Kejayaan diatas tentunya merupakan bukti bahwa Islam memberikan solusi dalam mengatasi ketahanan pangan yang sekiranya mengalami masalah, dengan inovasi dan cara yang benar tentu menghasilkan perbaikan tanpa harus menzholimi rakyat. Karena pada dasarnya sistem pangan dalam Islam dilakukan secara berdirkari, mandiri, dan tersistem. Negara akan melakukan seluruh upaya untuk mewujudkannya sesuai dengan sistem ekonomi Islam, dan dengan dukungan sistem lain dalam bingkai penerapan islam kaffah.
Islam menjawab segala persoalan dari segala aspek, terlebih masalah pangan yang hingga hari ini tak pernah teratasi dengan benar dan terarah. Terdapat dua aspek yang dilakukan oleh negara di dalam Islam dari aspek teknis dengan menetapkan kebijakan : Pertama, menghentikan impor dan memberdayakan sektor pertanian melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pertania, dimanna intensifikasi dilakukan untuk meningkatkan produktivitas lahan yang sudah ada, dengan mengupayakan pengembangan teknologi budidaya pertanian, pengadaan alat pertanian yang canggih, pengembangan bibit unggul, harga pupuk terjangkau, memberi pelatihan dan keterampilan kepada petani hingga mumpuni, memberi akses air secara gratis karena air adalah milik umum yang merupakan hal penting dalam irigasi pertanian.
Sedang ekstenfikasi sendiri fokusnya ke pembukaan lahan-lahan baru dan menghidupkan tanah mati. Menghidupkan tanah mati artinya mengelola tanah atau menjadikan tanah tersebut siap untuk langsung ditanami. Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang telah menghidupkan sebidang tanah mati, maka tanah itu adalah miliknya". (HR Bukhari, Tirmidzi, dan Abu Dawud).
Kedua, mekanisme pasar yang sehat. Negara melarang penimbunan, penipuan, praktik ribawi, monopoli, dan mematok harga. Sebab negara akan menindak tegas siapa saja yang melakukan pelanggaran. (Mnews,25-09-2024)
Dengan demikian, jelaslah bahwa Islam memberikan solusi yang benar dan pasti didalam menerapkan regulasi serta kebijakannya,tujuannya untuk kemaslahatan seluruh rakyat tanpa kecuali serta tidak ada yang dirugikan maupun dizhalimi. Karena Islam mengedapkan kepentingan rakyatnya diatas segala-galanya, bukan seperti sistem sekuler kapitalis yang sekiranya besar pasak dari pada tiang, lebih mengutamakan isi perut sendiri ketimbang kepentingan rakyat yang sudah sangat genting dan urgent untuk dipenuhi. Wallahu allam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H