Doa dan puasa adalah ajaran yang sesuai Alkitab. Alkitab mencatat banyak tokoh-tokoh Alkitab yang berdoa dan berpuasa. Sejak Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, doa dan puasa tetap merupakan ajaran yang dipraktikkan oleh orang-orang percaya. Musa melakukannya, Tuhan Yesus mempraktikkannya, para rasul menjalankannya, lalu apa yang membuat gereja/jemaat di zaman sekarang tidak mempraktikkan doa dan puasa?
Adanya praktik berdoa dan berpuasa yang salah, yang dilakukan oleh kelompok, aliran atau denominasi tertentu, tidak menghilangkan praktik yang benar dalam Alkitab tentang berdoa dan berpuasa. Mungkin ada yang bertanya apakah tidak cukup hanya dengan berdoa saja? Apa perlunya puasa?
Sebenarnya, bukan masalah cukup atau tidaknya dengan berdoa saja, tetapi lebih kepada praktik yang dilakukan orang-orang percaya. Pertanyaan yang  lebih tepat adalah, mengapa orang percaya puasa? Nah, sebagaimana yang akan kita lihat nanti, doa puasa ada banyak manfaatnya.
Ada yang mengolok-olok doa dan puasa dengan perkataan "Kalian menyogok TUHAN dengan berpuasa". Biasanya olokan ini muncul karena praktik doa dan puasa yang di salah gunakan oleh aliran  atau gereja tertentu. Dan bisa jadi  yang mengejek adalah orang Kristen yang tidak percaya akan manfaat doa dan puasa.  Mungkin olokan mereka ini dikarenakan adanya praktik doa puasa yang dilakukan dengan tujuan yang salah.
Di seluruh Alkitab tidak ada yang berpuasa dengan tujuan untuk "memiliki uang, materi atau jodoh" (Ini namanya untuk memuaskan keinginan diri sendiri), atau supaya dosanya di hapus (Ini bukan konsep Alkitab). Selain itu, Alkitab juga tidak pernah mengajarkan berdoa dan berpuasa untuk tujuan diet (meminta kesehatan jasmani), atau agar memiliki kuasa dalam pelayanan seperti yang dipraktekkan oleh beberapa gereja tertentu.
Bahkan ada yang mengajarkan ajaran "Puasa bicara".  Puasa bicara adalah ajaran yang dibuat-buat (Alkitab tidak pernah mengajarkan hal ini), kelihatannya rohani tetapi ini adalah  praktik menipu diri sendiri. Semua ajaran yang salah tentang doa dan puasa  tidak menghilangkan praktek dari ajaran yang benar tentang doa dan puasa.
Baiklah kita memperhatikan apa kata Tuhan Yesus tentang puasa:
"Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat yang tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu" (Matius 6:17-18). Ada upah (KJV) terhadap orang yang berpuasa.
Meskipun ada saat-saat tertentu, seperti dalam puasa bersama, orang lain akan mengetahui kalau kita sedang berpuasa, kita harus membiasakan puasa itu sebagai perkara antara kita dan Allah saja. Ingatlah, Allah melihat hati dan mengerti motivasi kita yang sesungguhnya.
Kalau ada orang yang mengetahui kita sedang berpuasa, hal itu tidak akan membatalkan pengaruh yang baik dari puasa. Namun kalau kita bermotivasi untuk memperlihatkannya pada orang lain, sehingga mereka memandang kita benar-benar "rohani", hal itu dapat meniadakan berkat-berkat puasa.
Apakah Doa dan Puasa merupakan sebuah perintah yang harus dilakukan? Doa dan puasa bukanlah perintah yang harus dilakukan. Namun ini merupakan sebuah praktik yang dilakukan oleh orang-orang yang percaya disepanjang zaman.
Berikut beberapa tujuan orang-orang berpuasa dalam Alkitab:
Mempersiapkan diri untuk pelayanan.Â
- Tuhan Yesus menghabiskan empat puluh hari di padang belantara berdoa dan berpuasa sebelum Dia memulai pekerjaan-Nya. Dia membutuhkan waktu sendirian untuk mempersiapkan diri melakukan kehendak Bapa-Nya (Matius 4: 1-17; Markus 1: 12-13; Lukas 4: 1-14).
- Paulus dan Barnabas di serahkan untuk pelayanan setelah para penatua jemaat berdoa serta berpuasa (Kisah Para Rasul 14:23).
- Para Rasul  berdoa dan puasa setelah Tuhan Yesus terangkat (Matius 9:15).
- Paulus sering berpuasa dalam pelayanannya ( 2 Korintus 11:27).
- Musa dua kali berpuasa selama 40 hari 40 malam di gunung Sinai, untuk menulis firman Tuhan (Keluaran 24:18; 34:28).
Untuk memohon belas kasihan dan perlindungan Tuhan.Â
- Nehemia berduka, berpuasa, dan berdoa ketika dia mengetahui tembok-tembok Yerusalem telah dihancurkan, membuat orang Israel rentan dan dipermalukan (Nehemia 1: 1-11; 2:1-8). Nehemia memohon kepada Tuhan agar raja Arthasasta berbelas kasihan kepadanya menyediakan semua yang dibutuhkan untuk membangun tembok Yerusalem.
- Ezra mengumumkan puasa bersama bangsa Israel dan berdoa untuk sebuah perjalanan yang aman bagi orang Israel ketika mereka melakukan perjalanan sejauh sembilan ratus mil ke Yerusalem dari Babel (Ezra 8: 21-23).
- Ester dan seluruh bangsa Israel yang berada di Susan berdoa dan berpuasa selama tiga hari tiga malam untuk memohon kelepasan bangsanya dari genosida (pemusnahan ras) yang dirancang oleh Haman (Ester 4:15-17).
Bertobat.Â
- Setelah Yunus menyatakan penghukuman terhadap kota Niniwe, raja berkabung dan duduk di atas debu. Dia kemudian memerintahkan semua rakyatnya dan hewan untuk berpuasa. Akhirnya Tuhan melihat pertobatan mereka dan menyesal, tidak jadi menjatuhkan hukuman kepada kota Niniwe (Yunus 3:1-10). Â
- Paulus berpuasa selama tiga hari setelah Tuhan menyatakan diri kepadanya saat perjalanan ke Damsyik (Kis. 9:9).
- Daniel berpuasa untuk mengaku dosanya dan dosa bangsanya di hadapan Tuhan, memohon agar murka Tuhan berlalu dari Yerusalem dan mengampuni bangsanya (Daniel 9:1-19)
Untuk mendapatkan kemenangan.Â
- Orang Israel mengalami kekalahan perang sewaktu memerangi suku Benyamin. Dengan kesedihan dan kelelahan mereka sampai di Betel. Mereka berpuasa sampai senja di hadapan Tuhan dan Tuhan memberikan kemenangan kepada mereka (Hakim-hakim 20:1-48).
Untuk menyembah Tuhan.Â
- Hana adalah seorang nabiah, ia berbakti siang dan malam kepada Allah. Berdoa dan berpuasa adalah ungkapan cintanya kepada Tuhan (Lukas 2:36-37).
Faktor utama yang menyebabkan orang percaya ragu-ragu mempraktikkan doa dan puasa adalah rasa takut. Â Takut merasakan lapar dan sangat mungkin Iblis menghalangi mereka melakukan doa dan puasa.
Banyak orang Kristen tidak diajari tentang pentingnya mencari Tuhan dalam doa dan puasa. Gereja tidak mendorong untuk melakukan puasa, dan dalam banyak kasus bahkan tidak pernah menyebutkannya dari mimbar. Karena bagi banyak gereja, doa dan puasa tidak berfaedah di zaman ini.
Memang orang Kristen tidak memiliki hari-hari khusus atau bulan-bulan khusus untuk berpuasa, karena semua hari dan bulan bisa dipakai untuk berpuasa. Dan tidak ada ketentuan puasa harus 7 hari atau 21 hari atau 30 hari. Dalam iman Kristen ada kebebasan dalam hal berpuasa.
Sebagian besar umat Kristen menyadari manfaat puasa, namun mereka tidak mau melakukannya. Bahkan sekalipun Alkitab jelas memberikan  banyak contoh orang percaya yang berpuasa, ada saja alasan yang mereka buat untuk menghindari puasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H