Mohon tunggu...
Monalisa Hutagaol (20110039)
Monalisa Hutagaol (20110039) Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas HKBP Nommensen Medan

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dinamika Pertumbuhan dan Perkembangan Organisasi Buruh dan Campuran pada Masa Pergerakan Nasional

21 Juni 2021   08:15 Diperbarui: 21 Juni 2021   08:42 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya politik assosiasi adalah usaha menyatukan barat dan timur dengan mengikat keduanya. Politik ini memang di rasa cukup ideal untuk menyatakan keduanya, tetapi apada kenyataanya hanya sekelompok elite bumi putera saja yang terangkat dan kemudian di aktifkan dalam jabatan jabatan colonial yang untuk sementara waktu mereka puas.

Organisasi campuran adalah perkumpulan yang angggota-anggotanya terdiri dari indonisia dan orang asing : tujuannya ada yang menuju kemerdekaan indonisia dan ada yang inggin tetap dalam ikatan dengan ikatan kerajaan Belanda. organisasi campuran yang menginginkan kemerdekaan yang sudah di jelaskan di muka ialah IP dan kemudian Indische Social Democratis Hevereniiging (ISDV) yang sudah di singgung-singgung karena organisasi ini merupakan pendahulu PKI. 

Organisasi ini di ciptakan oleh Belanda totok yang ingin menyebarkan idiologi pertentangan kelas . Pertama kali sekali ia menyebarkan pengaruhnya lingkungan buruh kereta api atau VSTP. Organisasi ini didirikan di semarang pada tahun 1914 tetapi tidak mendapat dukungan masa, maka berusaha mendekati organisasi lain dan serikat sekerja SI cabang semaranglah yang di incar untuk di rebut masanya dan cabang itu kemudian di kenal dengan SI "merah".

Organisasi campuran terbuka untuk semua golongan bersifat reformatis berdasarkan marsesme ialah Indische Social Demokcratisc Hepartif( ISDP) yang merupakan cabang part, buruh di Belanda. Organisasi ini mengharapkan lambat laun memperoleh kemerdekaan, dan mempunyai hubungan diplomatic internasional . namun demi anorganisasi yang cukup " maju" ini pun tidak mendapatkan tempat dalam masyarakat.

Organisasi campuran yang mengiginkan tetap dalam ikatan dengan kerajaan belanda ialah nederladsschindischevrijzinnig bond ( NIVB ) Chritelijkeetischepartij (CEP) indenchekatholiekepartij (IKP ) danpoliteikekonomische bond (PEB).

NIVB didirikan pada tahun 1916 yang mencita-citakan agar bangsa indonisia mendapatkan pemerintahan sendiri berdasarkan demokrasi dan untuk, mereasasikannya harus di tempuh politik asosiasi. Wakil duduk dalam dewan rakyat ialah Ahmad Jaya di ningrat dan Suyono yang keduanya menduduki jabatan tinggi dalam berokrasi colonial.

Part, kristen protestan atau CEP didirikan pada tahun 1917. 0rganisasi ini bertujuan agar agama Kristen menjadi dasar agama Negara dan mendidik rakyat agar mampu berdiri sendri tetapi masih dalam ikatan dengan Belanda. Pads tahun 1918 IKP didirikan dengan dasar agama katolik hendak memajukan kehidupan social politik rakyat pemerintahan sendri yang akan di bentuk itu masih mempunyai ikatan dengan Negara induk.

Di antara organisasi di atas ada yang besikap reaksioner terhadap politik etis yang di pandanganya terlalu maju. PEB didirikan pada tahun 1919 yang dengan asosiasi di harapkan dapat di bentuk pemerinthan sendiri yang demokratis dan pengaruhnya tersebar di lingkungan pegawai kolonial dan pangreh praja agar mereka mudah naik pangkat.

Pada dasarnya politik asosiasi adalah usaha menyatukan timur dangan barat dengan mengikat keduanya. Masyarakat timur yang telah di sisikkannya di tempatkan dalam pergaulan colonial sehingga mereka terpisah dari masyarkatnya dan sudah pasti mereka menguntungkan pemerintah colonial. Cara ini di maksutkan untuk menjembatani timur dan barat yaitu dengan memasang tonggak-tonggak "terasoslasikan"itu sebagai pelaksanaan pemerintah colonial dan dengan ini di harapkan pemerintah tidak menghadapi kesulitan. 

Agen-agen politik asosiasi telah memungut anak-anak indonesia menjadi "asuhannya" sehingga mereka tebiasa dengan budaya pengasuhnya yang dengan sendirinya melupakan budayanya sendiri pola dan corak pemikirnya sudah meniru colonial dan ke belanda-belandaan dan keluar dari budaya aslinya.

Politik asosiasi memancukup ideal dengan hanya menyatukan barat dan timur, tetapi kenyataannya hanya sekelompok elite bumiputera saja yang terangkat dari masyarakat dan kemudian di tempatkan dalam jembatan-jembatan colonial yang untuk sementara mereka merasa puas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun