Mohon tunggu...
Monalisa Hutagaol (20110039)
Monalisa Hutagaol (20110039) Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas HKBP Nommensen Medan

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dinamika Pertumbuhan dan Perkembangan Organisasi Buruh dan Campuran pada Masa Pergerakan Nasional

21 Juni 2021   08:15 Diperbarui: 21 Juni 2021   08:42 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sejak tahun 1870, perpindahan penduduk ke kota makin meningkat karena dorongan untuk mengejar upah kerja dan sejak itu pula kehidupan ekonomi perkotaan makin kompleks. Timbul dan perkembangan organisasi buruh dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kehidupan perkotaan yang menciptakan timbulnya organisasi buruh kota dan kehidupan pedesaan yang menciptakan timbulnya buruh tani, khususnya di pabrik dan perkebunan tebu. Timbul perkembangan dan puncak gerakan buruh sangat singkat yang hanya berlangsung selama 25 tahun. Pendorong perkembangan organisasi buruh adalah SI dan PKI.

Menurut strategi organisasi modern, organisasi buruh timbul karena memang suatu keharausan memobilisasikan massa guna memperkuat aksinya menghadapi kekuatan Kolonial. Buruknya organisasi buruh merupakan sebab umum dan latar belakang suburnya organisasi buruh.

Organisasi buruh yang pertama lahir adalah SS Bond didirikan pada tahun 1905. Golongan ini tidak mewakili Golongan Bawah dan Kuli. Tahun 1908 berdiri organisasi buruh kereta api VSTP, anggotanya sebagian besar adalah pegawai kereta Api dan term swasta NISM . organisasi ini berkedudukan di Semarang dan pada tahun 1913 sedikit demi sedikit ada di bawah pengaruh Sneevliet dan Semaun.

Tahun 1916 berdiri PPPB (Persatuan Pegawai Pegadaian Bumiputera) tahun 1923 anggotanya mencapai 5180 dan berada di bawah pengaruh Semaun. Untuk memusatkan kekuatan buruh pada tahun 1919 di Yogyakarta didirikan Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (PPKB), tetapi nama itu kemudian di ubah menjadi Revolutionaire Socialistische Vak-Centrale. Organisasi ini mampu mengembangkan pengaruhnya yang kuat sekali, karena kendali pimpinan ada di tangan Semaun.

Dan tantangan agak berkurang, karena gerakan komunis kehilangan pemimpin dan pengaruhnya amat berkurang dan itu hanya sementara, karena timbul lagi gerakan-gerakan di Indonesia seperti PNI,PI untuk Kemerdekaan Indonesia yang melakukan pemberontakan dan Pajak yang makin lama makin meningkat terus yang menimbulkan kesengsaraan dikalangan rakyat, dan mengakibatkan timbul bentrokan. Masalah datang lagi karena Pemerintah Belanda menolak kerja sama dengan partai-partai yang ada di Indonesia dalam rangka kemerdekaan Indonesia,sehingga Rakyat Indonesia melakukan pemberontakan untuk melawan belanda dalam hal kemerdekaan Indonesia,dan rakyat Indonesia waktu itu tidak menyerah dan berhasil Merdeka untuk bangsa Indonesia.

Masa buruh yang sudah terbentuk kemudian akan di gerakan untuk mengadakan tuntunan dan perbaikan kehidupan buruh-tani. Ralisasi itu di wujudkan dalam bentuk pemogokan maupun pemberontakan. Kondisi saat itu memang tepat untuk di jadikan pemogokan karena ketidaksesuaian antara upah yang di beri dan pekerjaan yang di jalani.

Pada tahun 1919 menyusul pemogokan anggota Personeel Fabrieks Bond (PFB). Suryopranoto mendirikan organisasi ini dengan tujuan untuk memberi pertolongan kepada keluarga buruh pabrik di Yogya dengan menuntut perbaikan upah dan ternyata keanggotaannya segera meluas ke seluruh Jawa.

Pada tahun 1925 terjadi pemogokan di sebuah percetakan di Semarang dan salah satu sebabnya ialah perlakuan yang tidak manusiawi majikan terhadap buruh. Kejadian ini di ikuti oleh pegawai rumah sakit negeri dan buruh angkutan laut.

Organisasi Campuran dan Politik Asosiasi

Organisasi campuran adalah organisasi yang anggotanya terdiri dari orang orang pribumi dan orang orang asing. Tujuanya ada yang untuk menuju kemerdekaan Indonesia dan ada pula yang tujuannya ingin tetap berada dalam ikatan belanda. Organisasi yang menginginkan kemerdekaan Indonesia antara lain ;IP, Indische Social Democratisce Vereeneging (ISDV) yang merupakan pendahili dari PKI. 

Organisasi organisasi campuran yang terbuka untuk semua golongan bersifat reformis berdasarkan Marxisme ialah : Indische Social Democratic Partij (ISDP) yang merupakan cabang partai buruh di Belanda. Organisasi yang menginginkan supaya tetap dengan belanda ialah : Netherlandsch Indische Vrijzinnige Bond ( NIVB), Cristelijke Etisce Partic (CEP), Indische Katolik Partij (IKP) dan Politiek Economie Bond (PEB).

Pada dasarnya politik assosiasi adalah usaha menyatukan barat dan timur dengan mengikat keduanya. Politik ini memang di rasa cukup ideal untuk menyatakan keduanya, tetapi apada kenyataanya hanya sekelompok elite bumi putera saja yang terangkat dan kemudian di aktifkan dalam jabatan jabatan colonial yang untuk sementara waktu mereka puas.

Organisasi campuran adalah perkumpulan yang angggota-anggotanya terdiri dari indonisia dan orang asing : tujuannya ada yang menuju kemerdekaan indonisia dan ada yang inggin tetap dalam ikatan dengan ikatan kerajaan Belanda. organisasi campuran yang menginginkan kemerdekaan yang sudah di jelaskan di muka ialah IP dan kemudian Indische Social Democratis Hevereniiging (ISDV) yang sudah di singgung-singgung karena organisasi ini merupakan pendahulu PKI. 

Organisasi ini di ciptakan oleh Belanda totok yang ingin menyebarkan idiologi pertentangan kelas . Pertama kali sekali ia menyebarkan pengaruhnya lingkungan buruh kereta api atau VSTP. Organisasi ini didirikan di semarang pada tahun 1914 tetapi tidak mendapat dukungan masa, maka berusaha mendekati organisasi lain dan serikat sekerja SI cabang semaranglah yang di incar untuk di rebut masanya dan cabang itu kemudian di kenal dengan SI "merah".

Organisasi campuran terbuka untuk semua golongan bersifat reformatis berdasarkan marsesme ialah Indische Social Demokcratisc Hepartif( ISDP) yang merupakan cabang part, buruh di Belanda. Organisasi ini mengharapkan lambat laun memperoleh kemerdekaan, dan mempunyai hubungan diplomatic internasional . namun demi anorganisasi yang cukup " maju" ini pun tidak mendapatkan tempat dalam masyarakat.

Organisasi campuran yang mengiginkan tetap dalam ikatan dengan kerajaan belanda ialah nederladsschindischevrijzinnig bond ( NIVB ) Chritelijkeetischepartij (CEP) indenchekatholiekepartij (IKP ) danpoliteikekonomische bond (PEB).

NIVB didirikan pada tahun 1916 yang mencita-citakan agar bangsa indonisia mendapatkan pemerintahan sendiri berdasarkan demokrasi dan untuk, mereasasikannya harus di tempuh politik asosiasi. Wakil duduk dalam dewan rakyat ialah Ahmad Jaya di ningrat dan Suyono yang keduanya menduduki jabatan tinggi dalam berokrasi colonial.

Part, kristen protestan atau CEP didirikan pada tahun 1917. 0rganisasi ini bertujuan agar agama Kristen menjadi dasar agama Negara dan mendidik rakyat agar mampu berdiri sendri tetapi masih dalam ikatan dengan Belanda. Pads tahun 1918 IKP didirikan dengan dasar agama katolik hendak memajukan kehidupan social politik rakyat pemerintahan sendri yang akan di bentuk itu masih mempunyai ikatan dengan Negara induk.

Di antara organisasi di atas ada yang besikap reaksioner terhadap politik etis yang di pandanganya terlalu maju. PEB didirikan pada tahun 1919 yang dengan asosiasi di harapkan dapat di bentuk pemerinthan sendiri yang demokratis dan pengaruhnya tersebar di lingkungan pegawai kolonial dan pangreh praja agar mereka mudah naik pangkat.

Pada dasarnya politik asosiasi adalah usaha menyatukan timur dangan barat dengan mengikat keduanya. Masyarakat timur yang telah di sisikkannya di tempatkan dalam pergaulan colonial sehingga mereka terpisah dari masyarkatnya dan sudah pasti mereka menguntungkan pemerintah colonial. Cara ini di maksutkan untuk menjembatani timur dan barat yaitu dengan memasang tonggak-tonggak "terasoslasikan"itu sebagai pelaksanaan pemerintah colonial dan dengan ini di harapkan pemerintah tidak menghadapi kesulitan. 

Agen-agen politik asosiasi telah memungut anak-anak indonesia menjadi "asuhannya" sehingga mereka tebiasa dengan budaya pengasuhnya yang dengan sendirinya melupakan budayanya sendiri pola dan corak pemikirnya sudah meniru colonial dan ke belanda-belandaan dan keluar dari budaya aslinya.

Politik asosiasi memancukup ideal dengan hanya menyatukan barat dan timur, tetapi kenyataannya hanya sekelompok elite bumiputera saja yang terangkat dari masyarakat dan kemudian di tempatkan dalam jembatan-jembatan colonial yang untuk sementara mereka merasa puas. 

Akan tetapi dengan terjadinya perubahan situasi, kususnya setelah dunia satu , makan perusahaan perkebunan khususnya memperoleh kemajuan yang pesat sekali dan keuntungan yang berlipat ganda . sebaliknya rakyat tetap sengsara dengan upah rendah dan kesejahteraan yang makin menurun. Jurang pemisah antar barat dan timur tak terbendung lagi perbedaan ekonomi makin melebar.

Dalam dunia politik gerakan orang belanda yang menganut paham asosiasi telah mengalami kegagalan. Salah seorang tokoh politik asosiasi, Snouck Hurgronje, menyatakan bahwa orang indonesia harus di westernisasikan dan golongan intelektual ini yang akan menjadi penguasa dan mereka diajak berkerjasama dengan pemerintah, barat dan timur berdampingan secara damai. Akan tetapi ternyata apa yang di inginkan pendukung asosiasi mengalami kegagalan. 

Organisasi campuran tidak menjadi partai ,rakyat tetapi hanya sekedar untuk mendapatkan wakil-waklinya dalam dewan rakyat. Setelah keluarnya Achmadjaya di Ninggrat dari NIVB Suyonodari PEB, organisasi campuran makin lama makin tidak terdengar suaranya. Organisasi ini dapat di pandang sebagai organisaisi yang hanya memiliki kepentingan orang-orang Belanda idealis dan tidak mengherankan kalau idialisme mereka terdesak oleh perkembangan nosianalisme yang mungkin kuat, tujuan asosiasi yang inenghendaki kata ikatan dengan negri induk telah terdesak oleh tumbuhnya nasionalisme yang ingin dari ikatan kolonialisme.

Sementara itu terdapat organisasi yang ingin tetap mempertahankan kepentingan khususnya ekonomi dan politik. PEB dengan tegas ingin menolak setiap usaha orng-ornag yang akan memberi jalan bagi kemerdekaan indonesia. Jelas kiranya PEB akan mengekalkan pemerintahan colonial dan meskipun menjalankan politik asosiasi tetapi kenyataannya anggota-anggotanya reaksional dan mendapat kekuasaan besar untuk mengatur partai.

Seorang pengusaha perkebuanan Deli, Kasteleyn, mengatakan bahwa; " kita harus menjauhkan segala sesuatunya, yang akan memberi jalan kepada pertanian anak negeri akan meluaskan tanamannya jika hasil tanaman yaitu tidak di butuhkan. karena, jika tidak di lakukan demikian, samalah kita dengan menggali kuburan sendri". Demikianlah kehawatiran pengusaha perkebunan terhadap ancaman yang berasal dari perkembangan nasionalisme.

Setelah perang dunia 1 berakhir perusahaan barat berkembang pesat. Produksi perkebunan meningkat lagi dan keuntungan makin tinggi karena biaya produksi masih tetap rendah keuntungan dari perkebunan out di terima oleh pemerintah tetapi sebaliknya rakyat tetap pemerintah upah, kerja wajib masih menjadi beban berat bagi petani jurang. Jurang social ekomi antara barat dan timur makin lebar makin jelas bahwa ID asosiasi yang ingin menjembatani barat timur.

Memang tujuan organisasi campuran pada dasarnya ingin mengekalkan hubungan koloni dan negri induk seperti di lakukan PEB. Selain itu agar organisasi itu mendapatkan keuntungan yang di dukung oleh setiap tindakan yang reaksiaoner.

Kesimpulan dan Saran

Timbul dan perkembangan organisasi buruh dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kehidupan perkotaan yang menciptakan timbulnya organisasi buruh kota dan kehidupan pedesaan yang menciptakan timbulnya buruh tani, khususnya di pabrik dan perkebunan tebu. Timbul perkembangan dan puncak gerakan buruh sangat singkat yang hanya berlangsung selama 25 tahun. Pendorong perkembangan organisasi buruh adalah SI dan PKI.

Organisasi campuran adalah organisasi yang anggotanya terdiri dari orang orang pribumi dan orang orang asing. Tujuanya ada yang untuk menuju kemerdekaan Indonesia dan ada pula yang tujuannya ingin tetap berada dalam ikatan belanda. Politik asosiasi memancukup ideal dengan hanya menyatukan barat dan timur, tetapi kenyataannya hanya sekelompok elite bumiputera saja yang terangkat dari masyarakat dan kemudian di tempatkan dalam jembatan-jembatan colonial yang untuk sementara mereka merasa puas.

Yang di maksud dengan alat alat penekan pergerakan nasional adalah alat alat yang sering di gunakan oleh pemerintah kolonial berupa pasal-pasal dalam KUHP, Peraturan Pemerintah, dan hak-hak istimewa gubernur jenderal untuk mengurangi kebebasasn bergerak organisasi pergerakan nasional karena organisasi itu dipandang menggangu jalanya kestabilan dan jalanya pemerintahan.

Penulis: Monalisa Hutagaol

Prodi: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Mahasiswi Universitas HKBP Nommensen Medan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun