Mohon tunggu...
Monalisa Monalisa
Monalisa Monalisa Mohon Tunggu... -

Mahasiswi, Ilmu Komunikasi UAJY

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Komunikasi Lingkungan

22 Februari 2016   12:49 Diperbarui: 22 Februari 2016   13:25 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu lingkungan kini menjadi isu global yang kerap kali menjadi headline di media/portal berita internasional seperti CNN, Washington Post, Daily Mail, dan lainnya. Selain itu, topik tentang lingkungan juga sudah masuk dalam ranah akademis seperti kelas di beberapa kampus mulai membahas mengenai lingkungan. Isu lingkungan juga menjadi salah satu bidang riset yang penting di era ini. Bersamaan dengan berbagai tren ini, pembelajaran mengenai komunikasi lingkungan juga menjadi populer di berbagai kampus.

Komunikasi lingkungan muncul dari beberapa bidang multidisiplin ilmu. Semakin banyak orang menyadari bahwa pemahaman kita tentang alam dan perilaku kita terhadap lingkungan tidak hanya tergantung pada ilmu ekologi, tetapi juga pada debat publik, representasi media, bahkan percakapan sehari-hari, serta menjadi bidang penelitian yang ditujukan khusus untuk komunikasi lingkungan. Dengan kata lain, isu mengenai lingkungan sudah menjadi isu bersama masyarakat dunia, dan komunikasi lingkungan menjadi salah satu pembelajaran untuk turut menjawab kegelisahan mengenai lingkungan melalui berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

Seiring dengan pertumbuhan studi mengenai lingkungan, program yang ditujukan khusus untuk peran komunikasi manusia dalam urusan lingkungan juga muncul. Kemunculan dalam news media, metode partisipasi masyarakat dalam kebijakan-kebijakan mengenai lingkungan, retorika lingkungan, komunikasi resiko, kampanye pemasaran yang berbasis pada menjaga lingkungan dan gambaran alam dibudaya populer.

Isu tentang kerusakan lingkungan akibat eksploitasi maupun gaya hidup masyarakat yang tidak memperhatikan lingkungan mulai mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Program pemerintah seperti car free day, penanaman pohon bakau, relokasi pemukiman warga dibantaran sungai yang gencar diadakan di Jakarta, merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas lingkungan melalui perilaku masyarakat. Perusahaan juga  berlomba menyuarakan isu ini, program green bag oleh Carrefour yang bertujuan untuk mengedukasi konsumennya untuk mengurangi penggunaan plastik, gencarnya iklan-iklan yang menyuarakan produknya menggunakan bahan yang alami, Aqua dengan kemasan barunya yang tidak menggunakan plastik pada penutup botolnya. Seperti itu juga dengan perkembangan LSM yang menyuarakan tentang isu lingkungan. Beragam hal diatas merupakan contoh penerapan komunikasi lingkungan, yaitu bentuk komunikasi yang bertujuan untuk mengajarkan, mengajak, mendorong, atau memberitahukan seseorang untuk peduli terhadap lingkungannya. Dalam praktiknya, komunikasi lingkungan memiliki ruang atau area belajar, yaitu: 

1. Wacana dan Retorika; komunikasi persuasi dan retorika krisis yang ditujukan untuk melawan diskusrsus

2. Media dan Jurnalisme Lingkungan; karakter media yang memiliki power untuk mempengaruhi dan membentuk persepsi publik.

3. Partisipasi publik dalam pengambilan keputusan mengenai isu lingkungan; mengutamakan prinsip musyawarah dalam pengambilan keputusan, sehingga memperoleh dukungan publik untuk pencapaian tujuan.

4. Kampanye dan Pemasaran Sosial; program-program baik yang dilakukan oleh pemerintah, perusahaan atau LSM yang mengarahkan perilaku masyarakat untuk peduli lingkungan.

 5. Kerjasama lingkungan dan penyelesaian konflik; masih menggunbakan prinsip musyawarah dalam penyelesaian konflik.

6. Komunikasi Krisis.

7. Representasi Alam Dalam Budaya Populer dan Green Marketing.

Komunikasi lingkungan memiliki dua fungsi yang berbeda, yaitu:

1. Komunikasi lingkungan bersifat pragmatis.

Mendidik, memperingatkan, membujuk, memobilisasi dan  membantu kita untuk memecahkan masalah lingkungan. Fungsi pragmatis komunikasi lingkungan terjadi ketika suatu komunitas melakukan demonstrasi menolak perusahaan sawit di Kalimantan.

2. Komunikasi lingkungan bersifat konstitutif

Komunikasi lingkungan juga  merepresentasikan alam sebagai sebuah masalah bersama. Komunikasi lingkungan membentuk persepsi kita tentang alam dan memahami bahwa sungai dan hutan merupakan sumber kehidupan yang sangat penting. Contohnya adalah kampanye oleh LSM (Lembaga Sosial Masyarakat) tentang menanam pohon atau pengurangan penggunaan sampah plastic agar kita berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan.

Komunikasi lingkungan adalah rencana dan strategi penggunaan proses komunikasi dan media untuk mendukung pembuatan kebijakan yang efektif, partisipasi masyarakat dan pelaksanaan proyek diarahkan untuk keberlanjutan lingkungan. Interaksi sosial dua arah sangat diperlukan untuk saling memahami berbagai kepentingan dan bersinergi untuk menciptakan kondisi lingkungan yang diharapkan bersama.

Komunikasi lingkungan berkaitan erat dengan pendidikan non-formal, yaitu proses pembelajaran yang meliputi pengetahuan, nilai-nilai, sosial ekonomidan keterampilan teknis yang terkait dengan prosedur yang memfasilitasii perubahan norma dan praktek terhadap pembangunan berkelanjutan melalui tindakan pemecah masalah.

Pembangunan berkelanjutan mendorong peningkatan dan konsolidasi kurikulum terkait disemua profesi. Di era ini, komunikasi dan pendidikan merupakan kekuatan dan pendorong utama bagi keberlangsungan lingkungan dan terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan. Proses pembelajaran harus berdampak pada setidaknya dua hal, yaitu:

1. Persepsi lingkungan yang ditentukan oleh konteks budaya, gaya hidup, visi dan nilai-nilai yang dianut.

2. Pengambilan keputusan yang didasari dengan kesepakatn bersama dengan masyarakat.

Pada akhirnya, pembangunan berkelanjutan tidak dapat didasarkan pada perilaku individu, melainkan bergantung pada kesamaan visi yang akan membantu masyarakat sipil untuk mengembangkan keterampilan yang memadai untuk mengelola lingkungan.

 

Daftar Pustaka :

Cox, R. (2010). Environmental Communication and the Public Sphere, Second Edition. California: Sage Publication, Inc. 

Littlejohn, S. Foss, K. Encyclopedia Of Communication Theory. Sage Publication, Inc.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun