membuat rambutnya putih bahkan warna lain, ada juga yang rambutnya seperti pelangi (berbagai adukan warna menempel dirambutnya).

Tapi, saat aku selidiki, warna rambut mereka itu hanya di luarnya saja, rambutnya sendiri tidak berubah dari dalam. Bahkan setelah keramas chat rambutnya akan luntur sendiri.

Jadi, aku senyum dalam hati, memang manusia tidak berkuasa atas hidupnya sendiri, sebab bukan kami yang menciptakan semua organ dalam tubuh ini.

Kami tidak dapat menciptakan jantung sendiri, mengatur detaknya pun kami tidak tahu. Memang sudah ada yang menaruh jantung babi menggantikan jantungnya yang tidak berfungsi, tapi itu pun bukan menciptakan jantung sendiri.

Ada yang membuat kaki robot sebagai ganti kakinya dan membuat wajah baru menggantikan wajah yang semula dengan cara operasi plastik. Ya, dalam bagian ini manusia dapat melakukannya, tetapi tidak ada manusia yang berkuasa atas tubuhnya sendiri, karena ada desainernya sendiri.

Lahir "suci" tetapi berdosa

Aku terlahir dengan bagian-bagian tubuh yang sempurna, IQku pun sama dengan kebanyak manusia lainnya. Namun, kadang hati ini sedih melihat insan sepertiku yang kekurangan organ tubuh bahkan ada yang kromosomnya kurang atau lebih, itu membuat mereka menjadi agak berbeda dari manusia pada umumnya.

Lama hati ini tidak damai dengan pemandangan seperti itu, bahkan sampai sekarang masih kasihan. Tapi aku bukanlah sang penenun manusia. Sesungguhnya aku pun tidak berhak mempertanyakan kebijakan penciptaku.

Sampai aku ketahui bahwa rancangan penciptaku bukanlah rancanganku. Kami bukanlah arsitek atas tubuh, jiwa dan roh kami sendiri. Aku mendengar sebuah peristiwa, peristiwa jaman dahulu kala yang diceritakan berulang-ulang untuk mendamaikan hatiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun